Rabu, 25 November 2015

The Hermitage-Pitlochry-The Loch Tummel




Suhu udara memasuki musim dingin ini sudah makin menurun saja. Rasanya musim dingin kali ini lebih dingin daripada tahun sebelumnya. Saya merapatkan syal untuk menahan hawa dingin yang menyelusup sembari menunggu kedatangan bis tour yang akan membawa saya menuju Pitlochry. Saya dan teman seperjalanan ikut bus tour kampus yang akan mengunjungi beberapa lokasi di Highland. Saya beberapa kali ikut tour kampus ini, terutama untuk lokasi yang sulit dijangkau dengan kendaraan umum seperti bis maupun kereta. Pitlochry, tujuan tour kali ini berada di area highland. Oh ya, Skotlandia dibagi menjadi dua daerah besar yakni lowland (dataran rendah) dan highland (dataran tinggi), dan Glasgow termasuk ke area lowland.

Bus tiba tepat waktu sekitar pukul 7.45 dengan waktu keberangkatan yang tertera di tiket adalah pukul 8.00. Satu hal yang patut untuk dicontoh yakni ketepatan waktu sesuai jadwal. Seperti biasa saya mengambil posisi duduk di dekat jendela, tentu saja agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di luar jendela. Pemandangan lanskap Scotland apalagi area highland selalu memanjakan mata. Bus meninggalkan Glasgow dengan matahari yang baru saja terbit menampakan gurat gurat kemerahan di langit pagi itu. Jarang sekali rasanya melihat matahari terbit di sini. Tentu saja karena jarang matahari muncul ehehe. Beberapa waktu itu cuaca sudah makin tak menentu, seringkali hujan disertai angin yang membuat malas sekali ke luar rumah. Makanya Alhamdulillah hari ini cuacanya cerah, walau tetap saja suhunya bbrrrrr.

Bus melaju menuju area higland dengan pemberhentian pertama kami adalah The hermitage National Park. Agendanya jalan-jalan saja menyusuri River Braan di hutan Craigvinean tersebut. Pemandanganya hampir sama lah dengan National Park di Indonesia, bahkan beberapa lebih indah di Indonesia. Ada air terjun dan juga gardu pandangnya. Memang agak aneh sih, dingin-dingin begini jalan-jalan ke park ehehe..tapi tetap saja menyenangkan kok. 

The Hermitage-Hutan Craigvinean
Tujuan tour kali ini adalah ke Pitlochry, sebuah kota kecil di area Highland. Kotanya cantik dengan lanskapnya yang apik. Walaupun tidak terlalu banyak tempat yang bisa dikunjungi, namun berjalan-jalan di area city centre-nya saja juga sudah lumayan menghibur. Kami mampir ke toko fish and chips sebelum mulai menjelajah. Sebenarnya kami sudah menyiapkan bekal berupa nasi dan ayam kungpao, namun sepertinya hawa dingin yang menyergap membuat kami ingin makan sesuatu yang hangat-hangat. Kami ngobrol dengan di penjual fish and chips dan bertanya lokasi mana yang layak untuk dikunjungi. Katanya dia sih pergi saja ke Fish Ladder.
Akhirnya kami pun menuju ke sana. Hummm, sebuah bendungan yang terlihat sudah cukup tua. The Dam and Fish Ladder ini dibangun antara 1947-1951, yang fungsi untuk generator listrik dan fish laddernya untuk memungkinkan migrasinya salmon atlantik melewati dinding bendungan. Kalau bagi saya yang anak tropis, wisata begini gini emang terasa tidak terlalu menarik. Ya lumayan buat tahu-tahu aja lah. Di seberang dam, ada jembatan yang lumayan unik dimana ada gembok gembok kunci yang bertuliskan nama pasangan-pasangan gitu. Ala-Ala yang ada di Paris gitu lah.

Usai dari Fish Ladder kami kembali ke city centre, dan hendak menuju Pitlochry Church. Signal Hp di area ini sudah susah banget untuk google maps, jadinya ya asal jalan saja. Dan tadaaa...akhirnya ketemu juga. Bangunannya super cantik. Dari gereja ini juga bisa memandang lanskap kota ini dari ketinggian. 


