Sabtu, 02 Mei 2009

Nama, titik dua (:)


Saat pertama memasuki kota itu, uhm adem, sejuk tapi tetap modernis. Hijau namun tetap mengikuti kemajuan zaman, itulah kesan pertama kali memasuki wilayah Salatiga. Kunjunganku pertama kalinya di kota ini, inipun gara-gara sebuah kunjungan perjalanan dinas untuk urusan observasi magang. Sebelum berangkat telah mendengar beberapa cerita tentang ribetnya birokrasi dan adminstrasi di instansi lain (jatah instansi masing-masing), ahh..semoga di instansi yang akan kudatangi tidak begitu. Ditemani satu rekan sejawat, aku mulai mengurus segala macam keperluan dan tugas yang diberikan. Semuanya baik-baik saja, walaupun si ibu-ibu yang melayaniku rodo-rodo bergaya serius dan formal.
" mba, sebenarnya untuk urusan proposal magang mahasiswa dan keperluannya bukan saya yang meng
'handle. sekarang mba-nya menghadap ke mba-X saja, ruangannya di bla..bla..bla..." masih dengan wajah serius dan sikap yang formal beliau berbicara denganku.
" oh iya bu, kalo begitu saya akan segera menghadap beliau. oh ya, ibu Y (ibu yang kuajak bicara) kenal dengan Mas Z nggak?" sambil merapikan berkas dan proposal anak-anak yang berbendel-benddel itu aku bertanya pada ibu Y.
" Oalah, itu kan adikkku...anakku...sahabat baik, wah dia itu orangnya pinter, baik banget..bahkan kadang terlalu baik dengan semua orang..bla..bla..bla" wah..tidak dinyana-nyana reaksinya berubah menjadi bersemangat dan cair tiba-tiba. Lalu mengalirlah cerita yang beranjak ke ranah informal. Suasana tiba-tiba menyenangkan.
Kalau tidak mengingat tugas yang harus kuselesaikan tentu saja pengennya masih ngobrol lagi, tapi tugas membuat harus segera menemui mba X yang mengurus tentang magang mahasiswa. Mba X ini dari awal memang terkesan baik dan ramah, semua urusan beres dan lancar, bahkan berbasi-basi sampai cerita mulai dari yang ringan sampai berdiskusi tentang format magang di instansi tersebut. Dan saat aku menyebutkan alumni dari sebuah program studi di UGM. Beliau menanyakan..
" kenal nggak dengan Mas Z?" (Mas Z ini memang salah satu staff di Dinas tersebut tapi bertugas di lain daerah).
"Owh, ya kenal to mba, satu angkatan dengan saya, malah satu penelitian"
" Wah mba, orangnya baik banget, pintar, potensial..bla..bla..ceritapun mengalir dengan mengasyikkan.
Suasana menjadi akrab, dan ujungnya beliau menawarkan saya untuk mengantarkan ke bagian-bagian di instansi tersebut untuk mengurus keperluan admintrasi lainnya. Di dua bagian berikutnya, yang mengherankan komentar dua orang ibu kepala bagian pun serupa. Ah, kunjungan yang menyenangkan, suguhan komplit, servis memuaskan bahkan ketemu alumni se-program studi.
' Mas, memang tambah ruwet urusannya bila membawa namamu di sini, ehehe tambah ruwet gara-gara diajak ngobrol banyak, oh ya pesen mereka kapan mau pindah ke salatiga, ditunggu". Begitu sms yang kusampaikan kepada si Mas Z ini, sahabat baik yang sampai saat ini masih kontak walau berada di daerah antah berantah.
Sebuah nama dengan titik dua lanjutannya hampir pasti mendekripsikan kesan yang tergambar dari orang yang kita kenal.
Memang tidak mengherankan bila komentar mereka begitu positif terhadap si mas Z ini yang memang menurutku "
ordinay man with extraordinary personality". Uhmm..dari 6 orang yang mengenalnya di instansinya tersebut, semua mendeskripsikannya dengan kesan yang seragam (validitas data mencapai 100% tuh ehehe).
Kejadian ini membuatku berpikir, pernahkah terlintas di pikiranmu..apa yang orang-orang pikirkan saat mendengar namamu?? bukan maksudku harus terpengaruh atas apa yang dipikirkan orang lain tentangmu. Tapi sekedar tergelitik seperti apa dirimu di mata orang lain.
Saat namaku terucap, apa kelanjutannya setelah titik dua???


