Kamis, 10 Juli 2008

Parpol Berebut Nomor Cantik


Setelah lama dicekoki sajian televisi berbau italiano yang cas cis cus kadang-kadang nggak ngerti (tapi lumayanlah untuk melatih kebiasaan pendengaranku ;)), kini setelah beberapa hari menginjakkan lagi kaki di tanah air, mulai lagi menyaksikan guyonan politik dan berita-berita kondisi negara yang masih saja morat marit. Mulai dari kondisi perkampungan untuk atlit PON yang sangat memprihatinkan sampai dengan berita tentang pengundian nomor urut parpol untuk pemilu 2009 mendatang. Nah, ini lumayan menarik perhatianku. Aku bukan termasuk orang yang maniak dan percaya berlebihan terhadap angka, cuma tetap saja ada angka-angka tertentu yang nyantol untuk dijadikan nomor HP, nomor kamar, dan nomor-nomor yang lain. Tercatat ada beberapa nomor penting seperti nomor 7, 10 dan 22 yang maaf-maaf saja alasannya bukan karena nomor ini ada tuah dibaliknya, namun memang ada alasan yang sarat aroma irasional hehe… (karena nomor itu terpampang di punggung orang-orang yang selalu kunanti untuk berlaga setiap minggunya hehe).

Drama pengundian nomor urut parpolpun ternyata memang budaya Indonesia dimana mereka berebut nomor cantik demi tujuan meraup suara. Nomor cantik dianggap mudah diingat oleh masyarakat, ataupun nomor urut menentukan tata letak dalam kertas suara yang memungkinkan lebih feasible untuk dilihat oleh pemilih. Sedemikian niatnya, hingga dari kubu PKB yang diwakili Yenny wahid dan Muhaimin Iskandar berebut nomor dengan mengambil 2 nomor (walah mbok yo, jangan serakah to), dan alhasil nomor yang akhirnya yang didapat adalah nomor 13, ups angka sial, demikian banyak kepercayaan orang.

Sial betul nomor 13 ini hingga banyak orang begitu menghindarinya. Sementara di Italia, banyak orang yang mempercayai bahwa angka sialnya adalah angka 17.

Namun sebenarnya, akankah para pemilih pada pemilu yang akan datang hanya akan mengingat nomor cantik tanpa memperhatikan sepak terjang parpol yang akan dicoblosnya?. Para pemilih di Indonesia memang terdiri dari beberapa strata, salah satunya adalah traditional voter yang biasanya adalah golongan masyarakat biasa yang tidak terlalu mementingkan urusan politik (nek mbiyen noblos iki ya sesuk noblos iki maneh), ataupun voter yang hanya ikut-ikutan yang lain saja. Mereka beranggapan lha wong mikirin urusan perut saja belum beres apalagi repot-repot mikirin politik yang nantinya hanya ”menghidupi”orang-orang penting itu saja. Ironi. Adanya keacuhan politik yang menggejala di masyarakat terus saja ada. Namun justru keadaan seperti ini menguntungkan sejumlah partai besar yang telah berlumut di kertas suara dari beberapa periode PEMILU bertahun-tahun lalu, dan semakin sulit bagi partai baru untuk meraup suara.

Semoga saja para pemilih kita sudah semakin melek politik, dengan benar-benar menimbang partai apa yang mampu memberikan harapan bagi perbaikan kondisi bangsa (ada gitu??waduh...itulah masalahnya!). Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan semakin cepatnya arus informasi, diharapkan tingkat pandangan politik, sosial dan budaya masyarakat Indonesia semakin membaik. Ya iya, kalo tidak begitu, mau sampai kapan Indonesia menjadi bangsa kelas ecek-ecek yang selalu dipandang sebelah mata??

