Sabtu, 11 April 2015

Easter Break : Menjelajah Linlithgow Palace




Kami di UK mendapat jatah libur 2 hari untuk menghormati yang merayakan paskah, hari jumat dan hari senin lalu, jadi total bisa break selama 4 hari. Sedangkan untuk anak-anak sekolah kabarnya libur sampai 6 minggu heuheu enak ya. Dan kemana easter break kali ini? Tahun lalu saya masih ingat saya pergi ke lake district untuk mengisi easter break. Catatan perjalanannya ada di sini. Dan kali ini saya jalan-jalan ke daerah Scotland saja *liburan murah meriah, yakni ke daerah bernama Linlithgow.
Awalnya random sih, sampai paginya kami juga masih belum memutuskan mau kemana. Tadinya mau ke the kelpies trus lanjut ke Linthgow. Jadi hari itu kami asal aja ke Queen street lalu beli tiket, karena tiket ke Edinburgh dan ke Linlithgow sama harganya dan satu jalur akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket Glasgow-Edinburgh return seharga 8.35 GBP.
            “ Ntar kalau ada waktu bisa ke Edinburgh Zoo trus mampir ke tempat makan biasanya (biasanya kami makan di Kitchen mosque di dekat Uni of Edinburgh, halal, enak dan terjangkau harganya)," kata teman seperjalanan saya. Iya baiklah, kami memang super random, yang penting jalan-jalan.
Kemudian kami naik kereta sekitar 20 menit dari Glasgow Queen Street sampai ke Linlithgow. Cuaca hari itu cerah ceria, matahari bersinar dengan hangatnya. Ramalan cuaca yang kami lihat memang selama Minggu dan Senin cuacanya bakal bagus. Dan tentu saja cuaca bagus itu langka di Scotland. Jadi ya, kami bersyukur hari itu cuacanya sangat mendukung untuk jalan-jalan. Dan satu lagi, enak banget rasanya jalan-jalan tanpa coat tebal. Kami sampai di Linlithgow sudah tengah hari karena berangkat dari Glasgow juga siangan. Linlithgow terletak di utara-timur dari West Lothian, dekat perbatasan dengan Stirlingshire. Kota ini terletak 20 mil (30 km) sebelah barat dari Edinburgh sepanjang rute kereta api utama ke Glasgow.
Begitu sampai stasiun, mata saya langsung menangkap spot cantik buat foto, ..langsunglah saya mengajak teman seperjalanan untuk mampir foto di sana, ternyata sekolah SD. Ya ampun cantik begitu bangunannya..simetris desain kanan dan kirinya, coba saja perhatikan

Tujuan wisata utama kota ini memang Linlithgow Palace, tempat lahirnya James V dan Queen Mary of Scot, Ratu Skotlandia. Mary of Scot lahir pada tahun 1542 dan menjadi ratu setelah 6 hari kelahirannya. Hiyaa masih bayi udah jadi ratu ya. Linlithgow Palace ini dibangun pada tahun 1424 oleh James I of Scotland dan pernah terbakar pada tahun 1424. Setelah kebakaran tersebut, James I memulai rekonstruksi istana tersebut dan menghabiskan 200 tahun untuk menyelesaikannya. Wah lama banget yaa.
Untuk mencapai istana ini sangat gampang dari stasiun, hanya sekitar 10 menit jalan kaki sampailah kami di Linlithgow Palace. Untuk masuk ke istana ini, harga tiket untuk dewasa sebesar 5.50 GBP, tapi karena kami member dari historic Scotland jadinya kami bisa free masuk ke sana ayeeee. 
 
pose dulu sebelum masuk ke palace

Dalam istananya biasa aja sih, nggak semewah Stirling Castle. Tapi kami bisa naik ke atas dan bisa melihat dari puncak palace, dimana dari situ bisa memandang hamparan danau Linlinthgow (Linlithgow loch). Memang letak palace ini sangat sempurna dengan dikelilingi oleh loch/ danau jadi terlihat sangat cantik. Lihatlah foto-foto yang kami ambil dari puncak palace, rasanya betah berlama-lama memandangi hamparan pemandangan yang sangat memanjakan mata
 
Linlinthgow loch terlihat membiru dari puncak Linlinthgow Palace
 
Foto ini diambil dari lubang angin puncak tertinggi Linlinthgow Palace..breathtaking scenery banget
Dan yaaa..tetap saja acara utamanya adalah foto-foto ria dan mencobai lensa baru. Masih rada kagok memakainya karena lensa fix, nggak bisa zoom. Tapi seru juga bereksperimen dengan lensa baru ini, walau tentu saja berganti ganti dengan lensa standar kit bawaan Nikon D5100 saya itu.

