Kamis, 15 Mei 2008

Selasa, 13 Mei 2008

Dio..Chi e??

Dio..Chi e??
Dio..Chi e' (Tuhan..siapa dia?)..per me non c'e Dio.. (bagiku..Tidak ada Tuhan). Dia mengucapkan kalimat itu dengan ringan, tanpa ekspresi seperti biasa..Tapi kalo mau ujian, baru aku ke Tempio untuk berdoa..kali ini dia nampak tertawa sambil mengatakannya.
"sono budismo, ma non credo Dio" (Aku seorang penganut Budha, namun aku tidak percaya adanya Tuhan).
Aku memandangnya sekilas, menilik mata sipitnya sebentar saat kami berada di kereta menuju Chiusi-Chianciano Terme untuk pulang ke Perugia. Hmm..mungkin bila aku terus berlumut di Indonesia, aku tidak akan pernah mendengar pernyataan seperti itu..hmm mengejutkan, namun begitulah realitas adanya banyak pandangan manusia atas hidupnya. Mereka merasa bebas, tidak terikat, dan kadang berbicara atas nama rasionalitas dalam mensikapi kepercayaan suatu agama. "Agama di jepang, bukanlah hal yang penting" tukasnya menambahkan. Yah...kadang saat aku bertanya pada seorang Giapoonese (orang jepang) di kelas " sei buddhismo?".."hmm..Non Lo so!" (hmm.. aku tidak tau).
Begitulah sebuah cermin yang bisa kubaca..walau mungkin hanya permukaannya saja. Aku bukanlah ingin menyudutkan suatu bangsa, ataupun suatu pandangan akan kepercayaan. Aku hanya melihatnya sebagai suatu diversitas pandangan manusia akan keberadaannya sebagai makhluk di dunia. Tidak bermaksud untuk mengedepankan suatu agama sebagai agama yang paling benar.Bagiku agama adalah way of life..agama bukanlah setumpuk larangan dan kewajiban..bukan suatu aktivitas religius tanpa makna, bukanlah suatu hukum perdagangan dimana kita harus runtut menghitung pahala. Dan bukan sekedar memandang lurus akan tujuan akhir surga atau neraka, sama sekali bukan. Ingin menyerapinya sebagai bagian dari langkah dan sikap hidup. Dan dengan melihat berbagai perbedaan pandangan, aku belajar..bukan untuk menghakimi, tapi untuk lebih mengerti, Spero studiare bene..

Bejana Artifisialku

Bejana Artifisialku
Kami bukan air yang mengalir dari sungai yang sama..
Tapi ada laut yang dengan rendah hati menunggu kami di penghujung
Dan mungkin akan mengalunkan arus yang sama
Suatu hari..
Yang tidak diketahui siklus air kapankah menguapkanku
Menuju ke dunia lain, dimana segala warna mencoba membutakanku
Dan angin mengabarkan mimpi-mimpi dari seberang
Dan sebuah bejana artifisial menampungku sesaat
Memenuhi cangkirku dengan segala rasa yang pernah diciptakan manusia
Memaksaku mencecapi renjatan-renjatan penuh pesona hedonisme
Memaknainya dengan kerja syaraf-syaraf kepalaku
Menyelami apa yang ada dibalik kacamata orang-orang itu
Befana artifisialku..
Memberikanku sejuta pembelajaran dan jawaban

Piazza Danti 21 01.30

Selasa, 06 Mei 2008

Mencelupkan Kehidupan di Perugia..