Rabu, 18 Juni 2008

Co' yang tidak bisa dijadikan Suami





"Guardi, lui e molto carino!"(liat...dia ganteng banget)"tiba-tiba lenganku dicolek sahabatku saat baru beberapa saat duduk untuk menyaksikan concerto degli studenti stranieri dimana, 4 orang temanku berpartisipasi mengisi acara tersebut. Penasaran dengan komentarnya, pandanganku mencari ke arah yang ditunjuknya, Ah... ternyata matanya tengah mengkap tebaran pesona sang musisi jepang. Ia berdiri di samping bagian depan aula Magna Palazzo Gallengga dengan penampilannya yang kasual dan muka eksotis khas Giapponese, badannya terus bergerak seiring musik yang tengah dimainkan. Hmm..bukan tipikal lelaki jepang yang biasanya kaku, serius dan tidak ekspresif, ia tampak begitu menikmati setiap alunan nada yang dimainkan dan dengan begitu ekspresif mengikutinya dengan gerakan-gerakannya yang impresif, yup memang perpaduan yang menarik, pantas saja kalau sahabatku ini langsung sedikit "nancep"padanya hehe.

Ia serta merta menyuruhku untuk menanyakan identitas si co' jepang itu pada teman-teman jepangku yang duduk di barisan depanku.

"Sanche Nakajima" Begitu jawab Tomoko. Ah...Sanche. Dan saat gilirannya tampil dengan band jepangnya, hmm memang benar-benar memikat. Dengan gayanya yang bak musisi kelas atas, begitu lincahnya jari-jari tangannya memainkan senar gitar, ditambah lagi vokalnya yang terdengar dalam dan jernih. " Wah..tipikal anak band banget"hmmm begitu komentar sahabatku ini yang nampaknya tak bisa melepaskan pandangan dari si co' sunche ini.

Konser malam itu memang begitu menghibur, dengan tampilnya keempat temanku yang memainkan beberapa buah lagu.Ditambah lagi dengan beberapa penampilan dari beberapa negara lainnya, dan ditutup dengan penampilan musik latin ala argentina yang menghentak aula magna dengan iramanya yang rancak. Tapi, Sanche nakajima tetaplah la stella del concerto di konser malam itu (yup, setidaknya bagi beberapa orang hehe-tidak bagiku yang memang bukan tipikal^_^).

" Tapi, co' seperti itu bukan co' yang bisa dijadikan suami!" cetus sahabatku itu sambil tangannya terus sibuk mencuci piring, seusai makan siang dengan menu pasta dengan tuna.

Wew..aku tergelak sejenak.Che interressante! menarik..penyataan itu sering mampir di kepalaku, namun tidak pernah tercetus. Co' yang tidak bisa dijadikan suami?Mengapa? apakah karena hanya enak dilihat..dan tipikal co'populer seperti itu adalah co' flamboyan dengan mentalitas don juan?Wew nampaknya terlalu dangkal dan dini untuk mengatakan demikian. Hmm..aku teringat dengan sebuah kalimat menarik yang memaksaku untuk merasa tersentil dalam sebuah film yang dibintangi Cameron Diaz dan Jude law, The Holiday (l'amore e non va in vacanza). " Mengapa aku selalu tertarik dengan seseorang yang aku tau pasti orang itu bukan orang yang tepat untukku?" begitu kalimatnya. Mungkin memang hati tak pernah punya kuasa menolak untuk menjatuhkan cinta pada siapapun itu, tapi ternyata manusia tidak cukup dengan hanya setuju dengan pilihan hati, tapi rasionalitas kepala.



Selasa, 17 Juni 2008

Sukiyaki..hmmm Buonissimo!