ini di lorong lorong bagian dalam Palace

Usai puas menjelajah palace, huhuh lumayan melelahkan juga naik turun tangga, kami memutuskan untuk leyeh leyeh di hamparan rerumputan sambil memandangi loch dari kejauhan. Plus makan siang tentu saja karena perut sudah keroncongan. Dan strategi wisata murah meriah kami adalah membawa bekal sendiri. Selain dipastikan halal (agak susah memang mencari tempat makan halal selain kebab dan fish and chips), pastinya jauh lebih murah. Kali ini menunya tahu telur (telur dicampur tofu lalu digoreng enak bangeeet) , tempe goreng dan sayur ahaay nikmatnyaaaa  plus teh panas yang kami juga bawa. 
            “Kayaknya kalau foto dari kastil dari jauh bagus deh, dari seberang loch kayak di foto foto di internet itu” kata saya ke teman seperjalanan. Sebelumnya saya cek foto foto Linlinthgow Palace, kebanyakan diambil dari seberang Loch, jadi palacenya kelihatan dari jauh, nampak cantik sekali. Dan kami akhirnya jalan-jalan santai mengelilingi Loch yang lumayan luaaaassss. Kami mengamati nelayan-nelayan yang baru saja selesai melaut, melihat mereka menimbang hasil tangkapan mereka. Sempat pula tergoda membeli es krim di tengah teriknya hari namun setelah melihat harga dan porsinya yang sedikit tapi mundur dari antrian *wisata pelit ahaha.
Benar saja, pemandangan palace dari seberang loch terlihat cantik sekali, dan waktunya bernarsis ria ehehe.

ini nyobain lensa baru, latihan bikin bokeh..lumayan laah hasilnya
 
shoes-selfie di LinlinthgowLoch

Favorit banget pemandangannya

 
biasanya lensa kit bawaan nggak bisa nangkep foto dengan depth of field sedalam ini

Linlinthgow palace di belakang

 
Pemandangan dari tempat kami berhenti untuk sholat..betah banget di sini lama-lama
Untuk bisa mengelilingi loch cukup lumayan memegalkan kaki juga. Hampir sejam-an lebih kami berjalan, kalau total diselingi foto-foto ya pasti lebih dari itu hihi. Ketika kaki mulai pegal, ada kursi yang tersedia untuk melepas lelah. Kami juga menyempatkan untuk sholat di pinggiran loch.
            “ Udah sore ternyata, nggak jadi kayaknya nih kita ke Edinburgh” kata teman seperjalanan saya. Haha iyaaah ternyata kami keasyikan menikmati LInlinthgow palace dan lochnya. Tak apa, tujuan jalan-jalan kan menikmati suasana yang ada. Dan hari itu terasa begitu sempurna dengan cuaca yang cerah dan pemandangan yang menakjubkan. Scotland ini semakin dijelajah semakin cantik. Benar-benar saya akui hal tersebut. Selama perjalanan sudah disuguhi lanskap yang cantik di luar jendela bis atau kereta, begitu sampai lokasinya, dimanjakan dengan objek wisata yang ada. Satu-satunya kelemahannya hanyalah cuaca, dan hari itu begitu sempurna karena cuaca sangat bermurah hati pada kami.
 
Menjelang senja
Lalu kamipun beranjak pulang, tadinya mau mampir ke the kelpies, tapi kaki sudah pegal dan juga waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, walaupun suasana masih benderang. Tapi rasanya Glasgow sudah memanggil manggil pulang.
Terimakasih untuk easter break yang super menyenangkan. Bila kalian ke Scotland, Linlinthgow sangat recommended untuk dikunjungi lho.