source picture :http://www.earwormmp3.com/images-album/whats-my-name.jpg
cafe de spot 2 may'09 21.47

Senin, 30 Maret 2009

Asyiknya Ngompol


Bolehlah menjelang Pemilu 2009 9 April nanti, kita menyinggung topik politik. Memang sesuai peraturan, PNS dilarang ikut ke dalam politik praktis dan terlibat dalam keanggotaan partai. Namun, bila sekedar ngompol..ngomongin politik, toh sah-sah saja. Dari dulu memang topik politik selalu menarik perhatian, karena selalu dihiasi dengan manuver-manuver antar partai mulai dari konvensi, lawatan-lawatan berbau politik yang katannya hanya silaturahmi sampai pada koalisi yang berujung pada pembagian jatah di tingkat ekskutif.

Mulai masuknya masa kampanye, berita di televisipun penuh dengan serba serbi kampanye mulai dari orasi-orasi tokoh-tokoh politik, pelanggaran kampanye sampai ulasan-ulasan rapat merapat antar partai mengarah pada kemungkinan koalisi. Kampanye dihiasi dari wajah lama sampai wajah-wajah baru yang meramaikan suhu perpolitikan nasional. Janji-janji manis masihkah terdengar di telinga rakyat?. Mungkin masyarakat sudah mencapai taraf ”budheg janji politis” karena telah berapa berganti kepemimpinan, toh belum ada perubahan yang dianggap menjanjikan. Namun hal itu tentu saja tidak membuat kita menjadi apatis, perubahan pastinya dimulai dari satu langkah ke langkah selanjutnya. Membutuhkan usaha yang tidak sedikit dan waktu yang tidak juga singkat. Kondisi bangsa yang telah kronis ini tentu saja membutuhkan penanganan serius yang tidak gampang. Perlu peran serta warga Indonesia dalam rangka memunculkan Indonesia menjadi negara besar yang sejahtera. Negara kita yang dulu katanya gemah ripah loh jinawi, bahkan masih teringat laguanya koes plus dengan ” Kolam susu”nya menggambarkan betapa bangsa kita dikaruniai sumber daya alam yang luar biasa.

Ah PEMILU? Mampukah nantinya menghasilkan para wakil rakyat yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik?.

Apakah PEMILU hanya pemborosan luar biasa yang memangkas anggaran negara dengan hasil yang tidak seimbang?. Bisa kita bayangkan berapa banyaknya anggaran yang tersedot dalam proses Pemilu, untuk mengklaim diri menjadi negara yang demokratis. Tapi menjelang proses pencontrengan 9 April nanti, kita dihadapkan pada pertanyaan kritis. Atas dasar apa kita mencontreng suatu partai ataupun nama caleg yang berurutan menanti belas kasihan kita di kertas suara?.

Ternyata pendidikan politik masyarakat kita masih belum mampu menjangkau cita-cita luhur mewujudkan demokrasi. Mungkin masyarakat juga sudah mulai jengah dengan beruntunnya peristiwa politik yang terjadi, mulai dari pilkada yang masih juga carut marut sampai persiapan pemilu dua tahap yang masih juga jauh dari kesiapan. Kampanye pada rakyat miskin kadang menghadirkan tontonan memprihatinkan dengan gambar rebutan sembako. Kampanye bagi ibuku mungkin lebih berarti pesenan kaus dan bendera untuk partai politik meningkat tajam akhir-akhir ini, yang membuat para pekerjanya kerja lembur.

Kampanye bagi tetangga sebelah adalah upah tambahan memasang baliho dan bendera-bendera parpol.

Ah, bangsaku..negriku, wajahmu masih juga belum tertata hingga kini. Namun ada sebersit harapan, terus menata diri, mempercepat langkah menuju ke arah yang lebih baik.

Rabu, 25 Maret 2009

Kebaya, Pancaran Keanggunan Wanita Indonesia.