"Campai (baca:Kampai)!!!!" kami serempak bersulang menyatukan sisi gelas kami masing.masing. Begitulah istilah bersulang dalam bahasa jepang. Kalo di Italia, salute atau cincin istilahnya..kalo di Indonesia???hmm apa ya..toss..atau entahlah, jarang sekali melakukannya di Indonesia.Ah..rasa kebersamaan menyeruak dalam hatiku, di meja yang sama duduk manusia-manusia dari berbagai bangsa, dengan budaya yang berbeda. Makan malam minggu ini adalah menu masakan jepang...SUKIYAKI. Seumur-umur belum pernah merasakan kelezatan masakan jepang yang menurut ensklopedi berasal dari kata daging sapi yang dipanggang (bahasa Jepang: yaki) di atas cangkul besi tebal yang disebut suki.
Menurut sejarah, Sebelum restorasi Meiji, orang Jepang tidak pernah memakan daging sapi mematuhi larangan agama budhha yang melarang konsumsi hewan berkaki empat dan hewan yang digunakan untuk pertanian. Tapi sekarang, orang jepang sudah terbiasa untuk makan daging, dan juga biasa menggunakan daging babi untuk membuat sukiyaki. Koki kami hari itu adalah Yuko dibantu Eri, Tomoko, Aki dan Yuta yang datang duluan ke rumah Daniel untuk memasak. Aku dan Manami datang menjelang jam 8, pastinya karena aku menunggu selesainya partai Italia-Rumania yang berkesudahan imbang 1-1 che brutto risultato per Italia!.
"Questo tutto e maiale!!"(semua dagingnya daging babi lho...) ujar Daniel saat melihatku mengamati Yuko yang tengah merebus daging dengan kecap jepang dan gula. Bleepp..waduw, daging babi??blaik..menu hari ini hanya menu tunggal Sukiyaki, trus aku makan apa dong??ya sudah tidak apa, yang penting ikut ngumpul.
Yuzuke dan Sohei akhirnya datang karena merekapun baru usai menonton EURO, mereka tifosi berat Italia. "non ti preoccupare, Itali vincera' contro Francia!! (jangan khawatir, di pertandingan terakhir Italia akan menang lawan Prancis!" begitu ujar mereka dengan bersemangat.
"Come?ti piace? (bagaimana, kamu suka?)"tanya Yuko sambil memasukan tofu, fungi/jamur dan wortel ke dalam panci setelah dagingnya empuk. Wah..aku bingung menjawabnya.
"hmm Si, sembra molto buono, ma non mangio! non mangio maiale!"(keliatannnya siy enak, tapi aku nggak makan, soalnya aku nggak makan daging babi)"jelasku.
"No, siwi..questo e vitello! (Bukan, siwi.ini daging sapi)"jawab Yuko yang dibenarkan oleh Eri.
"Davvero?credo che sia maiale perche Daniel ha detto che questo e maiale" (benarkah? aku pikir ini daging babi soalnya Daniel tadi bilang begitu).aku agak tak percaya.
"Non ti preoccupare, veramente questo e vitelllo, daniel ha scherzo!"tambah Yuzuke meyakinkan. Kyaaa..aku dibohongin..dasar!! Ughh daniel dengan senyum kemenangan karena berhasil mengerjaiku. Ah, mereka baik sekali rela mengganti daging babi dengan daging sapi biar aku bisa ikutan makan sukiyaki.
Akhirnya sukiyaki yang telah masak terhidang di meja, dilengkapi dengan nasi putih. Biasanya dimakan dengan telur mentah yang dikocok lalu disiram dengan sukiyaki, tapi aku tidak terbiasa makan telur mentah, jadi aku hanya menuangkan saus dan daging sukyaki di atas nasi putih. Dan yummmyyy..Buonissimo!enak..dagingnya yang empuk dengan rasa manis gurihnya, wah benar-benar enak. Setelah Sukiyaki, YUko juga menyiapkan zup jepang, yang saat pertama kali mencicipinya agak aneh di lidah karena ada rasa asam tapi lama-lama enak juga hehe..
Bleep..lampu tiba-tiba mati dan kyaaa..dengan piring berisi torta coklat dan lilin Daniel keluar dengan mengatakan "Buon Compleanno, Yuko!"hmmm..kejutan buat Yuko yang berulang tahun. "Tanti auguri a te..tanti auguri ate..tanti auguri..tanti auguri..tanti auguri ate"Kami kompak menyanyikan lagu ulang tahun versi italia itu untuk Yuko..dan wusshh..Yuko meniup lilinnya dan segera memotong torta coklat untuk kami nikmati bersama.
Dan eit..makan malam bersama belum selesai, kini giliranku membagikan manisan buah segar cincang dengan sirup manis..ahhh pienissima!kenyang banget. Grazie mille buat daniel yang telah mengundang kami makan malam, dan mebayar semua belanjaan untuk masak sukiyaki, wah jarang-jarang bisa makan sespesial ini di Itali yang semuanya mahal. Bagi Daniel, yang kini tengah menikmati masa pensiunnya dari sebuah perusahaan asuransi di swiss mungkin tidak seberapa mengeluarkan uang sebanyak itu, tapi bagi kami..hmm tentu saja banyak hehe..
Dengan perut penuh dan gurat kebahagiaan, kami pamit pulang. Mungkin ini adalah makan malam bersama yang terakhir karena akhir bulan Daniel harus pulang ke Swiss karena istrinya juga bekerja di sana, Tomoko harus kembali ke jepang, dan aku harus menjejakkan lagi ke bumi indonesia. Dengan hadiah sumpit jepang di tanganku aku melambaikan tangan pada sahabat-sahabatku saat mengantarkanku sampai ke depan pintu rumah.ah...hanya tinggal 2 minggu lagi bisa menikmati kebersamaan ini, pikirku sambil melihat punggung-punggung mereka yang beranjak pergi meninggalkanku.