Salam perjalanan
 

Kamis, 02 April 2015

Cara Mengubah Tampilan Blogspot menjadi Website


Beberapa kali ada yang menanyakan pada saya bagaimana caranya mengubah blogspot ke laman website,nah kali ini saya akan bagikan caranya. Seperti blog saya awalnya beralamatkan di www.marsdreams.blogspot.com, kemudian mulai awal tahun 2015 saya memutuskan untuk membeli domain sendiri dan sekarang berubah menjadi www.siwimars.com.
Sebelum ke detail caranya, apa sih yang membuat saya memutuskan untuk membeli domain sendiri? Hihi alasan awalnya sih simple, keliatan keren aja punya website sendiri ya kan? Semacam personal branding lah ehehe. Kemudian manfaatnya alamat website menjadi lebih singkat karena langsung beralamat .com, ini akan memudahkan siapapun yang akan berkunjung ke blog kita.
Nah gimana sih caranya?
Sebenarnya saya sudah lama pengen pindah ke website pribadi, tapi saya nggak ngerti caranya ahah. Kirain bakalan repot, butuh minta bantuan teknisi khusus-padahal teknisi khusus saya cuma simbah google. Tapi ternyata simple aja kok.  Saya diajari oleh sahabat saya, mbak tara yang kini tengah kuliah di Newcastle. Awalnya saya melihat sharing link-postnya di facebook tentang salah satu tulisan di blognya. Pas saya lihat alamatnya sudah dot.com tapi tampilannya blogspot. Mungkin hasil migrasi dari blogspot ke website. Dan langsung saya todong mbak tara untuk mengajari saya caranya.

1. Beli domain
Nah langkah pertama yang dilakukan adalah membeli domain.com. Saya sharing saja (berdasarkan rekomendasi dari mbak tara) saya membeli domain  di IDwebhost, alamat dan infonya bisa dicek di sini.  So far, mereka sangat helpful selama proses pembelian dan tehnis migrasi, jadi saya bisa bilang recommended lah.
Karena saya sudah punya hosting di blogger, jadi saya cuma beli domain saja. Kalau tidak salah harganya sekitar 100rb/tahun.  Sebelumnya kita cek dulu apakah nama domain kita masih available atau tidak.
Awalnya saya tetap ingin blog saya bernama marsdream karena sudah tujuh tahun ngeblog saya memakai nama itu. Tapi tenyata domain marsdream sudah digunakan oleh orang lain, jadi nggak bisa dipakai lagi. Dan akhirnya saya memakai nama saya di website baru saya—sekalian peronal branding lah-halaah.
Nah cara order-nya ada di tutorial berikut.
2. Custom Blogspot ke Website
Nah setelah melakukan pembayaran, kita akan melakukan custom dari tampilan blogspot ke website. IDwebhost juga menjelaskan langkah-langkahnya kok, ada detailnya di link berikut.
Jangan khawatir kalau bingung dengan langkah-langkah tehnisnya, tinggal chat saja untuk bertanya pada staff customer service. Sistem mereka saya lihat sangat oke, transkrip percakapan juga dikirimkan via email. Mereka juga akan membantu bila kita kesulitan setting, seperti yang pernah saya alami. Rasanya sudah mengikuti petunjuk seperti yang ada di tutorial, tapi kok hasilnya nggak seperti yang tertulis. Begitu saja chat CS-nya dan bertanya, dia mau membantu untuk membereskannya kok.
3. Propagasi
Setelah setelah tahap custom, kita disuruh nunggu propagasi sistemnya sekitar 7-8 jam. Dan setelah itu tampilan blog kita sudah ada dalam tampilan nama domain yang baru. Gampang kan
Tapi yang menjadi konsekuensi dari bergantinya nama domain, blog kita seperti dianggap baru oleh mesin pencari. Kalau yang peduli soal peringkat Alexa dll, dijamin peringkat blog kita akan anjlok  banget. Tapi kalau yang selow seperti saya, nggak masalah sih. Kita bisa melompat lagilah seiring dengan konsisten ngeblog ehehe
Begitu tips singkat bagi yang ingin punya website sendiri, lebih keren dan lebih nyaman seperti rasanya punya rumah sendiri ketimbang numpang.
Semoga bermanfaat 