Lihatlah wanita-wanita Indonesia saat-saat peristiwa istimewa, seperti saat wisuda dalam rangka mentasbihkan rampungnya masa kuliah, menikah, ataupun acara-acara khusus lainnya. Mereka nampak anggun dengan balutan kebaya yang dipakai, menampakkan sisi wanita Indonesia. Kebaya memang mampu menampilkan sosok wanita Indonesia yang orisinil dan berbeda. Pakaian tradisional ini memang menjadi ciri khas pakaian tradisional Indonesia yang menawan hingga sangat layak untuk tetap dijaga kelestariannya.

Namun ternyata, sejarahnya kebaya ini berasal dari daerah Arab. Istilah kebaya berasal dari kata ”Kaba” yang berati pakaian. Nama kebaya sebagai pakaian khusus diperkenalkan oleh Portugis saat menginvasi Asia tenggara. Kebaya ini pada mulanya dihubungkan dengan pakaian blus yang dikenakan wanita Indonesia pada abad ke 15 dan 16. Sebelum 1600, kebaya di pulau Jawa merupakan pakaian kebesaran yang hanya diperuntukkan bagi perempuan kerajaan. Namun sekarang, kebaya dapat dipakai di berbagai kalangan dengan berbagai macam model yang telah menyesuaikan perkembangan zaman. Memakai kebaya sudah tidak malu lagi dicap ketinggalan zaman, namun justru mampu menonjolkan keanggunan pribadi wanita Indonesia.

Sekarang ini kebaya telah dimodifikasi dengan berbagai model, menjadi kebaya modern yang bisa dipakai menyesuaikan dengan acara yang akan dihadiri. Kebayapun sekarang tidak hanya bisa dipadankan dengan kain batik ataupun songket, bisa juga dipadankan dengan celana panjang ataupun bahkan jeans. Pilihan bahanpun semakin bermacam-macam. Untuk memperlihatkan kesan glamour dan simpel bisa bereksperimen dengan taffeta, shantung atau organdy sutra untuk kainnya, padukan dengan kebaya dari bahan lace atau satin. Berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memakai kebaya yakni acara yang akan dihadiri, model dan material kebaya. Konstruksi tubuh si pemakai juga perlu diperhatikan dalam penentuan model kebaya. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah rasa percaya diri saat memakai kebaya akan memancarkan ruh tersendiri pada si pemakai.

Untuk perawatan kebaya, tips khusus merawat kebaya hanya perlu lebih hati-hati dan telaten. Misalnya setelah dipakai, kebaya tidak harus dicuci, cukup diangin-anginkan satu hari penuh lalu masukkan kembali dalam lemari. Kalau sudah dipakai 3-5 kali kebaya boleh dicuci dengan menggunakan tangan, itu pun harus sangat hati-hati agar konstruksi dan garis kebaya tidak berubah. Mencucinya pun tidak boleh dengan sembarang deterjen, sebaiknya menggunakan pelembut saja, dengan pertimbangan untuk menghilangkan bau yang ditimbulkan setelah kebaya sering dipakai dan juga agar warna kebaya tidak berubah. Setelah dicuci dan mengucek, beberapa bagian yang mungkin kena noda, sebaiknya kebaya jangan diperas, basah-basah bisa langsung digantung. Teknik ini bisa membuat kebaya tidak lecek. Untuk menjemur ada baiknya tidak terkena matahari langsung, cukup diangin-anginkan saja. Menyetrika pun tidak bisa sembarangan, harus dengan kondisi setrika yang tidak terlalu panas.

Oh ya belakangan ini tengah ngetren kebaya pakai obi? hmm..gabungan budaya antara Indonesia dengan Jepang. Selain kebaya, busana formal seperti blus batik pun dikombinasikan dengan memakai obi jepang. Ah, semakin menarik saja berkebaya, tanpa terkesan ”tempo doeloe” dan jadul. Tertarik?

Kamis, 19 Maret 2009

Rumah Baru!!!!

Rumah Baru!!!!

Kyaa..rumah baru, tampilan baru!. Walaupun pada mulanya males untuk mengganti template lagi, soalnya dipastikan akan ribet mulai lagi mendadani blog dengan gadget-gadget baru seperti shoutbox, gambar samping, link, feedjit, technorati dll yang memang konsekuensinya bakal hilang bila kita ganti template. Template dari eksternal blogspot tentu saja, karena template-nya blogspot yang original sangat membosankan, jadi musti nyari-nyari template di web lain.