Grazie mille i miei amici..grazie per un dolce amicizia

Rabu, 04 Juni 2008

Indonesiaku

" ini negriku!!, nah...disini daerah tempatku tinggal" kataku sambil menunjuk sebuah titik di bagian selatan pulau jawa pada peta dunia yang terpampang di kelas. Mereka mengamati dengan seksama, mungkin baru pertama kali melihat dengan teliti negara yang bernama Indonesia.

" ahhh..e molto grande paese (ah...sebuah negri yang sangat besar)" begitu komentar teman sekelasku.

" si..si..si..ci sono anche molte isole (ya..disana juga banyak banget pulau-pulau kecil)" jelasku. Ah, tapi jujur saja, komentar mereka membuatku sadar kalo indoensia adalah sebuah negri yang besar. benar-benar besar..lihatlah peta dunia!!! dan lihatlah negara bernama indonesia yang terlihat sangat unik dengan kepulauannya. Dan menyita banyak bagian bumi untuk ditinggali oleh penduduknya yang kini kudengar terus saja mengeluh dengan kenaikan harga bensin dan harga barang lainnya.
Besar dalam artian ukuran, ya!...temanku dari taiwan menunjuk negaranya di peta yang hanya sebuah pulau kecil, mungkin sebesar yogyakarta. Dan begitu juga temanku yang lain dari jepang, korea, swiss dan jerman yang hari itu mengikuti kelas oral italiano bersamaku, menunjukkan letak negaranya, lebih kecil dari Indonesia.
Ahh, tapi mengapa negeri besar dengan alamnya yang melimpah dan iklim tropisnya yang seharusnya mendukung produksi hasil buminya tapi kini dibelit masalah perekonomian yang tak berpenghujung?

Kadang terpikir apa yang membuat Indonesia masih kocar kacir?dengan penduduknya yang tiap hari masih disibukkan dengan urusan mengisi perut, mengindikasikan masih payahnya perkonomian Indonesia yang dikaruniai bumi yang gemah ripah loh jinawi.
Ironis! Memang..
Inilah buah kesalahan panjang jejak-jejak para pendahulu kita yang harus kita tanggung. Generasi yang diwarisi utang luar negri yang bertumpuk, dengan hutan tropis suburnya yang tinggal kenangan hanya menyisakan tanah-tanah tandus dan gundul, nyaris habis terkikis keserakahan tangan-tangan manusia yang sibuk memperkaya diri. Dan entah siapa pula yang telah juga mewariskan mentalitas korupsi, kolusi dan nepotisme yang telah mendarah daging dalam sistem pemerintahan kita.
Ah..dan kita sepertinya bingung harus memulai langkah perbaikan dari mana, reformasi pada tahun 1999 yang tadinya diharapkan sebagai pangkal tolak sebuah kelahiran rezim baru yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, nyatanya..reformasi berjalan tanpa arah, bahkan banyak yang menyebutnya sebagai reformasi keblablasan.
Lalu, pernahkan membayangkan bagaimana wajah Indonesia kita 50 atau 100 tahun yang akan datang?
Setelah merayakan 100 tahun kebangkitan nasional, namun negri ini masih saja dibelit urusan bagiamana menyuapi warganya yang masih banyak tinggal di bawah garis kemiskinan.
Akankah kita akan sampai pada satu titik dimana negri ini bisa dibilang sejahtera, dengan stabilitas kondisi sosial politiknya. Ah..dan bolehkah warga negri ini bermimpi suatu saat Indonesia menjadi bangsa yang besar, bukan hanya dalam ukuran tapi juga dipandang sebagai bangsa yang bisa dibanggakan.
Dan 50 tahun atau100 tahun yang akan datang tetaplah dimulai dengan saat ini. Sumbangsih sekecil apapun dari seorang penduduknya adalah kontribusi besar kita pada negara. Semoga, generasi muda mempunyai mimpi untuk melakukan hal-hal luar biasa bagi diri dan negri kita, Indonesia.
Dari sebuah titik di seberang sini, terbersit sebuah keinginan besar untuk memberikan sesuatu bagi negeriku tercinta, Indonesiaku!!huks..huks..nasionalis banget…terharu..jadi kangen Indonesia.