Your Achievement is Your Contribution



Akan ada suatu titik dalam hidup manusia ketika sampai dalam pertanyaan, apa misi hidupmu? Apa yang membuat hidupmu terasa bermakna? What the purpose of your life? Saya sendiri menikmati menjalani hidup dengan sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada diri sendiri. Hal tersebut membantu saya untuk tetap sadar akan sejauh mana saya berjalan. Hidup adalah serangkaian perjalanan ke dalam diri. Apa yang membuat saya bahagia? Apa yang membuat hidup saya bermakna? Kualitas hidup seseorang kadang kala ditentukan oleh seberapa baik manusia itu berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Pada awalnya, pertanyaan-pertanyaan itu terjawab dengan saya bahagia kala impian-impian saya menjadi nyata.
Pernah dulu salah satu impian terbesar saya adalah menjejakkan kaki di Italia, dan pada akhirnya hal tersebut menjadi nyata dengan memperoleh beasiswa short course bahasa dan budaya Italia selama 3 bulan di Universita Per Stranieri di Perugia pada Tahun 2008. Kemudian setelah menyelesaikan pendidikan master di Ilmu Kedokteran Tropis di Universitas Gadjah Mada dengan Beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana, saya diterima CPNS sebagai Dosen di Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan di Universitas Jenderal Soedirman. Sekitar dua tahun menjadi tugas saya menjadi dosen, saya mendapatkan Beasiswa DIKTI Luar Negeri ke University of Glasgow, United Kingdom pada tahun 2011 untuk melanjutkan studi saya jenjang doktoral (S3). Dan kemudian tercapainya suatu impian, akan membawamu untuk melemparkan impian lebih jauh lagi.
“Oke, saya sudah pergi ke beberapa benua, menjelajah ke berbagai negara, menempuh pendidikan doktoral di UK, then what?” itu pertanyaan yang pada akhirnya membawa saya dalam pencarian-pencarian. What matters to me in my life? Apa yang membuat saya merasa bermakna sebagai manusia?
What next? Itu yang membuat hidup selalu berupa tantangan menarik untuk mewujudkan impuan-impian menjadi kenyataan. Mantra sakti saya waktu itu adalah salah satu kalimat di buku Paulo Coelho, the alchemist
“ Bila kau inginkan sesuatu, pada seluruh jagat raya akan bersatu padu untuk mewujudkannya”. Maka rumus yang saya pakai adalah berusaha dengan segala macam cara, tak kenal  menyerah, konsistensi dan persistensi. Bagi saya persistensi sangat penting. Banyak orang bermimpi besar, dengan semangat besar pada awalnya. Namun perlu diingat perjalanan mencapai impian tak pernah mudah, banyak rintangan,  kesulitan dan butuh banyak kesabaran. Banyak yang langkahnya terjegal di tengah jalan. Dalam hal inilah bagaimana persistensi seseorang menjadi poin penting keberhasilan seseorang mencapai mimpi-mimpinya.
Namun pada langkah meraih beasiswa doktoral saya, Tuhan nampaknya ingin saya belajar hal lainnya. Rumus awal yang saya pakai nampaknya belum cukup, perjalanan saya menempuh phD mengajarkan saya tentang penerimaan. Tak selamanya impian yang kamu perjuangkan akan menjadi nyata seperti yang engkau harapkan, hati-hati kadangkala Tuhan menyiapkan rencana yang jauh lebih istimewa lagi. Namun pada awalnya kamu tidak menyadarinya. Pelajaran tentang penerimaan tentang ada hal-hal yang tidak bisa kau ubah, ini akan menjadikan manusia lebih lentur menghadapi hidup. Setelah hampir semua impian-impian saya tercapai, ada pertanyaan-pertanyaan yang hadir.     
Pencapaian pribadi pada suatu titik hanya akan membuat rasa kepuasan diri, namun saat kita mulai berbagi, berkontribusi ada rasa bermakna yang membuat kita merasa ingin berbuat lebih banyak lagi. Sebagaimana bahagia lebih lengkap rasanya bila dibagi dengan orang-orang yang kita cintai, begitupun hidup, lebih lengkap rasanya saat kita sudah mencapai titik berkontribusi. Bagi saya, pencapaian hidup saya adalah bagaimana saya bisa berkontribusi dengan ilmu, passion dan segala potensi yang saya miliki untuk orang lain, masyarakat dan bangsa.