Bila mau liat-liat template blog free silahkan klik di.www.btemplates. com

Tapi cukup menyita waktu karena selain memilih desain yang cocok di hati juga harus mencobanya dulu di blog lama kita, kadangkala tampilan akhirnya nggak sesuai dengan bayangan kita.

Rumah baru ini, sudah rumah ketiga kalinya. Pertama dulu pas masih awal-awal ngeblog masih puas dengan template klasiknya blogspot, ya udah gonta ganti aja template klasik saking bosennya, tapi salah satu keuntungan bila memakai template klasik blogspot adalah gadget-gadget yang udah kita pasang tidak akan hilang. Nah, tampilan tipe My world yang kemaren itu baru sekitar tiga bulan kupakai , hasil jelajahanku di btemplates, setelah beberapa kali bongkar pasang akhirnya merasa cocok dengan desain My World itu Naksir pertama kali lihat!! Nah kalo sudah begini susah dibilangin...padahal beberapa temen komplain backgroundnya susah diliat tulisannya kalo dibuka via HP, loadingnya lambat karena ”berat” mungkin karena desain dasarnya hitam. Pertamanya aku ngrasa, duuuuhh aku ”terlanjur cinta” sama desain ini. Kesengsem berat karena desainnya simpel, klasik tapi elegan, plus gambar globe di genggaman tangan. Semuanya merepresentasikan ”keakuanku” banget ehehe, hingga waktu itu mantep banget pas memakai desain itu.

Tapi lama-kelamaan....kepala mulai berhasil mempengaruhi hati ehehe. Saat disimpan versi webnya di komputer (untuk arsip tiap bulannya), ternyata hasilnya backgroundnya hitam sehingga tulisannya susah dibaca, dan memang loadingnya lambat karena mungkin terlalu berat. Huuu....lama-lama dipertimbangkan..ohhh harus rela melepaskannya. Ahaha..berlebihan ya!

Sebenarnya nggak ribet-ribet banget ganti template, yang ribet harus dandanin lagi dari awal uffff...

Nah akhirnya hari ini memutuskan untuk ganti rumah baru, "Green Scrapbook Diary", desainnya asyik, sepertinya loadingnya nggak terlalu berat, 3 kolom, warnanya fresh ijo-ijo nya menyegarkan ehehe.Nah, mulai deh nambah-nambah gadget lagi, jadi masih belum lengkap nih sementara. Tapi yang penting feature-feature utama udah kutambahkan

Rumah baru, tampilan baru...semoga lebih nyaman. Sekaligus 1 st anniversary ngeblog. Ternyata sudah lebih dari setahun ngeblog, yang awalnya gara-gara mau ke Itali biar bisa sharing cerita sama temen-temen di Indo. Hingga walaupun ngenet disana sekitar 15 ribuan per jam tapi tetep postingan lancar. Eitss..lama kelamaan tetep aktif nulis dan lumayan lancar sampai sekarang ternyata. Walau kadang bingung mau nulis apa saat kepala kosong, atau gerusan rutinitas kerjaan yang menyita waktu hingga tak menyisakan waktu untuk bergelut dengan ”dunia lain”ku yang satu ini. Kadang merasa jengah karena hati mudah sekali dibaca (uffff....), kadang seneng karena beberapa orang mengapresiasi isi tulisanku, bahkan bisa bertambah komunitas. Yah, tanpa harapan yang berlebihan, semoga ngeblogpun bisa bermanfaat!!

Selasa, 17 Maret 2009

Yuks Ke Belanda!

Ngajar jam 7 pagi, masih belon sarapan ehehe..abis itu seperti biasa cek email, eits..ada email menarik yang langsung bikin kepala berbunyi bling..bling! Summer course gratis ke Belanda..weihh..seperti biasa, yang namanya gratis-gratisan memang menarik untuk dicoba. Nih infonya langsung kubagi saja ya..

Gratis Untuk Blogger: Summer Course ke Belanda untuk Dua Orang


Atas dukungan dagdigdug, lembaga nirlaba Neso Indonesia menyelenggarakan kompetisi blog (Kompetiblog). Hadiah utamanya: summer course di Negeri Belanda. Tiket pesawat, akomodasi, dan uang saku akan ditanggung oleh Neso. Hadiah kedua dan ketiga adalah laptop dan kamera digital.

