Kali ini saya ingin bersahabat dengan sunyi.
Mungkin sunyi dapat membantu saya lebih jernih mendengarkan kata semesta,
semakin jernih pula melihat keajaiban-keajaiban semesta. Hidup ternyata telah
memberikan saya banyak sekali kelimpahan, yang sering kali alpa saya lihat.
Saya semakin jarang merasa adanya udara, saya
semakin sering mengindahkan ajaibnya matahari, paling-paling saya peduli soal
hujan, karena pesonanya tak pernah mampu kuindahkan.
Saya terlalu sering berlarian. Mengejar apa?
Untungnya saya tahu apa yang saya kejar dan ingin wujudkan. Namun kali ini saya
hanya ingin mengambil jeda bersama sunyi agar saya dapat merasa, melihat,
mendengar lebih banyak lagi.
Saya harus bersyukur saya tahu apa yang saya tuju,
alasan-alasan saya serta kebermaknaan yang ingin saya capai dalam hidup saya.
Walau akhir-akhir sering berlarian, saya agak melupa keajaiban di sepanjang
“perjalanan”.
Kali ini saya ingin bersyukur dan bersyukur, Tuhan
selalu Maha Baik.
Terimakasih, terimakasih, terimakasih.
Saya ingin kembali menyadari hadir udara, angin,
dan kehadiran semesta di sekeliling saya yang selama ini saya melihatnya
sebagai something take it for granted.
Padahal harusnya saya berterimakasih bahwa semesta telah menyediakan serangkain
kosmik-nya yang teratur agar kehidupan berjalan dengan normal.
Terimakasih, terimakasih,
Bahwa saya dipertemukan dengan orang-orang yang
hadir dalam hidup saya. Karena tanpa mereka semua, hidup saya akan sama saja.
Bila saya sendirian saja, kemanapun saya pergi, ke pelosok negeri, menjelajahi benua
biru Eropa atau ke sudut-sudut Jogya sekalipun, apa bedanya? Hidup ternyata
dihidupi oleh interaksi dengan orang lain, dan saya harus bersyukur untuk itu.
Tawa saya akan terasa sumir bila sendirian, senyuman saya akan menguap hampa
bila tak dibagi bersama kalian semua, tangis saya akan terasa sepi bila tangis
sejenis tangis tanpa alasan, basi.
Terimakasih, terimakasih,
Hidup saya ternyata kaya, karena semua katalog
rasa sudah pernah saya rasai, dan hidup ke depan menawarkan lebih banyak lagi
keajaiban-keajaiban dan saya tidak ingin membuta dan mati rasa.
Tuhan Maha
Baik, Selalu.
Tak cukup bila saya harus satu-satu menghitung
karuniaNya, tapi saya harus terus menghitung agar percaya bahwa hidup saya
penuh dengan keberlimpahan.
Terimakasih, terimakasih kamu
Yang mengajari saya rasanya dicintai, mencintai.
Memahamkan pada saya bahwa kita sama sekali tidak bisa mengubah seseorang. Mengajari
saya rasanya terluka dan memaafkan diri sendiri, karena tak seorangpun bisa
menyakiti hati kita tanpa kita ijinkan. Terimakasih telah membuat saya menerima
kesalahan-kesalahan yang telah saya buat, memaafkan diri sendiri dan
berterimakasih atas kesediaannya untuk mendukung dan membahagiakan saya.
Apapun, seberapun yang saya terima dalam hidup, mungkin bila dikonversikan sama
seperti yang telah saya berikan. Apa yang ada pada saya, pastilah sebanyak rasa
syukur saya. Apabila saya merasa kekurangan dalam suatu hal dalam hidup
pastilah karena kurangnya rasa syukur saya disitu.
Terimakasih, terimakasih.
Saya sudah sering
mendengar, diajari tentang rasa “syukur” tapi baru kali ini memahami “rasa
syukur” dengan cara yang berbeda. Hidup ternyata penuh keajaiban setiap
detiknya. Tuhan telah memberikan saya banyak sekali kelimpahan.
Sekarang saya punya serbuk ajaib bernama “syukur”
yang ingin saya taburkan pada apa dan siapa saja. Saya juga punya batu ajaib bernama
“gratitude stone” yang akan selalu bersama saya. Yang akan saya genggam menjelang tidur
untuk berterimakasih pada hidup sepanjang hari dan memilih kejadian terbaik
yang harus saya syukuri. Karena dengan memilih kejadian terbaik, saya sudah
mengingat kejadian-kejadian baik yang patut disyukuri sepanjang hari, dan semakin percaya hidup penuh dengan keberlimpahan. Batu
itupun akan saya genggam saat Tuhan menghidupkan saya kembali pada pagi
berikutnya, terimakasih telah memberikan saya satu hari lagi.
Saya bersyukur kalian mau runtut membacai tulisan
saya ini, karena saya hidup karena menulis, dan kalian semua membuat hidup saya
semakin hidup. Terimakasih, terimakasih.
“Siapa
yang memiliki syukur akan diberi lebih banyak, dan ia akan memiliki kelimpahan.
Siapa yang tidak memiliki syukur, maka bahkan apa yang dimilikinya akan diambil
darinya.”
Semoga hidup kalian penuh dengan keberlimpahan.
13 Maret 2013.