Kita semua sebagai generasi terdidik, mempunyai hutang kontribusi untuk bagaimana berperan untuk dunia pendidikan di Indonesia agar lebih baik.
Saya menikmati peran saya sebagai pendidik dan mempunyai kesempatan untuk melanjutkan misi saya di bidang pendidikan.
Tugas dosen dalam pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat memberikan kesempatan saya untuk berbagi ilmu yang saya miliki. Menjadi dosen yang produktif dengan ilmu dan karya ilmiah merupakan bentuk kontribusi saya  pada dunia pendidikan.
Menempuh pendidikan di luar negeri, membukakan kesadaran saya akan berbagai kekurangan saya (dan juga sistem pendidikan di Indonesia), salah satunya kurangnya pemahaman akan keilmuan, keingintahuan akan ilmu, kejujuran dalam penelitian dan juga bagaimana mereka menghargai proses belajar selain hasil akhir. Ke depan, saya berharap dunia pendidikan mampu melahirkan generasi-generasi terdidik yang cerdas, kritis, inovatif, jujur dan kontributif. Saya percaya, pendidikan memainkan peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
 Masih banyak PR dunia pendidikan di Indonesia, yang bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja namun juga  memerlukan peranan kita.
 “Hidup kita ini bukan untuk bersaing dengan orang lain. Tapi untuk menunjukkan sisi terbaik dari diri kita sendiri
Itu sih mantra sakti saya tatkala hidup kadang riuh rendah dengan berseliweran kegaduhan tentang opini, pendapat, persepsi dan lain sebagaimana, konsekuensi dari manusia sebagai makhluk sosial.
Definisi kusuksesan bagi saya, bisa melampaui “saya” yang sekarang dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semacam perjalanan ke dalam diri yang tak pernah henti.
Selain itu, saya mempunyai passion di  dunia kepenulisan.  Saya menerbitkan karya-karya fiksi seperti True Love Keeps No Secret (Gagas Media, 2008), Koloni Milanisti (2013), kontributor di beberapa antologi seperti The Jilbab Traveller (Asma Nadia Publishing, 2013), Pulang (Nulis Buku, 2012). Saya ini saya tengah menggarap naskah buku tentang travelling dan juga paper ilmiah.
Saya menikmati menulis dengan secangkir kopi, tentang travelling, hidup, cerpen, flash fiction ataupun lainnya. Menulis bagi saya merupakan salah satu cara saya membincangi diri saya sendiri sekaligus berbagi dengan orang lain. Menulis untuk merapikan kenangan, untuk menuangkan ide pemikirian ataupun sekedar menikmati proses menulis itu sendiri, saat jari-jari bergerak di keyboard melahirkan kata demi kata. Seperti Kata Pramudya Ananta Toer, menulis itu bekerja untuk keabadian, dan saya sangat menikmati itu.
Saya juga percaya banyak sekali anak-anak muda berpotensi dari Kebumen. Hanya saja mungkin harus lebih banyak keyakinan bahwa setiap orang boleh mempunyai mimpi besar apa saja dan tidak ada yang tidak mungkin untuk mewujudkannya. Apapun latar belakangnya. Selain itu, dibutuhkan keberanian. Berani untuk percaya akan mimp-mimpi,berani untuk memperjuangkan selain itu juga berani untuk menerima apapun yang terjadi sebagai konsekuensi dari berjuang mencapai mimpi-mimpi. Keluar dari zona nyaman, melakukan dan menjalani perubahan memerlukan keberanian-keberanian. Beranilah berjuang untuk mimpi-mimpimu, dan berkontribusilah pada negerimu. Live your life. Nikmatilah hidupmu dengan sebenar-benarnya hidup.
Tekad saya masih terus sama, bahwa kebermaknaan hidup ada dalam kontribusi untuk sesama. Terus menghidupi passion dengan tindakan dan karya. Bahwa passion menjadi nyala bila dihidupi dengan karya, bila tanpa itu, sia-sia.

