Selasa, 10 Juni 2008
Jumat, 06 Juni 2008
Perugia, Sore itu...
Mengais sebuah kisah manis yang akan tersimpan di setiap portanya
Hatiku menyisakan sebuah ruangan yang kuiisi dengan setumpuk cerita
Perugia dengan Pinturrichionya
Dengan pantai scallete yang pernah kudihinakan dalam agama
Fontana Maggiore dengan keanggunannya memusatkan kota
Duomo dengan hati seorang pastur yang tengah resah menentukan langkah
Gallenga yang telah tertambatkan sebuah prasasti eksistensiku disana
Ada banyak senyum sahabat yang kusimpan disini
Menyisakan tanya pada rintis hujan
Akahkah dalam waktu yang diberi kesempatan meneruskan detiknya
Masih ada sebuah tali yang menjembatani hati diantara kami
Rabu, 04 Juni 2008
Indonesiaku
Kadang terpikir apa yang membuat Indonesia masih kocar kacir?dengan penduduknya yang tiap hari masih disibukkan dengan urusan mengisi perut, mengindikasikan masih payahnya perkonomian Indonesia yang dikaruniai bumi yang gemah ripah loh jinawi.
Ironis! Memang..
Inilah buah kesalahan panjang jejak-jejak para pendahulu kita yang harus kita tanggung. Generasi yang diwarisi utang luar negri yang bertumpuk, dengan hutan tropis suburnya yang tinggal kenangan hanya menyisakan tanah-tanah tandus dan gundul, nyaris habis terkikis keserakahan tangan-tangan manusia yang sibuk memperkaya diri. Dan entah siapa pula yang telah juga mewariskan mentalitas korupsi, kolusi dan nepotisme yang telah mendarah daging dalam sistem pemerintahan kita.
Ah..dan kita sepertinya bingung harus memulai langkah perbaikan dari mana, reformasi pada tahun 1999 yang tadinya diharapkan sebagai pangkal tolak sebuah kelahiran rezim baru yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, nyatanya..reformasi berjalan tanpa arah, bahkan banyak yang menyebutnya sebagai reformasi keblablasan.
Lalu, pernahkan membayangkan bagaimana wajah Indonesia kita 50 atau 100 tahun yang akan datang?
Setelah merayakan 100 tahun kebangkitan nasional, namun negri ini masih saja dibelit urusan bagiamana menyuapi warganya yang masih banyak tinggal di bawah garis kemiskinan.
Akankah kita akan sampai pada satu titik dimana negri ini bisa dibilang sejahtera, dengan stabilitas kondisi sosial politiknya. Ah..dan bolehkah warga negri ini bermimpi suatu saat Indonesia menjadi bangsa yang besar, bukan hanya dalam ukuran tapi juga dipandang sebagai bangsa yang bisa dibanggakan.
Dan 50 tahun atau100 tahun yang akan datang tetaplah dimulai dengan saat ini. Sumbangsih sekecil apapun dari seorang penduduknya adalah kontribusi besar kita pada negara. Semoga, generasi muda mempunyai mimpi untuk melakukan hal-hal luar biasa bagi diri dan negri kita, Indonesia.
Dari sebuah titik di seberang sini, terbersit sebuah keinginan besar untuk memberikan sesuatu bagi negeriku tercinta, Indonesiaku!!huks..huks..nasionalis banget…terharu..jadi kangen Indonesia.
Selasa, 03 Juni 2008
Percakapan itu...
Senin, 02 Juni 2008
Nothin'
Apalagi hatiku... Awal bulan juni, belum juga kutemukan energi-energi baru yang menggugah semangatku untuk menaklukan lagi mimpi-mimpi. Aku tidak ingin hidupku selanjutnya adalah sebuah antiklimaks, harus menemukan sesuatu yang membangkitkan kembali energi untuk berjuang lagi.
Jumat, 30 Mei 2008
Hmm..Coffee Maker..Grazie!
