"Campai (baca:Kampai)!!!!" kami serempak bersulang menyatukan sisi gelas kami masing.masing. Begitulah istilah bersulang dalam bahasa jepang. Kalo di Italia, salute atau cincin istilahnya..kalo di Indonesia???hmm apa ya..toss..atau entahlah, jarang sekali melakukannya di Indonesia.Ah..rasa kebersamaan menyeruak dalam hatiku, di meja yang sama duduk manusia-manusia dari berbagai bangsa, dengan budaya yang berbeda. Makan malam minggu ini adalah menu masakan jepang...SUKIYAKI. Seumur-umur belum pernah merasakan kelezatan masakan jepang yang menurut ensklopedi berasal dari kata daging sapi yang dipanggang (bahasa Jepang: yaki) di atas cangkul besi tebal yang disebut suki.
Menurut sejarah, Sebelum restorasi Meiji, orang Jepang tidak pernah memakan daging sapi mematuhi larangan agama budhha yang melarang konsumsi hewan berkaki empat dan hewan yang digunakan untuk pertanian. Tapi sekarang, orang jepang sudah terbiasa untuk makan daging, dan juga biasa menggunakan daging babi untuk membuat sukiyaki. Koki kami hari itu adalah Yuko dibantu Eri, Tomoko, Aki dan Yuta yang datang duluan ke rumah Daniel untuk memasak. Aku dan Manami datang menjelang jam 8, pastinya karena aku menunggu selesainya partai Italia-Rumania yang berkesudahan imbang 1-1 che brutto risultato per Italia!.
"Questo tutto e maiale!!"(semua dagingnya daging babi lho...) ujar Daniel saat melihatku mengamati Yuko yang tengah merebus daging dengan kecap jepang dan gula. Bleepp..waduw, daging babi??blaik..menu hari ini hanya menu tunggal Sukiyaki, trus aku makan apa dong??ya sudah tidak apa, yang penting ikut ngumpul.
Yuzuke dan Sohei akhirnya datang karena merekapun baru usai menonton EURO, mereka tifosi berat Italia. "non ti preoccupare, Itali vincera' contro Francia!! (jangan khawatir, di pertandingan terakhir Italia akan menang lawan Prancis!" begitu ujar mereka dengan bersemangat.
"Come?ti piace? (bagaimana, kamu suka?)"tanya Yuko sambil memasukan tofu, fungi/jamur dan wortel ke dalam panci setelah dagingnya empuk. Wah..aku bingung menjawabnya.
"hmm Si, sembra molto buono, ma non mangio! non mangio maiale!"(keliatannnya siy enak, tapi aku nggak makan, soalnya aku nggak makan daging babi)"jelasku.
"No, siwi..questo e vitello! (Bukan, siwi.ini daging sapi)"jawab Yuko yang dibenarkan oleh Eri.
"Davvero?credo che sia maiale perche Daniel ha detto che questo e maiale" (benarkah? aku pikir ini daging babi soalnya Daniel tadi bilang begitu).aku agak tak percaya.
"Non ti preoccupare, veramente questo e vitelllo, daniel ha scherzo!"tambah Yuzuke meyakinkan. Kyaaa..aku dibohongin..dasar!! Ughh daniel dengan senyum kemenangan karena berhasil mengerjaiku. Ah, mereka baik sekali rela mengganti daging babi dengan daging sapi biar aku bisa ikutan makan sukiyaki.
Akhirnya sukiyaki yang telah masak terhidang di meja, dilengkapi dengan nasi putih. Biasanya dimakan dengan telur mentah yang dikocok lalu disiram dengan sukiyaki, tapi aku tidak terbiasa makan telur mentah, jadi aku hanya menuangkan saus dan daging sukyaki di atas nasi putih. Dan yummmyyy..Buonissimo!enak..dagingnya yang empuk dengan rasa manis gurihnya, wah benar-benar enak. Setelah Sukiyaki, YUko juga menyiapkan zup jepang, yang saat pertama kali mencicipinya agak aneh di lidah karena ada rasa asam tapi lama-lama enak juga hehe..
Bleep..lampu tiba-tiba mati dan kyaaa..dengan piring berisi torta coklat dan lilin Daniel keluar dengan mengatakan "Buon Compleanno, Yuko!"hmmm..kejutan buat Yuko yang berulang tahun. "Tanti auguri a te..tanti auguri ate..tanti auguri..tanti auguri..tanti auguri ate"Kami kompak menyanyikan lagu ulang tahun versi italia itu untuk Yuko..dan wusshh..Yuko meniup lilinnya dan segera memotong torta coklat untuk kami nikmati bersama.
Dan eit..makan malam bersama belum selesai, kini giliranku membagikan manisan buah segar cincang dengan sirup manis..ahhh pienissima!kenyang banget. Grazie mille buat daniel yang telah mengundang kami makan malam, dan mebayar semua belanjaan untuk masak sukiyaki, wah jarang-jarang bisa makan sespesial ini di Itali yang semuanya mahal. Bagi Daniel, yang kini tengah menikmati masa pensiunnya dari sebuah perusahaan asuransi di swiss mungkin tidak seberapa mengeluarkan uang sebanyak itu, tapi bagi kami..hmm tentu saja banyak hehe..
Dengan perut penuh dan gurat kebahagiaan, kami pamit pulang. Mungkin ini adalah makan malam bersama yang terakhir karena akhir bulan Daniel harus pulang ke Swiss karena istrinya juga bekerja di sana, Tomoko harus kembali ke jepang, dan aku harus menjejakkan lagi ke bumi indonesia. Dengan hadiah sumpit jepang di tanganku aku melambaikan tangan pada sahabat-sahabatku saat mengantarkanku sampai ke depan pintu rumah.ah...hanya tinggal 2 minggu lagi bisa menikmati kebersamaan ini, pikirku sambil melihat punggung-punggung mereka yang beranjak pergi meninggalkanku.
Grazie mille i miei amici..grazie per un dolce amicizia