Angin dari jendela kereta yang
dibiarkan terbuka rasanya garang menampar-nampar muka, ditambah hawa panas membuat
badan rasanya lengket. Keretanya tidak ber-AC, dan tempat duduk-pun tidak
bernomer, asal saja duduknya. Sementara lalu lalang pedagang yang menawarkan
dagangannya terus hilir mudik. Hal ini mengingatkan saya pada kondisi kereta
api tipe ekonomi di Indonesia beberapa tahun silam, sebelum era sekarang ketika kereta api merupakan moda transportasi yang paling diminati.
Kami tiba di stasiun Pak Chong
sekitar pukul 15.30 setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari stasion
kereta api Hua Lamphong, Bangkok. Harga tiketnya memang cukup murah, hanya 36
bath saja sampai ke Pak Chong, kota terdekat dengan tujuan wisata kami, Khao
Yai. Sepertinya ada kereta express ke Pak Chong, sayangnya ketika kami sampai ke stasiun, jadwal kereta tersebut sudah lewat. Mungkin saja kondisi kondisi kereta express itu lebih beradab dibandingkan dengan kereta yang kami tumpangi. Oiya, sebenarnya dari Bangkok ke Khao Yai juga bisa menggunakan minivan, ataupun bis. Kalian bisa mencobanya juga.
Khao Yai, sudah pernah denger kota ini? Iya memang tidak terlalu terkenal, namun
sekarang sedang naik daun karena menawarkan wisata alam dan juga tempat wisata
dengan bangunan ala Italia.
Ketika membaca review di
link ini, kami menyadari bahwa perjalanan kami yang hari 1.5 hari di Khao Yai
terasa kurang waktunya, karena banyak sekali yang bisa dijelajahi. Ada Khao Yai National Park, Primo Piazza, Kebun Bunga Matahari di Saraburi, Rumah hobitt dan banyak lagi lainnya. Kepo-in aja linknya tadi, dijamin pengen berkeliling.
Kami
akhirnya sampai di hotel tempat kami menginap yakni See Sky Camp Resort, setelah
balada nelpon pihak hotel meminta untuk menjemput tapi merekanya nggak bisa
bahasa Inggris hehe. Iya memang tidak banyak penduduk Thailand yang bisa bahasa
inggris, apalagi Pak Chong dan Khao Yai ini terbilang ada di daerah. Transportasinya
masih susah karena nggak ada taxi, apalagi semacam Grab atau Uber. Adanya sewa
mobil dan ojek motor yang bahkan di stasiun enggak ada. Kendala transportasi ini memang begitu terasa. Coba kalau transportasinya gampang, pasti kota ini lebih banyak lagi turis yang akan datang.
Tapi segala drama untuk
sampai sini hilang ketika sampai di resortnya. Cantik banget!
Kami memilih
tempat ini karena kami lagi pengen menikmati liburan dengan suasana berbeda,
soalnya hotel ini menawarkan suasana yang istimewa. Rumah-rumah pastel yang unik,
dan desain exterior yang cantik. Harganya memang lumayan, sekitar 580rb-an
semalam. Itupun kalau tidak salah merupakan harga kamar termurah. Setiap kamar
mempunyai ciri khas desain masing-masing. Kami menyewa kamar dengan tipe “Night
Sky” dengan nuansa pastel kombinasi baby blue dan kuning muda. Nyaman banget,
dan desain shabby itu yang bikin liburan terasa istimewa, sesuailah dengan
harganya.
|
Kamarnya luas dan nyaman. Desainnya pastel shabby banget |
|
Jendela-jendela dengan kaca yang lebar langsung bisa lihat pemandangan yang hijau |
Karena hari sudah petang,
dan kami baru bisa menyewa sepeda motor esok harinya, kami memutuskan untuk
beristirahat dan menikmati resortnya. Berkeliling resort sambil foto-foto-an
karena setiap sudutnya rasanya cantik semua, maklum saya memang penggemar shabby yang merupakan tema resort ini.
Malamnya kami ke Bunny Coffee, yang lagi lagi
desainnya bikin betah banget dan foto sana sini hehe. Setiap sudutnya didesain dengan apik, apalagi sajian Tom Yum
ala Thailand yang maknyus diiringi alunan musik, membuat makan malamnya terasa
istimewa. Kebetulan hanya kami pengunjung The Bunny Coffee malam itu, jadinya bebas banget bisa foto-fotoan sepuasnya.
|
Bunny Coffee-nya ini desainnya semua tentang si Bunny yang lucu |
|
Lucu banget kan pernak perniknya |
|
Apalagi Tom Yum-nya Enyaak! |
|
With si Bunny |
Esok paginya usai kembali
berkeliling resort, kami menyewa sepeda motor. Untuk menyewa sepeda motor hanya
membayar 300 bath per hari, dengan meninggalkan paspor. Rencananya kami ingin
ke Farm Chokcai, semacam ladang peternakan gitu lalu ke Palio Village atau
Primo Piazza yang kata beberapa sumber yang kami baca, tempatnya cantik karena menawarkan bangunan ala-ala Italia.