Pertama kali melihat coffee maker khas itali ini pas ada international day di UGM, dan dosenku Signora Laura Romano membuat kopi dengan coffee maker italianya, dan langsung terpesona dengan kemantapan rasa kopi yang dihasilkannya. Dan kini, tiap pagi..(nggak cuman pagi hehe..), siap-siap membuat kopi dengan coffee maker ini. eit Ternyata ada cerita di balik alat ini, seperti yang dipublikasikan oleh Prof. Jeffrey T. Schnapp dalam "The Romance of Caffeine and Aluminum”. Kafein dan alumunium merupakan dua material yang merupakan simbol dari era modernisitas yaitu kecepatan, mobilitas, kekuatan, energi dan elektrisitas. Penggabungan dari dua simbolitas tersebut merupakan gaya hidup baru yang dicari oleh peradaban manusia. Kopi dan alumunium ditemukan pada awal pertengahan abad 19 dan, paham fasis membuat alumunium menjadi logam nasional di Itali pada tahun 1930, dan membawa kedua material ini menjadi satu kesatuan yang mempengaruhi hampir semua rumah di Itali!! ya iyalah..hampir setiap rumah di Itali punya coffee maker. gli italiani alias orang itali memang penggemar berat kopi (kayaknya jarang banget tuh minum teh-kalo mereka minum teh tandanya mereka sedang sakit perut kekekek.). Kayaknya mereka (dan aku juga...) harus berterima kasih pada Alfonso Bialetti yang pada tahun 1993 membuat Alumunium Stovestop coffe maker untuk pertama kalinya. Dan alat ini yang dinamai The Moka Express sekarang ini bisa ditemukan di 90%rumah di Itali.
Kamis, 29 Mei 2008
Menikah????
Namun cinta ternyata tidak cukup dengan menaruhkan hati, tapi juga membuat kepala mensetujui apa pilihan hati. Seringkali kepala berpikir hati telah berkhianat karena menjatuhkan pilihan pada orang yang salah. Kadang pula hati yang tengah berbunga enggan mendengar apa kata kepala. Tapi akan ada waktu dimana hati dan kepala berdamai. Cinta adalah kolaborasi indah antara hati dan kepala.
" Aku mencintaimu karena seisi jagat raya ini bekerja sama membantuku menemukanmu" begitu kata the alkemist. Aku merinding saat pertama kali membacanya, kalimat yang sederhana namun membekaskan makna yang mendalam.
Ah, aku teringat pertanyaan seorang sahabat dalam percakapan panjang lewat telpon
" Yu, bila ada seseorang laki-laki baik baik serius melamarmu, dan kamu harus memberikan jawaban dalam waktu 3 hari, gimana yu?
Kujawab " Nggak, tentu saja tidak akan kuterima, berarti dia tidak mencintaiku!" (gila..kenal lama aja pikir-pikir apalagi datang tiba-tiba begitu...kayak beli kucing dalam karung). Karena bagiku, menikah merupakan konstruksi bangunan jangka panjang, penyatuan dua keluarga, dua budaya dan pentoleransian nilai-nilai yang telah lama dipegang oleh masing-masing. Dan tahu misi hidup dan impian pribadi lainnya
"Cinta tidak pernah menghalangi orang mengejar takdir dan impiannya. Bila seseorang melepas impiannya itu..cintanya bukan cinta sejati, bukan cinta yang berbicara bahasa dunia- begitu penggalan kutipan dari the alkemis yang kugaris bawahi di buku.
Aku juga mendengar ada model pernikahan kilat lewat ustad hmmm lupa istilahnya apa. Tapi rasionalitasku belum bisa mencerna dan menerima metode seperti itu (hmm..setelah pulang, mo baca bukumu pak, yang baru terbit itu...mungkin pandanganku akan berubah hehe..)
Keputusan untuk menikah, tidak menikah, atau belum menikah adalah integritas penuh pribadi seorang manusia. Setiap orang tahu pasti apa yang diinginkannya, dan bukan hal yang seharusnya bila kita menjatuhkan pilihan karena tekanan-tekanan dari luar. Kita 100% mempunyai hak penuh atas pilihan-pilihan hidup kita. Memang kita tidak pernah bisa mengendalikan stimulus dari luar (sikap dan tindakan orang lain, pandangan masyarakat, lingkungan, budaya), tapi kita bisa mengendalikan dan memilih atas semua respon pada setiap stimulus yang datang.
Hidup adalah pilihan, mengambil keputusan adalah suatu permulaan. Saat orang mengambil keputusan, berarti dia menceburkan diri dalam arus deras yang akan membawanya ke tempat-tempat yang tidak pernah dibayangkan ketika dia pertama kali mengambil keputusan tersebut. Yup, tapi begitulah seninya hidup!!
Ah sahabat, semoga engkau mengambil keputusan yang tepat.
Pak, kasian tu ustad direpotkan dengan para akhwat yang ingin melamarmu..makanya segeralah menjatuhkan pilihan hehe..
= kebayang komentar the gank bila membaca tulisanku, pasti mereka berebut menyeletuk " Mbah, kebanyakan teori!! sembuhin dulu tuh "penyakit" lama!, katanya kalo balik dari Itali mo sembuh" hehehe..sembuh??tambah parah iya hehe..huuu kangen semuanya.... mi mancano tutti i miei amici!!=