Atap-atap bangunan bangunan kota yang terlihat dengan atap atapnya yang berbentuk kerucut itu membuat berasa seperti dengan di negeri dongeng gitu ehehe. Lihatlah foto di bawah ini, terlihat kan lanskap kota ini yang cantik.



Usai dari gereja, kami menghabiskan sisa waktu untuk berkeliling di area city centre. Memasuki toko-toko, ataupun sekedar jalan-jalan menyusuri kota sampai jam 3 sore, waktunya kami kembali ke bis untuk perjalanan berikutnya.
Dari area pusat kota Pitlochry, kami kemudian menuju The Queen's view. Kata di Hoji, pemandu tour ini..the Queen's view adalah salah satu tempat favorit dia selain Isle of Skye. Hiks, ingat Isle of Skye saya mendadak sedih. Soalnya sampai mau pulang pun belum kesampaian ke sana. Lokasinya yang sulit dijangkau dengan kendaraan umum itulah yang membuat susah menuju ke tempat itu. Biasanya anak-anak pada rombongan sewa mobil ke sana, ataupun ikut tour. Nah, berhubung kemarin-kemarin saya masih ribut dengan urusan thesis, jadi nggak sempat ikut rombongan anak-anak Glasgow. Baru deh, saat waktu sudah sempit begini berasa...dududu.
Ah, itu mungkin tandanya saya harus balik lagi ya ke sini buat jalan-jalan ahah

Baiklah, sekitar 30-45 menit kami sampai di Queen's View, Loch Tummel. Rencananya, tour ini mampir ke tempat ini sekitar jam 4 sore untuk melihat sunset. Tapi langitnya Scotland lagi nggak begitu bersahabat, jadinya sunsetnya nggak muncul. Tak apalah, udah dikasih cuaca nggak hujan saja seharian ini sudah Alhamdulillah banget.
Dan ternyata the Queen's view ini memang indah. Dari tempat ini kita bisa melihat Loch Tummel dari atas. Konon, tempat ini dinamai The Queen"s view setelah Ratu Victoria mengunjungi daerah ini pada tahun 1866. Tempatnya sungguh seperti di antah berantah, di antara Tay Forest Park,  jalan menuju ke tempat ini hanya sebuah jalan sempit yang hanya bisa dilalui 2 mobil yang mengharuskan mobil berjalan perlahan saat harus bersimpangan. Susah kan kalau pakai kendaraan umum, mana ada yang jurusan ke tempat ini. Ini sih salah satu keuntungan ikut tour kampus seperti ini, harganya lumayan bersahabat dan bisa ke beberapa tempat dalam sekali tour. 

Kami diberikan waktu satu jam untuk menikmati tempat ini untuk berfoto, duduk-duduk ataupun bisa ke cafe untuk minum kopi. Ada satu cafe yang tersedia di sini, tempatnya pun cukup representatif. Sempet kepikiran, ini pegawai cafe-nya gimana ya transportnya tiap hari kerja di sini? heheh lah kerja di tengah area antah berantah seperti ini.





Usai dari The Queen's view kami kembali menuju Glasgow. Dengan suhu yang makin menurun, dan dingin sudah semakin memeluki tubuh. Penat memang, hari ini lumayan jalan banyak. Tapi tentu saja menyenangkan.
Jalan-jalan selalu saja menyenangkan, iya kan?


 

Kamis, 12 November 2015

5 tempat yang wajib kamu kunjungi saat ke Glasgow




Sudah lama banget saya tinggal di Glasgow, tapi rasanya saya belum cukup untuk memberikan informasi mengenai kota ini. Trus selama ini saya nulis apaan saja ya? Hehe. Baiklah, kali ini saya ingin berbagi informasi mengenai 5 tempat yang wajib kamu kunjungi kalau berkesempatan menyambangi Glasgow. Kalau misal stay untuk jangka waktu panjang, jelas kesempatan untuk mengeksplor Glasgow lebih leluasa, namun kalau misal datang ke Glasgow untuk liburan singkat 1-2 hari, pastilah harus memilih tempat-tempat mana yang layak untuk dikunjungi. Nah ini dia 5 tempat “must to see” di Glasgow versi saya.