Sebulan lebih di Perugia..Mencelupkan kehidupan selama 3 bulan disini memang serasa singkat. Mencelupkan kehidupan, yup..begitulah kunamai apa yang tengah terjadi dalam hidup. Aku datang dengan latar belakang, budaya, karakter dan nilai yang kupegang, dan aku datang kesini bukan untuk ikut tergerus arus budaya dan nilai bangsa lain. Melihat sebuah dunia yang berbeda bukan berarti harus ikut mengalir mengikuti apa yang mereka sebut sebagai sebuah peradaban tinggi. Perugia adalah sebuah bejana besar yang setiap waktunya diisi oleh ratusan orang yang datang silih berganti, berbagai negara, budaya dan karakter. Mereka datang ke Perugia rata-rata memang untuk "mencelupkan hidup" selama 1 bulan ataupun paling lama 1 tahun. Tidak banyak yang bisa ditawarkan dari mereka yang berpikir mengenal sepintas manusia dari bangsa lain, bahkan mungkin tidak untuk sebuah persahabatan? entahlah...
"Teman, di Perugia hanya sebuah tanda sebuah eksistensi kalau kita ada dan hidup di sini!" ujar sahabatku, sesama orang indonesia. Walaupun tetap saja terhalang sebuah perbedaan, tapi sebuah pengalaman yang mendalam untuk bisa mengenal apa yang selama ini tidak pernah kubayangkan, hal-hal yang jauh dari jangkauan pikiranku.
Entahlah..Tapi walau hanya sebentar mencelupkan kehidupan, tak bisa dipungkiri ada persahabatan manis antar bangsa yang kadang unik untuk dimengerti, pemahaman karakter yang berbeda. Hmm orang jepang dengan dualisme karakter yang pernah kupikir punya kepribadian ganda hehehe..abis kalo di kelas serius banget, tapi kalo lagi jalan bareng asyik^_^. Si svitzerland yang hangat dan ramah, koreano yang lebih terbuka dan easygoing daripada orang jepang...eit entahlah soalnya koreano yang kukenal adalah pastur muda yang...
Tapi Haaah..Perugia tetaplah Perugia, kota kuno yang menakjubkan..apalagi saat musim semi..bunga-bunga yang bermekaran, menambah keindahan yang begitu eksotis di tempat ini. Aku merasa Perugia adalah " rumah", begitulah. Saat bepergian ke luar kota di akhir minggu, aku merindukan rumahku..Perugia. Piazza danti 21 he..he..akan menjadi naunganku dalam mencelupkan kehidupan di itali.

Hmm..Nonton Langsung Siena Vs Juventus

-Siena, 4 Maggio 2008-

Kekecewaan nggak bisa nonton pertandingan derby Milan vs Inter gara-gara tiketnya abis agak terobati dengan pergi ke Siena untuk nonton langsung Siena Vs Juventus. Untunglah bisa dapet tiket pertandingan itu, karena temenku di Siena bisa dapetin tiket lewat jalur belakang (waaa indonesia bangetttt)..he..he...dia kenal seorang petugas stadion, jadi dia bisa mesenin tiket untukku tanpa paspor dan dokumen lainnya. Maklum tiket pertandingan bola nggak seperti tiket bola di indonesia, disini tercetak nama, no paspor dan keterangan lainnya dan harus nunjukin dokumen sesuai yang tertulis sebelum masuk stadion. Syukurlah jadi nggak harus antri berjam-jam dengan para juventini yang rela pergi ke Siena untuk ngantri tiket beberapa hari sebelum pertandingan. Walaupun terus terang harganya hmm caro! 20 euro..temenku yang wartawan olahraga di Jawa Pos pun berkomentar "wah..bisa berapa kali tuh bu buat nonton bola di indo?"he..he... . yah, demi pengalaman berharga ggp deh. Grazie mille rif, buat tu tiket dan akhirnya kita bisa ngomong ngapak-ngapak di Itali..huehehe..wong kebumen mau didaratkan di mana saja teteeep..njawani!