Salam karya dari Glasgow, United Kingdom


Siwi Mars Wijayanti
Tulisan ini dipublish di portal Kebumen Muda di link berikut

Terbang Lebih Tinggi



Ketika hidup menghadiahimu kejutan-kejutan, hingga  serasa hidup mengjungkalkanmu sampai jatuh sejatuh jatuhnya.
Terasa melemparkanmu dari perjalanan panjang yang telah kau tempuh, tiba-tiba seperti mengembalikanmu ke titik semula
Ketika serasa harapan-harapan binasa,
Tapi hadiah sesungguhnya datang bersama ujian dan tantangan.
Karena semua itu, akan melentingkanmu ke titik yang lebih tinggi—kalau kau sanggup sadari
Menerbangkanmu ke titik yang lebih tinggi—kalau kau mampu pahami
Jangan pernah meleset menyadari berkah besar di setiap cobaan dan ujian,
Kau tahu Tuhan Maha Baik, tapi Dia sering kali memberi diam-diam
Jangan meleset mengetahui apa yang ingin Tuhan berikan padamu di balik deraan
Lalu  melesatlah
Melentinglah lebih tinggi
Terbangkan dirimu ke tempat yang lebih tinggi
Dan tetaplah membumi, rendah hati


source pic : here

Selasa, 24 Maret 2015

Sarapan Pagi

source pic here

Terkadang hidup ingin terus seperti ini
Diawali menyiapkan secangkir teh manis dan sarapan pagi
Bukankah terasa sederhana dan menyejukkan hati
Lalu ingin rasanya kupaksa waktu terhenti
Atau ingin ia mereplikasi diri sama setiap hari

Tapi mari biarkan perubahan hadir lagi dan lagi
Karena detik waktu tak kan pernah datang sama lagi
Tapi bukankah kenang terus tersimpan dalam hati?