1. University of Glasgow
Dokumentasi Pribadi


Aih, lihatlah indahnya gambar di atas. Maka tak ragu saya menempatkan tempat ini menjadi peringkat pertama. Bukan karena saya mahasiswa University of Glasgow lho ya. Tapi memang tempat ini wajib banget untuk kamu kunjungi deh. Belum ke Glasgow kalau belum mengunjungi dan foto-foto ini tempat ini. Cantik banget bangunan dan arsitekturnya, serasa bernuansa hoghwart-hoghwart gitu deh. Saya sendiri yang sudah sering banget ke sana, rasanya nggak pernah bosen-bosennya ke sana lagi. Entah sudah berapa kali foto-fotoan di sana, soalnya tiap kali ada teman yang liburan ke Glasgow, jelas saya ajak kesana. Saya pernah menulis tentang kampus UoG ini di tulisan ini, silahkan disimak untuk lebih jelasnya ya.
Selain melihat lihat kampus, ataupun mampir ke souvenir shop-nya university, ada juga museum di dalamnya lho, namanya Hunterian Museum. Museum yang didirikan tahun 1807 ini merupakan  museum publik tertua di Scotland yang berisi banyak koleksi koleksi kuno. Dan yang sip lagi, gratis lho untuk bisa masuk ke museum ini. Kalau mau lebih detail ingin melihat informasi mengenai Hunterian museum ini bisa dilihat di sini ya.

2. Kelvingrove Art Gallery and Museum

Foto : Koleksi Pribadi

Museum ini cantik sekali, suka banget penampakannya dari luar. Apalagi letaknya yang dekat sekali dengan kampus utama UoG, jadi kamu bisa mengunjungi dua tempat ini sekaligus. Dan lagi-lagi gratis pula untuk mengunjungi musium super keren ini. Baik hati kan ya Glasgow, museum-museumnya kebanyakan gratis. Paling-paling disediakan tempat donasi yang kamu bisa memberikan donasi berapa saja kalau ingin menyumbang. Museum ini luas banget, kalau mau detail lihat satu-satu bisa habis waktu seharian ehehe. Rasanya saya yang berkali-kali ke situ belum juga khatam mengamati satu per satu ruangan dan koleksi yang ada di museum tersebut. Informasi waktu buka dan info lebih lanjut bisa kalian cek di sini

3. Necropolis

Foto koleksi pribadi

Nah, untuk yang satu ini saya pun tak ragu untuk memasukkan ke dalam list. Necropolis, kuburan di atas bukit yang bisa jadi tempat wisata yang apik. Kuburan nampaknya memberikan kesan yang seram ya, tapi tidak halnya di sini. Kalian bisa menikmati suasana abad pertengahan di tempat ini plus juga bisa melihat Glasgow dari atas, cantik banget deh. Letaknya di daerah city centre, dekat dengan Glasgow katedral dan St Mungo Museum of religious life and art. Nah, kawasan ini sepaket deh kalau mau jalan ke sana. Bisa tiga tempat sekaligus saling berdekatan, pas banget. Museum St. Mungo-nya juga menarik banget buat dikunjungi. Kalian bisa menemukan banyak koleksi dan pelajaran tentang berbagai agama di sana. Again, it's free entry!
Kalian bisa cek-cek info lengkap tentang St Mungo museum di sini.
4. George Square
 
source pic : here

 Ini landmark-nya kota Glasgow, George Square. Saat ini george square diperuntukkan untuk kantor City Council. Di tempat ini biasanya warga Glasgow bisa berkumpul, duduk duduk membaca, ataupun kadang dijadikan tempat acara-acara. Di lapangan yang dibangun tahun 1781 ini ada patung orang-orang penting seperti James Watt, Robert Burns, Sir Walter Scott dll. Nggak istimewa banget sih, tapi karena ini landmark-nya Glasgow, kayaknya nggak komplit kunjungan kamu kalau tidak ke sini. Letaknya persis di city centre, jadi kalian bisa sekalian jalan-jalan di sekitar city centre untuk sekedar sight seeing, beli souvenir ataupun cari tempat makan hehe.