Jumat, 30 Mei 2008

Hmm..Coffee Maker..Grazie!

Hmm...secangkir kopi susu hangat membantuku mengumpulkan energi saat harus pagi-pagi berangkat kuliah ke Gallenga. Brrr..apalagi saat pertama kali datang pada awal April yang lalu, saat temperatur masih di kisaran 12 derajat. Bangun pagi merupakan hal tersulit dilakukan di
Itali, bila di Indonesia biasa bangun jam 5 atau 5.30 disini..brrrr bangun jam 7 udah termasuk bangun pagi-pagi banget (subuhan disini jam 7.30an bo!). Makanya secangkir kopi hangat akan membantuku mengumpulkan jiwa yang belum menyatu dengan raga hehe.
Dan bagi penikmat kopi..hmm, kopi itali memang terkenal yummy. Dan yang lebih spesial adalah ada yang namanya coffee maker. Beneran, ini yang membuat kopi jauh..jauh..lebih enak. Dulu di indo, bisa buat kopi tubruk atau coffemix yang biasa ada tuh di supermarket dan menikmatinya bila harus begadang ada ujian, atau sebagai teman setiaku saat berkutat dengan komputerku sampai malam. Tapi, setelah mengenal coffee maker itali ini hmm..aku tambah ketagihan. Rasanya yang mantap dan kental benar-benar mampu menggugah semangat deh!

Pertama kali melihat coffee maker khas itali ini pas ada international day di UGM, dan dosenku Signora Laura Romano membuat kopi dengan coffee maker italianya, dan langsung terpesona dengan kemantapan rasa kopi yang dihasilkannya. Dan kini, tiap pagi..(nggak cuman pagi hehe..), siap-siap membuat kopi dengan coffee maker ini. eit Ternyata ada cerita di balik alat ini, seperti yang dipublikasikan oleh Prof. Jeffrey T. Schnapp dalam "The Romance of Caffeine and Aluminum”. Kafein dan alumunium merupakan dua material yang merupakan simbol dari era modernisitas yaitu kecepatan, mobilitas, kekuatan, energi dan elektrisitas. Penggabungan dari dua simbolitas tersebut merupakan gaya hidup baru yang dicari oleh peradaban manusia. Kopi dan alumunium ditemukan pada awal pertengahan abad 19 dan, paham fasis membuat alumunium menjadi logam nasional di Itali pada tahun 1930, dan membawa kedua material ini menjadi satu kesatuan yang mempengaruhi hampir semua rumah di Itali!! ya iyalah..hampir setiap rumah di Itali punya coffee maker. gli italiani alias orang itali memang penggemar berat kopi (kayaknya jarang banget tuh minum teh-kalo mereka minum teh tandanya mereka sedang sakit perut kekekek.). Kayaknya mereka (dan aku juga...) harus berterima kasih pada Alfonso Bialetti yang pada tahun 1993 membuat Alumunium Stovestop coffe maker untuk pertama kalinya. Dan alat ini yang dinamai The Moka Express sekarang ini bisa ditemukan di 90%rumah di Itali.

Alat ini punya tiga bagian, bagian dasar dimana disitu kita harus mengisinya dengan air sampai hampir penuh, kemudian bagian kedua adalah tempat kopi dimasukkan sampai penuh, dan bagian terakhir adalah yang paling atas, tempat air yang kita masukkan di bagian bawah yang setelah mendidih akan naik ke atas menjadi sari kopi yang siap disajikan. Hmm...aku dan teman indonesiaku biasanya menikmatinya dengan ditambah gula dan susu..dijamin tambah mantap. Tapi kebanyakan orang itali, seperti halnya dua orang teman rumahku dari Milan dan Sicilia yang bisanya menikmatinya bener-bener cuman kopi-kopi aja..weeeew..
Hmm..harus siap-siap beli alat bikian Bialletti ini menjelang kepulanganku akhir bulan depan, ingin tetap menikmati spesialitas rasanya walaupun sudah di Indonesia..alih-alih..sebagai pengobat rindu hehehe...