Kalau mau cek-cek informasi untuk sewa motornya bisa dilihat disini : http://www.khaoyaimotorcycle.com/.
Sebelum ke sini, kami
membayangkan akan berkendara di daerah yang sepi. Tapi ternyata, ya
ampuuun..ternyata jalanan menuju ke tempat wisatanya kayak jalan antar
propinsi. Mana mobil-mobilnya ngebut-ngebut ampun, akhirnya saya menyetir pelan-pelan
di pinggiran. Serem juga euy. Dengan berbekal google maps, dan sekali salah
jalur kami sampai di Farm Chokcai. Hadeew ternyata jauh juga, hampir 45 menit
perjalanan. Tapi seru juga sih tempat ini, bisa kasih makan domba domba yang
lucu lucu. Lanskapnya juga hijau membentang. Sayangnya cuacanya panas teriknya
kebangetan, bikin cepet haus hehe.
|
Farm Chockcai |
|
Si domba domba |
Sebetulnya ada tour keliling
farm setiap 20 menit sekali dengan membayar 300 bath. Tapi kami memutuskan
untuk berkeliling saja, menikmati farm, memberi makan domba domba serta mampir
makan karena sedari pagi perut belum diisi.
Jadwal Tour Chokchai Farm
Senin –
Jumat: Jadwal tetap 10.00 dan 14.00 (Jika pengunjung ramai, tour juga akan
diadakan antara 09:00-11:40 dan 13:00-15:40)
Sabtu, Minggu dan hari libur: 09:00-11:40 dan 13:00-15:40 (Tiap 20 menit)
* Hari
Senin tidak ada tour, kecuali jika hari libur
Harga
tiket: 300 baht (dewasa) dan 150 baht (anak-anak)
Alamat:
K.M. 159-160 Moo 2 Friendship Highway, Nongnamdang
Pak Chong, Nakhon Ratchasima, Thailand 30130
Tel: +66 44 328 485
Email: info[@]farmchokchai.com
Website: farmchokchai.com
Setelah kembali ke hotel,
check out dan menitipkan barang ke resepsionis. Kami motoran lagi ke Palio
Village. Tenyata jaraknya juga jauuuuh, sekitar 1 jam-an euy. Tapi enaknya menggunakan motor, kami bisa mampir-mampir sepanjang jalan.
Kami lihat ada tempat menarik terus mampir hehe. Bisa mampir beli buah, bisa
mampir numpang foto sejenak, atau masuk objek wisata di depannya, nongkrong
sebentar lalu melanjutkan perjalanan lagi. Di sepanjang jalan, ada banyak
resort-resort cantik dan juga tempat makan dengan tema-tema khusus.
“ Ini kalau kita mampir di depannya, trus kita
foto..keliatannya kita ke banyak tempat yaa, “ ujar saya haha.
|
Nemu tempat menarik trus berhenti, foto foto :D |
Sesampainya di Palio
Village, kami berkeliling melihat lihat barang barang belanjaan sekaligus
foto-fotoan. Palio village ini memang semacam tempat dengan bangunan ala Italia
yang juga dibuat kayak pusat perbelanjaan. Jadi pengunjung bisa foto-foto,
belanja, ada juga tempat-tempat makan. Kami membeli dompet handmade yang
lucu-lucu, dan harganya masih terjangkau di kantong.
|
Palio Village |
|
Cafe-Cafe ala Italia |
Sayangnya kami tidak punya
banyak waktu lagi untuk menjelajah Khao Yai, padahal masih banyak tempat tempat
menarik lainnya. Ternyata antar tempat wisata harus ditempuh dengan perjalanan yang lumayan jauh. Memang trip kami ini kebanyakan go show aja, kurang riset hehe karena menjelang berangkat kerjaan rasanya seabrek abrek.
Sekitar jam 4 sore kami harus mengembalikan sepeda motor setelah mengisi full bensinnya lagi dan kemudian mengambil barang di resort lalu menuju
stasiun kereta api untuk kembali pulang menuju Bangkok. Tapi perjalanan ke Khao Yai ini berkesan
karena ngeri ngeri sedapnya motoran di negeri orang, dan yang paling berkesan sih resortnya
yang menawan. Siapa tau ada kawan yang hendak ke sana, resort ini sangat recommended
untuk dicoba.***
See Sky Camp
82 3 Nongkaja Pakchong-subsanun Road, Khao Yai National Park 30310, Thailand
|
Bunny Garden-nya See Sky Resort |
|
Salah satu rumah di See sky camp |