Tak perlu melawan perubahan, sayang
Mari kita melaju bersama perubahan,
Agar terus kita kenang menu sarapan pagi yang berganti
Di antara toaster, selai, dan setangkup roti
Atau nasi goreng, sampai sambel terasi

Walau begitu, tiap awal hari ingin selalu kusajikan untukmu :

Secangkir teh manis, sarapan pagi dan senyuman sepenuh hati

Selasa, 17 Maret 2015

Tentang Glasgow : Yang Membuat Hati Saya Lumer

Uni of Glasgow terlihat dari jauh-foto : koleksi pribadi


Tahun ini sepertinya akan menjadi tahun terakhir saya tinggal di Glasgow. Kadang-kadang ada rasa rindu sebelum pergi meninggalkannya. Kota yang telah saya tinggali lebih dari tiga tahun ini memang telah menjadi salah satu bagian penting dalam perjalanan hidup saya. Kota yang sebelumnya tidak ada dalam “peta” rencana hidup saya. Dan sekarang, rasanya sudah terbiasa dengan kota ini. Nggak lagi berasa tinggal di luar negeri, rasanya seperti berada di kota yang perlu sekitar sehari perjalanan untuk pulang ke rumah, itu saja. Hanya soal jarak dan ketidakbisaan untuk dengan mudah bertemu dengan keluarga. Namun nyatanya tehnologi seperti skype dan facetime membuat segalanya terasa dekat.
Setelah sekian lama tinggal di kota ini, ada beberapa hal yang membuat hati saya lumer. Tentu saja kali ini saya tidak sedang membicarakan keindahan”raga” kotanya. Namun lebih pada “jiwa” kota terbesar kedua di Skotlandia ini. Apa sih yang membuat saya lumer, hal-hal yang sederhana saja kok,
1. Sapaan supir bus.
Sejak pindah lab ke daerah Garscube, saya pergi ke lab dengan menggunakan bis setiap hari. Entah pagi-pagi selagi mood masih belum bangun ataupun pulang dengan letih. Namun ketika mengulurkan bus pass ticket 10 weeks saya ke supir bisnya, seringkali responnya sungguh tak terduga,
            “Thanks love”-“thank you, darling”. Ataupun sebutan lain dengan muka yang ramah.
Aduh, lumer seketika. Tubuh yang penat atau mood yang agak mendung bisa membaik seketika rasanya. Saya bisa merasakan kalau sapaan-sapaan ramah mereka itu natural, bukan senyum sintetik. Itulah mengapa sapaan ramah mereka terasa dalam hati saya. Kadang-kadang saya juga penasaran, kenapa ya mereka nampak begitu menikmati pekerjaannya? Mungkin karena mereka gajinya cukup, nggak dikejar setoran, nggak peduli berapapun penumpang, gaji mereka tetap sama. Mereka pun nampaknya bekerja dalam waktu yang ditentukan tiap harinya (nggak kelebihan beban kerja). Pernah teman saya bilang saat dia naik bis trus pada saat bus sampai ke bus stop tempat pergantian supir, dan supir penggantinya ternyata tidak datang. Si supir itu tetap meninggalkan bis, dan para penumpang berganti ke bis yang berikutnya. Mungkin karena kesejahteraan mereka yang terjamin itu yang membuat mereka nampak menikmati pekerjaannya itu. Entahlah, yang jelas hati saya terasa “nyes” kala mendapat sapaan ramah mereka. Terimakasih
2. Sapaan orang tak dikenal
Di Glasgow, mudah sekali mendapat sapaan ramah dari orang-orang yang tidak kita kenal. Ataupun sekedar saling senyum saat berpapasan jalan. Sering pula diajak ngobrol ringan kala menunggu bus di bus stop. Tertawa bersama kala angin Glasgow yang terkenal dahsyat hampir menerbangkan tubuh sehingga beberapa orang harus memegang tiang bus stop.
            “ It was terrible outside,” tiba-tiba saja orang tak dikenal itu mengajak ngobrol setelah kami naik ke bus.
Hal-hal seperti itu kadang-kadang bikin hati lumer. Terasa hidup di daerah yang nyaman dan damai. Walaupun menurut UK peace Index yang ditetapkan oleh Institute for Economics and Peace bahwa Glasgow merupakan kota dengan peace index yang rendah dan tinggi kriminalitasnya di UK, namun so far kenyataannya saya merasa damai bahagia sejahtera di kota ini.
3. Kebaikan dan keramahan ada dimana-mana
Entahlah, tapi kebaikan itu akan menyebar dan menular, itu yang saya percayai. Janganlah berhenti berbuat kebaikan, demi diri kita sendiri. Di kota ini juga mudah sekali menemukan kebaikan-kebaikan. Mungkin bisa dirasakan dari perlakuan-perlakuan kecil yang membuat hati lumer. Kalau mau naik bis, bukannya pada berebut mau naik, tapi malah saling mempersilahkan naik duluan. Kalau jalan berbanyak orang, misalnya melewati pintu maka orang yang membuka pintu akan menahan pintu itu sampai orang orang di belakangnya memegang pintu tersebut. Kebaikan dan keramah tamahan bisa ditemukan dimana-mana. Kasir supermarket, orang di jalan, petugas loket subway dan sebagainya. Atau coba deh jalan-jalan, pasti banyak disenyumin orang. Kalau jalan-jalan sore, orang-orang yang jalan dengan anjingnya gemar sekali mengumbar senyum, sepertinya hidup terasa bahagia. Dan yang jelas bahagia itu juga menular. Bahagia terasa hati saya.
Itu beberapa hal yang membuat hati saya lumer selama tinggal di Glasgow, terutama tentang perilaku orang-orangnya sih. Aih, iya..saya memang betah tinggal di sini dan tengah memanfaatkan waktu yang masih ada untuk menciptakan kenangan sebaik baiknya.