5.Glasgow Green
Foto koleksi Pribadi

Untuk peringkat kelima, saya agak bingung untuk memasukkan list yang mana ahah. Soalnya setelah keempat tempat di atas, rasanya setelahnya hampir-hampir sama peringkatnya. Tergantung kalian pengen wisata yang seperti apa. Tapi rasanya Glasgow green ini layak untuk kalian pertimbangkan untuk dikunjungi. Tempatnya gampang dijangkau, cukup jalan saja dari city centre. Cukup lengkap mewakili kalau kalian ingin wisata alam dan historis sekaligus. Apalagi kalau pas musim semi atau musim gugur, pemandangan di sekitar Glasgow green pasti cantik. Kalian bisa mampir ke museum kecilnya di dalam untuk melihat lihat sejarah Glasgow, ataupun kalau jenuh dengan museum kalian bisa duduk-duduk menikmati pemandangan.

Nah itu dia kelima tempat yang wajib kamu kunjungi kala ke Glasgow. Sebenarnya daftar di atas adalah tempat-tempat mainstream turis. Ada banyak tempat lain lagi yang juga menarik untuk dikunjungi. Taman-tamannya Glasgow juga cantik-cantik, tersebar di seluruh penjuru Glasgow, atau kalau kalian penggemar sepakbola, juga bisa mengunjungi stadion Glasgow Celtic ataupun juga markasnya Glasgow Rangers. Museum lainnya juga nggak kalah banyak dan menarik seperti GOMA (Glasgow of Modern Art), Riverside Museum (museum transport), Glasgow Science Centre, dan lain lain. Glasgow banyak sekali menawarkan pilihan tempat yang patut kalian kunjungi. Dan awas, hati-hati. Kalian bisa jatuh cinta dengan mudah pada kota ini!

Glasgow, 12 November 2015.


 

Selasa, 10 November 2015

Berbagi Tips Tentang Menulis Thesis





Mumpung masih hangat baru selesai menulis thesis, saya ingin berbagi beberapa tips berdasarkan pengalaman pribadi saya kala menyelesaikan thesis. Oh ya, thesis adalah istilah laporan akhir untuk jenjang S3 di UK, sedangkan kalau di Indonesia thesis itu untuk jenjang magister (di Indonesia laporan untuk S3 disebut disertasi). Bukan karena saya merasa ahli nulis trus bagi-bagi tips, enggaklah. Niat saya hanya ingin membagikan pengalaman, siapa tau ada yang mampir ke blog ini yang tengah atau akan menulis thesis S3nya. Karena masa-masa thesis writing juga masa yang tidak mudah. Banyak lho mahasiswa yang stress karena susah progress, bahkan ada layanan konseling tersendiri yang disediakan di kampus kalau ada mahasiswa yang ingin curhat mengenai problematika selama thesis writing.

Untuk jenjang pendidikan S3 di UK, biasanya untuk yang based lab-work (atau terutamanya bidang sciences) 3 tahun diperuntukan untuk penelitian, kemudian 1 tahun untuk thesis writing. Sedangkan untuk ilmu-ilmu sosial, jadwalnya lebih fleksibel bisa dimulai kapan saja. Kenapa? Soalnya kalau udah capek lab work agak susah meluangkan waktu untuk nulis. Jadi memang biasanya supervisor biasanya mematok waktu 3 tahun untuk lab work, kemudian stop dan setahun berikutnya diperuntukan untuk menulis thesisnya. Kebayang kan kalau alokasi waktu normalnya untuk nulis dikasih setahun, it must be something serious!
Tapi untuk kasus saya, saya lab work 3,5 tahun karena sampel saya baru bisa dibawa ke Glasgow di penghujung tahun ke 3, jadi saya masih harus kerja lab untuk analisis sampel yang dikirim dari Indonesia. Jadi untuk thesis writing yang free hanya 6 bulan. Dan berapa bulan saya benar-benar mengerjakan thesis saya? Ahahah 3 bulan! Itupun yang benar-benar serius cuma 2 bulan yakni bulan Agustus dan bulan september. Tengoklah postingan blog saya bulan Juli, saya masih tiap weekend jualan di Edinburgh selama bulan ramadan karena masih harus mikir untuk biaya hidup. Dan kalau capek begitu produktivitas saya nulis thesis anjlok eheh. Barulah mulai awal bulan Agustus saya fokus lagi. Walaupun saat itu saya sendiri pun nggak begitu yakin, bisa selesai nggak nih cuma tinggal 2 bulan karena deadline submit thesis saya di akhir Bulan September. Kala itu saya sudah selesai 2 chapter, dan masih tersisa 4 chapter lagi yang harus ditulis.