Rabu, 28 Mei 2008

Tips Jalan-jalan di Itali


sebenarnya aku belum terlalu pantes untuk kasih saran or tips-tips buat jalan di Itali. Tapi berdasarkan pengalaman menjelajah ke beberapa kota, bolehlah aku menuliskan beberapa tips yang mungkin berguna buat yang mau jalan-jalan dengan budget cekak hehehe...


1. Pertama, pilih transportasi apa yang bakal dipakai. Di Itali, ada banyak pilihan, mo pake pesawat (huuu..mahal, tapi ada yang murah kok, temenku ke paris pake Ryan Air bolak balik cuma 45 euro. see at http://www.ryanair.com/. tapi harus setauku booking n bayarnya pake kartu kredit). Atau ada boleh coba airitaly kayaknya tarifnya juga miring check di http://www.airitaly.it/. Trus pilihan yang biasanya kupilih adalah naik kereta, lebih murah dan cukup nyaman. Sebelumnya check dulu mau pake jenis kereta apa, ada regionale, intercity, eurostar. lihat di http://www.trenitalia.com/ , disitu kita bisa milih jadwal perjalanan, mau pake kereta jenis apa (kalo budget mepet pilihlah selalu kereta regionale karena paling murah). Di situs itu kita bisa memilih rute perjalanan, melihat harus transit di kota mana, atau harus atau tidak ganti kereta serta yang paling penting adalah chech harga!!! hehehe..pilihlah rute dengan kemungkinan harga terendah. Selain kereta, bisa memilih naik bis antar kota. di daerah provinsi umbria ada bis Sulga (http://www.sulga.it/), dan di toscana ada bis Sena (http://www.sena.it/). Biasanya ada tarif yang sangat menggiurkan bila booking lewat internet dengan kartu kredit. terakhir, tipsnya berteman baiklah dengan sahabat yang punya mobil hehehe azas manfaat banget..yipiiie kayak pas ke Gubbio dan Montefalco, selain sangat nyaman dan enak..dijamin gratis!!

2. Penginapan
Ini penting bila perjalanan jauh, dan mengharuskan kita untuk menginap. Buat kantong mahasiswa yang menggantungkan hidup dari beasiswa..huu ini perkara rumit dalam merencanakan budget perjalanan. Kecuali ada yang mo backpacker sejati yang nginep di stasiun ato di taman-taman kota (sangat tidak dianjurkan untuk perempuan, molto pericoloso alias sangat berbahaya!). Mendingan carilah informasi youth hostel di kota setempat. Youth hostel ada setiap kota-kota besar di dunia (kayaknya di indonesia juga ada..hmm mungkin cuma di bali hehe), kalo di itali hampir semua kota besar terdapat youth hostel. check informasinya di http://www.hihostel.com/ untuk youth hostel internasional, atau klik di http://www.ostellionline.org/ untuk youth hostel khusus di italia. Lebih baik lagi kalo jadi hostelling international member, tarifnya akan lain (cuman ternyata harus 6 kali nginep baru diakui jadi anggota penuh huks..huks..sebelum enam kali menginap tarifnya masih sama dengan yang bukan member). tapi walapun begitu tarif yang dikenakan youth hostel jauh lebih murah dibandingkan bila kita menginap di hotel. Biasanya sekamar ada beberapa bed, dan ada locker khusus untuk setiap penghuni, maksimal menginap 3 hari dan diharuskan check out dari hostel jam 10 pagi. Harga termasuk sarapan (walaupun sarapan ala penjara..tapi cukup mengganjal perut kok.roti keras, butter, mille, jus jeruk yang super encer, kopi yang nggak kentel hehehe). Trus ada satu wadah yang menarik untuk dicoba, jadi anggota http://www.coachsurfing.com/ menurut crita siy kita bisa nginep gratis di rumah orang yang jadi anggota situs itu yang tinggal di kota yang kita kunjungi. Wew..sepertinya menarik untuk dicoba!