Salam dari kota yang saya cintai


Kamis, 12 Maret 2015

Ayo Fokus, Jangan Rakus


source pic here

Sembari membalas satu-satu ucapan selamat ulang tahun di wall Facebook yang saya terima tanggal 10 maret lalu, ada ucapan dari sahabat lama saya di Jogya dulu. Saya membalasnya sekaligus mengucapkan selamat atas terbitnya buku yang ditulisnya bersama sang suami. Akhirnya kami mengobrol via message setelah lama sekali nggak kontak, mungkin lebih dari setahun lamanya. Namun kadang ajaibnya, ada sahabat yang  walau sudah lama nggak kontak, namun saat ngobrol terasa baru kemarin ngobrol. Dan ngobrolnya langsung “berat” walaupun bahasanya sambil ngakak-ngakak,
            “ Pertama kita harus mengakui dulu kalau kita manusia ini rakus mbak, “ begitu bilangnya saat saya bilang pengen belajar ilmu hipnoterapi, tema buku yang ia tuliskan itu.
            “ Ada hal-hal yang kita cukup tahu seperlunya saja, lalu fokuskan pada satu ada beberapa hal yang memang passion kita. Aku juga sedang belajar mbak, mengontrol diri sendiri. Karena merasa mampu, ada peluang, jadinya pengennya banyak, ini itu. Tapi ternyata ada hal yang memang kita butuhkan, ada yang tidak,” paparnya. Aih, makin bijaksana saja itu anak.
Umurnya lebih muda dari saya namun tempaan kehidupan yang pernah ia hadapi nampaknya mempercepat laju pertumbuhan dirinya. Saya masih ingat, dulu saat satu kos di Jogya sering berbincang tentang buku Gede Prama dan buku-buku spiritual lainnya. Dia hindu-saya muslim, dan perjalanan spriritual menurut saya universal bagi semua penganut agama.
Saya tercenung membaca kalimat-kalimatnya, pas banget dengan saya sekarang ini, random! Tadinya saya berpikir, berusahalah menjadi versi terbaik dari diri kita—mungkin hal itu masih benar, namun mungkin ada yang kurang pas interpretasi saya. Akhir-akhir ini saya semakin random dengan membiarkan diri saya menikmati dan menjalani apapun yang saya inginkan. Saya mendapati penemuan-penemuan baru lalu mengalirkan energi ke sana, mungkin karena terlalu banyak akhirnya menjadi random dan hasilnya kurang maksimal.
            “ Saya juga gitu mbak, maunya macam-macam, pengen belajar ini itu. Tapi malah hasilnya kurang maksimal. Mungkin mending fokus pada beberapa hal yang memang passion kita, lalu biarkan orang lain menjadi master di bidang lainnya,” tutur sahabat saya tadi.
Humm saya sih sebenarnya pengen banyak belajar ini itu bukan ingin menjadi master di bidang tertentu yang saya minati, tapi hanya karena saya menikmatinya saja. Namun, akhirnya energi terbagi bagi. Mungkin saatnya untuk memilah milah, dan  lebih terfokus.
Ingin tahu betapa randomnya pikiran-pikiran saya? Ahaha baiklah, memang secara naluriah manusia itu rakus, well pertama saya harus mengakui kalau saya rakus.
1. Saya sempat kepengen ikutan course Bach Flower Remedy System, karena pusatnya hanya di UK. Udah lihat-lihat info coursenya dan baca-baca informasinya. Saya tertarik di dunia self healing, sering baca-baca artikel dan videonya Reza Gunawan, bahkan sempat juga kepengen ikutan pelatihannya kalau sudah di Indonesia. Kenapa sih self healing? Karena tiap manusia sebenarnya sangat rentan terganggu kesehatan mental/jiwanya, dan self healing akan membantu manusia untuk meningkatkan kualitas kesehatan jiwanya, dan otomatis pula kesehatan raga. Well, saya sangat tertarik ilmu ini, mungkin kenapa saya tiba-tiba tertarik dengan buku sahabat saya tentang hipnoterapi karena memang secara naluriah saya tertarik dengan ilmu “begituan”. Ada yang mau bayarin saya course di sini? Ahaha
2. Ini juga mungkin absurb terdengar, saya suka memijat. Baru kemarin saya beli buku ilmu tentang massage untuk penyembuhan penyakit-penyakit ringan. Saya suka dan sering memijat tapi nggak tau ilmu-nya, seperti titik-titik tertentu yang berhubungan dengan chakra tertentu dan sebagainya. Saya hanya bisa merasakan kondisi bagian tubuh yang saya pijat, mana yang butuh pijatan lebih, mengalirkan energi ke situ  dan apa yang dirasakan oleh orang yang saya pijat. Kadang-kadang secara random saya juga pengen belajar lebih dalam lagi soal pemijatan, bukan karena saya pengen jadi tukang pijat professional ahah, tapi just for the sake of curiosity. Dengan begitu saya bisa memijat orang-orang tercinta saya dengan lebih baik, syukur-syukur bisa menyembuhkan penyakit penyakit ringan dengan pijatan saya. Tapi semakin saya baca, semakin keren ilmu sentuhan tangan ini..halaaah
3. Ada pula keinginan untuk berbisnis hihi, dan saya dari dulu pengen punya kedai kopi. Hanya orang tercinta dan sahabat-sahabat dekat saya yang kadang saya bincangi tentang hal ini. Dulu sih cuma pengen pengen-an, sekarang agak seriusan ahaha. Kenapa saya suka ide tentang kedai kopi? pertama tentu saja karena saya suka kopi. Kopi menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup saya. Kemudian,  karena saya suka pemandangan orang-orang yang bersama sambil minum, makan makanan ringan,  membaca, menulis ataupun mengobrol dengan sahabat atau orang-orang tercinta. Saya suka banget pemandangan seperti itu dan akhirnya ingin menciptakannya untuk orang lain. Apalagi saya juga suka banget masak, bisa tuh kedai kopi plus sajian makanan apa gituuu, plus saya juga suka crafting dan decorating, niatnya pengen bikin kedai kopi yang unik desainnya, cozy, enak buat nongkrong-nongkrong..bla..blaa…halaaah
4. Nulis jelaslah passion saya sejak dulu, tapi juga masih saya rasakan random, belum terlalu fokus untuk mengalirkan energi ke situ, mungkin karena kebanyakan maunya tadi itu ahah
5. Then saya suka modelling, fotografi, tadi udah disebut saya suka crafting, bikin-bikin pernak pernik seru-seruan dan ternyata super addicting banget, suka masak, suka dekorasi, eh plus sangat suka fashion. Pulang nanti pengen belajar menjahit dan menciptakan baju-baju yang lucu-lucu errrr. Belum lagi saya juga suka ikut komunitas kayak Indonesia mengajar, bantuin orang bikin perpus desa, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Saya memang super random. Rakus banget..tapi saya suka, tadinya saya berpikir kalau semua itu mewarnai hidup saya, kenapa enggak? Saya ingin memaksimalkan potensi yang saya punya, begitu pikir saya.
Then, obrolan saya kemarin dengan sahabat saya itu mungkin sedikit mengingatkan saya untuk lebih fokus lagi, sehingga hasilnya juga lebih maksimal. Humm marilah belajar mencobanya..
Tapi setidaknya saya bersyukur, saya tahu apa yang saya suka, walaupun banyaak..terus akhirnya jadi random, daripada tidak punya kesukaan sama sekali ahaha. Ada yang punya pengalaman yang sama seperti sayakah? 

Salam
Glasgow, 12 March 2015