Makanya teman lab saya sesama mahasiswa PhD, bertanya : “ How did you manage to finish all of your chapters in a very short time?”
Sementara dia tidak bisa menyelesaikan on time dan mengajukan perpanjangan deadline submit, dan dari kampus diberikan tambahan waktu 2 bulan yakni sampai akhir November ini untuk submit. 
Nah, saya ingin berbagi beberapa tips semoga bisa bermanfaat bagi yang akan atau sedang menulis thesis.

1. Benar-benar menulislah pada saatnya harus nulis!
Ini sih tips utama, soalnya dulu-dulu saat deadline masih jauh, iya sih memang berada di depan komputer dengan “niat” mau nulis thesis, tapi nyatanya in end of the day...progressnya nggak banyak, bahkan kadang-kadang nggak progress. Bagi yang sedang nulis skripsi atau disertasi S2 mungkin tips ini juga berguna. Karena pastilah sering mengalami hal ini. Niatnya pengen ngerjain, tapi nggak fokus..nggak konsentrasi, hasilnya nggak maksimal. Bahkan ini bisa memicu stress, soalnya kita merasa menghabiskan waktu yang lama, tapi ternyata progressnya nggak ada (minimal). Kemudian kualitas kerjaan/tulisan kita saat kita mengerjakannya dengan fokus dan penuh konsentrasi dibandingkan dengan fokus asal-asalan, it’s totally different!


Saya bahkan ketika baca ulang 2 bab yang saya tulis sebelumnya, sempet berpikir..ya ampun, ini tulisan apaaan..dan alhasil, saya banyak sekali mengubah 2 bab yang saya tulis sebelumnya. Jadi intinya, fokus dan konsentrasilah pada saat kamu nulis. Dan berita baiknya, dengan begitu kamu nggak butuh waktu yang lama untuk bekerja. Serius!
Dalam satu hari ternyata kalau diakumulasi waktu saya “benar-benar” menulis nggak begitu lama, tapi progressnya sangat signifikan. Karena pada saat saya nulis, keliatan hasilnya dan produktif. Bahkan saya nggak ada acara lembur-lembur nulis, karena saya manfaatkan maksimal untuk istirahat. Kenapa? Otak saya nggak berfungsi dengan baik kalau capek. Nulis itu menghabiskan energi yang banyak, karena otak difungsikan untuk berpikir. Makanya kalau nulis itu bawaannya lapaaaar mulu. Makanya selama nulis thesis, saya pastikan asupan makan cukup dan juga cukup istirahatnya. Dengan begitu kerja otak maksimal pada saat mengerjakan. Dengan metode seperti ini, ternyata progress nulis saya sangat cepat. Dan bisa menyelesaikan serta submit bahkan 5 hari sebelum deadline.

Saya jadi berpikir, mungkin benar juga negara-negara yang mulai mengaplikasikan jam kerja yang diperpendek. Karena memang ada batasan waktu tubuh bisa bekerja dengan maksimal. Sayangnya, di Indonesia (dan juga di negara-negara lain, jepang misalnya) masih ada anggapan kalau bekerja extra time itu berbanding lurus dengan produktivitas karyawan/pekerja yang lebih baik. Kalau saya sih lebih memilih bekerja secara efisien, *artinya saya jadi masih punya waktu untuk me time, jalan-jalan, nulis-nulis di blog, masak ahaha.

2. Ciptakan suasana yang kondusif untuk menulis
Nulis juga butuh suasana yang kondusif untuk bisa memberikan dukungan kondisi kerja yang maksimal. Nah, kalau soal ini setiap orang punya preferensi masing-masing. Kalau saya misalnya memutuskan untuk off dari kampus (nggak masuk kampus/lab lagi), hanya sesekali ke kampus kalau ada kepentingan saja. Karena saya lebih nyaman nulis di flat, karena bisa fleksibel istirahatnya dan juga lebih fokus. Tentu saja ini per orang beda-beda, ada yang lebih suka nulis di perpus, di kampus, atau di cafe. Terserah, yang penting ciptakan suasana yang kondusif agar kamu bisa konsentrasi dengan maksimal.