Tiket dah habis diserbu 2 hari sebelum pertandingan, jadi temanku si Giapponese yang pergi barengan ke Siena terpaksa harus ngeliat dari luar stadion gara-gara nggak dapet tiket huks...che peccato!
Stadio Comunale Artemio Franchi terletak nggak jauh dari centro, Kami berjalan dari pemberhentian bus ke arah Stadion..walaupun berkali-kali harus nanya " Scusa, dove' il stadio di Siena?" hmm kadang-kadang ada orang yang menunjukkan arah yang salah..stai attento! hati-hati loh...
Stadio Artemio Franch
i tidak terlalu besar,hanya berkapasitas 15, 373 penonton.hmmm stadion gelora senayan kayaknya jauh lebih keren deh. Tapi seperti yang temenku bilang " Stadion disini kecil, jadi malah untung...bisa ngeliat pemaen dan jalannya permainan dari dekat".
Ahhh dan memang benar, Aku dapat ngeliat Del Piero dari jarak sekitar 5 meter..huuuuu..che carino! Walaupun bukan fansnya del piero tapi terus terang excited juga melihat pemain dengan nama besar seperti alex del piero secara langsung. Aku duduk di zona pendukung Juve, di curva Interro..hmm jelas dan deket banget dengan lapangan. Wah tifosi juve yang jauh-jauh datang dari Torino bener-bener gilaaa..mereka nggak ada cape-capenya beryel-yel sepanjang pertandingan, membentangkan poster-poster gedhe, dan bernyanyi dengan kompaknya. Aku benar-benar bisa merasakan atmosfer pertandingan yang luar biasa!! Ternyata para tifosi mempunyai lagu khusus buat setiap pemain Juve.."Gigi..Gigi..Buffon!! bla..bla..aku lupa gimana lagunya he..he.." wah, dan Gianluigi Buffon, si portiere nan elegan itupun melambai ke arah kami...hmm che bello!
"Wah ternyata mereka kayak orang biasa juga ya?" komentar temanku saat melihat para pemain bola itu. Ya iyalah..memangnya mereka malaikat..he..he..maklum biasanya kami melihatnya di TV. Dia sebenarnya nggak suka bola, tapi tetep ikut denganku coz excited buat nonton liga itali..kapan lagi bo, mumpung di Itali!
Yah, memang pengalaman yang menakjubkan melihat pemain-pemain besar secara langsung, sederet pemain yang dulu hanya bisa kulihat di layar TV, sekarang bisa kulihat secara langsung. David Trezequet, Pavel Nedved, Cammonaresi, Nicola Leggrotaglie (hmm lui e molto carino ^_^), gigi buffon, hasan Salihamidzic..wah..hari yang luar biasa!
Sayangnya Juve kalah..0-1 huuu..lawan tim sekelas Siena seharusnya mereka bisa menang, tapi ya..seperti kata komentator-komentator bola di indonesia " bola itu bundar..ato..bola itu bukan matematika..bla...bla.." huks jadi kangen niy sama indonesia.
"Dai..dai...dai.." Berkali-kali teriakan para tifosi didepanku mekakakkan telinga..yup, ayo..ayo..gitulah kira2 kalo pen
onton di senayan berteriak. Di Stadion, kita bisa lebih melihat karakter sebenarnya orang italia, hampir mirip sama orang indonesia he...he...mereka marah saat penonton di sisi depan nonton dengan berdiri, alhasil penonton yang dibelakangnya nggak bisa melihat pertandingan dengan jelas.. " Kalo nonton bola di inggris, orang nonton sambil duduk!...Siedi, per favore!"teriak seorang bapak dalam bahasa itali yang kesal dengan tingkah penonton lainnya. Tapi untunglah semuanya berakhir dengan baik, walaupun Juve kalah, nggak ada kerusuhan yang berarti. Seorang ce' itali yang duduk di depanku nampak tergesa-gesa merogoh kertas di sakunya saat akhir pertandingan terdengar pengumuman hasil-hasil pertandingan liga itali lainnya..wuiih ternyata tu kartu judi!! Wew..disitu terlihat skor-skor pertandingan yang dipilihnya..hmmm...itulah sisi lain dari sepakbola.
Sono molto contenta perche Milan ha Vinto!!! yesss..hatiku terlonjak girang saat mendengar Milan menang lawan Inter di partai derby 2-1 (Inzaghi, Ricky kaka ^_^)..bravo!!!dan yang lebih menggembirakan lagi Fiorentina kalah melawan cagliari, itu artinya sekarang Milan ada di posisi 4, masuk ke zona Champhions..huu masih ada 2 partai lagi.
Dan tanggal 18 mei..bila Tuhan mengijinkan...Aku akan berdiri di San Siro!..San Siro, Aspettame...
Ah, Perjalanan ke Siena menyimpan banyak hal, perjalanan yang panjang (pulang ke perugia jam 1.30 malam bbrr), hal yang menakjubkan dan ada juga jawaban dari Tuhan yang kumengerti pada akhirnya, kini..hatiku telah mendengar apa kata kepalaku..

Rabu, 30 April 2008

Hatiku Berkhianat...

Hatiku Berkhianat...
Aku benci saat hati tak mendengar apa kata kepalaku..
Ia beringsut..berbicara sendiri.
Aku tak ingin mendengarkannya
Tapi peperangan ini membuatku mengawang tak pasti
Menyetujui apa alur rasionalitas kepala, atau bisikan hati?
Huff..
Kehilangan kendali atas hatiku, mengancam ketentramanku
Terlintas kata bijak seorang teman..
"Berdamailah dengan hatimu!"

Per:Y.N