3. Makanan

Nah ini urusan perut nggak boleh disepelekan. Biasanya makanan-makanan di itali harganya mahal amit (dan buat lidah jawaku, nggak pas kekekek). Paling adanya cuma Pizzeria, jangan bayangin kayak di indo yang begitu keluar ada warung bakmi tektek, bakso hmmm..Makanya bawa bekal dari rumah, biskuit yang mengenyangkan, buah (ckck jadi nggak rif bawa 6 apel ke Paris? thanks buat apelnya pas di venezia). Atau bila tinggal lumayan agak lama 2-3 hari mending belanja di supermercato dan pilih makanan-makanan yang mudah dimasak atau siap santap. Pilihan lain adalah McDonald!! yei.. tapi jangan berharap ada nasi panas dengan ayam tepungnya yang menggugah selera, paling ada kentang dan nudget..tapi lumayan mengenyangkan. Kebab juga pilihan menarik untuk dicoba, dijamin halal dan mengenyangkan, sayangnya tidak disetiap kota kebab gampang ditemukan.

4. Tourist information

Datanglah ke tourist information di kota yang kita kunjungin. Biasanya di situ tersedia buklet informasi tempat-tempat wisata ataupun peta. Kadang ada yang gratis, tapi kebanyakan bayar huks.

5. Informasi lapangan

Cari informasi tentang kota yang mau kita kunjungi via internet. Biasanya setiap kota punya sistem transportasi sendiri (Perugia pake pullman dan minimetro-hmm turis asli itali aja gumum pas pertama naik minimetro yang mirip mainan di Dufan-), di Milan dengan sistem metropolitana dengan beberapa jalurnya (huks pernah kena calo tiket metropolitana..hati-hati milan agak tidak ramah), di venezia dengan sistem vaporettinya dengan kartu ACTV card. Dan jangan lupa tempat-tempat yang MUST TO SEE di kota itu harus masuk list perjalanan.

6. Atur waktu

Usahakan pergi pagi-pagi dan atur waktu untuk masing-masing lokasi kunjungan. jangan molor, nanti bnayak list yang tidak bisa tercapai.Be on time..ketinggalan jadwal kereta yang udah kita tetapkan bisa runyam urusan.

7. Jangan pergi ke kota besar di il ponte settimanale

Nah, ini siy tergantung pribadi masing-masing, mo jalan-jalan liat lokasi wisata atau mo liat -liat pengunjungnya hehe. Soalnya di il ponte settimanale (kalo istilahnya di indo tuh liburan hari kecepit)dijamin kalo di kota-kota besar penuh sesak dengan pengunjung, jadi nggak nyaman untuk jalan-jalan (pengalaman di firenze saat di ponte settimale nggak nyaman banget, di semua tempat kayak pasar).

8. Nawar oleh-oleh

Dulu dosen bahasa italiku di UGM Sigr.Laura Romano wanti-wanti, kalo di Itali tuh nggak ada istilah tawar menawar kayak di indo. Tapi...teteeep nawar disini! (asal jangan nawar pas beli di supermarket..tu namanya kebangetan ^_^). Berdasar pengalaman, pas mau beli oleh-oleh..iseng-iseng nawar eh, dikasih. Syal inceranku di Pisa bisa kebeli 4 euro (Quattro per favore..hehe tawarku dengan wajah memelas) eit dikasih lho..biasanya si penjual akan lebih terkesan kalo kita bisa bahasa itali, yup pasti dikasih diskon deh. Miniatur gondola yang kita beli rombonganpun bisa dikasih diskon (ssstt silenzio!! non dire a mio frattello..sssst diem, jangan bilang-bilang abangku ya-hehe si mas-mas ganteng itru berujar sambil membungkus 3 miniatur gondola kami. Demikian pula pas mo naik gondola, pokoknya nawar...nawar!. Bawalah budaya indo yang suka nawar..emang orang indo demen yang murah-murah ya....

Gitu deh sedikit tips jalan-jalan di itali. Maaf kalo kurang lengkap, secara baru sedikit kota-kota yang kujelajahi. Silahkan kalo ada yang mau menambahkan posting di comment.

Ok. Buon Viaggio!!