3. Take a break
Berikan tubuh dan otak istirahat yang cukup. Soalnya otak adalah amunisi utama untuk menulis. Kalau otak lelah karena terlalu diforsir, hasilnya juga nggak maksimal. Tetaplah berikan waktu untuk istirahat yang cukup. Saya masih tetep jalan-jalan di saat weekend misalnya untuk refreshing, mengambil jeda sejenak biar seger lagi otak. Sehingga esoknya juga bisa fresh lagi untuk bekerja/nulis.

Tetep dong acara jalan-jalan :)

 4. Don’t panic -- Don’t stress too much!
 Ini berhubungan dengan poin di atas sih. Kalau otak stress, nggak bisa jalan. Stress ini maksudnya stress yang berlebihan. Karena menurut saya “tekanan/stress” ini perlu juga untuk membuat otak bekerja. Rasanya ada adrenalin yang terpacu kalau ada target-target, daripada dalam kondisi terlalu santai. Tapi juga jangan stress berlebihan, kacau jadinya. Makanya manajemen stress itu perlu banget untuk menjaga mood tetep baik untuk nulis. Saya juga mengalami saat stressnya kebanyakan, pernah ada kala saat banyak sekali masalah yang muncul bertubi-tubi sehingga benar-benar membuat saya nggak bisa konsentrasi menulis. 


4. Deadline is important!
Nah ini dia, deadline itu penting untuk memacu kita. Deadline itu kasian sih, kadang-kadang kita benci sama deadline, tapi padahal kita juga sadar kalau deadline itu ternyata penting banget ahaha. Coba kalau kita kerja tanpa deadline, jadinya santai-santai kan. Otak juga jadi santai kerjanya kalau enggak ada deadline. Coba latih bikin deadline kecil-kecil sebelum “the real deadline”. Bikin deadline sendiri kapan kamu harus selesai nulis Bab X, atau kapan kamu serahkan revisi Bab Y. Dengan begitu kamu lebih bisa terpacu untuk menyelesaikan. Dan deadline/target-target kecil ini terasa lebih ringan untuk diselesaikan dibandingkan harus terpaku dengan dealine akhir. Thesis yang saya submit akhir bulan september itu setelah selesai ditulis per bab, kemudian diserahkan ke dua orang post doc (Mel dan Steph), kemudian setelah memperbaiki koreksian dari mereka berdua, baru bisa maju diserahkan ke supervisor untuk dikoreksi, kemudian melakukan revisi lagi. Nah, rentang waktu itu harus diperhitungkan. Oleh karena itu planning, eksekusi dan awareness pada deadline itu sangat penting sih menurut saya. Saat itu saya berpikirnya, saya harus selesai karena nggak mau mikul beban berkepanjangan. Memang sih bisa saja ngajuin perpanjangan deadline seperti sahabat saya itu, tapi it means stressnya berkepanjangan lagi. Karena setelah submit, saya masih harus menunggu dan menghadapi viva. Artinya masih ada beban lagi, makanya saya bersikeras untuk bisa selesai nulis thesis tepat waktu.

Dan alhamdulillah, sekarang bisa selesai semuanya dengan baik. Tinggal menunggu daftar revisian setelah viva yang akan dikirim, kemudian bisa melangkah untuk mengerjakan hal-hal lain. Karena masih harus mengerjakan revisian paper, dan melanjutkan nulis paper kedua plus sudah ada janjian meeting untuk sebuah project lanjutan. Alhamdulillah sudah ada project lanjutan yang sudah diawali dikerjakan dan sepertinya akan lanjut terus kolaborasi dengan orang-orang Glasgow dan Edinburgh. Siapa tau yah itu bisa membuat saya sesekali mengunjungi Glasgow lagi ehehe.

Demikian sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat. Eits, dan yang terakhir ini juga penting. Semangat! Ini sih juga kunci dari semua aktivitas..dengan semangat kamu bisa menghadapi dan menyelesaikan apa saja.
Salam semangat dari Glasgow!

10 Nomber 2015. Glasgow yang diguyur hujan sedari pagi