Caranya? Sangat mudah. Anda tinggal menulis artikel bertema “Studi di Belanda, ticket to a global community” dalam blog Anda, dan jangan lupa menyertakan badge kompetiblog pada awal tulisan. Setelah itu Anda mendaftarkan blog Anda, kemudian setelah mendapatkan konfirmasi Anda tinggal copy-and-paste posting Anda ke Kompetiblog. Syarat dan ketentuan silakan Anda pelajari sendiri.

Lomba ini berlangsung sejak 15 Maret 2009 sampai 30 April 2009. Sedangkan summer course akan berlangsung selama 6-17 Juli 2009.

Adapun bloggers yang dapat menjadi peserta digolongkan menjadi dua. Pertama adalah bloggers nonwartawan, dengan tema tulisan seperti tersebut di atas. Kedua adalah bloggers yang wartawan, dengan tema tulisan “Belanda sebagai negara tujuan studi”. Dari kedua kelompok itu, masing-masing akan menghasilkan pemenang yang akan berangkat ke Negeri Belanda.

Nah untuk syarat dan ketentuan selanjutnya bisa dibuka di www.dagdigdug.com atau www.studidibelanda.com.

Yuks nulis-nulis tentang studi di Belanda, sapa tau bisa terbang ke Belanda gratisan!!


Kamis, 05 Maret 2009

Dapet beasiswa, nggak cuma modal dengkul


Gratisan..gratisan! terdengar begitu enak di telinga..uhmm tentu saja enak juga dirasakan. Siapa sih yang nggak mau gratisan. Oh ya, tahukah kamu gratis itu berasal dari bahasa Italia, kata dan maknanyapun sama, gratis alias nggak bayar.

Ah, jadi teringat pengalaman saat di Venezia bersama 2 rekan asal Indonesia. Saat kami tengah meminta booklet informasi jalur-jalur vaporetti (bus air) untuk menuju ke tempat-tempat wisata, si Arif menanyakan berapa harganya, nah petugas itu bilang
Tutto questo e’ gratis, prendatelo!”(semua booklet ini gratis, bawalah).

Nah, temanku yang mendengar kata gratispun serta merta meminta 2 booklet lagi untukku dan rekan satu lagi (mumpung gratis, jarang-jarang toh ada barang gratis di Italia). Eits..ternyata, kali ini reaksinya petugas rada mbesengut, keluarlah kata-kata yang kurang lebih bermakna ”hmmm karena gratis jadi kalian minta banyak ya!”

Hik, mentalitas warga Indonesia Raya yang telah melumut sampai bawah sadar ehehehe.

Pun demikian dengan gratisan sekolah alias beasiswa. Tawaran beasiswa yang ada langsung diserbu para pemburu beasiswa. Seorang sahabat pernah berkomentar kalau mukaku tuh “muka beasiswa” ehehe. Mulai dari kuliah S1 beberapa kali menerima beasiswa dari berbagai sumber, kemudian melanjutkan S2 pun dengan gratisan, demikian pula dengan melancong ke negeri spaghetti Italia dengan tameng kuliah bahasa Italiapun dengan modal dibayarin.

Dan semoga di kesempatan mendatangpun bisa melanjutkan kuliah lagi, sekali lagi…dengan modal beasiswa!ehehehe..

Loh, maklum anak kampung begini, nek nggak modal beasiswa ya nggak akan bisa kuliah tinggi-tinggi dong, jadi si penyeleksi melihat wajahku yang memelas ini langsunglah luluh mengabulkan permohonan beasiswaku ehehhe” sahutku.

Tapi mendapatkan beasiswa bukan berarti tiba-tiba mendapatkan rejeki yang datang dari langit tanpa usaha, kerja keras dan doa. Uhmm mana ada sih yang gratis? Wah jadi, gratisan yang pada akhirnya kita terimapun sebenarnya bayaran dari usaha dan kerja keras kita (sotoy mode on ehehe).

  1. Asah gergaji. Nyontek istilahnya Covey nih, untuk dapet beasiswa kita harus upgrade kapabilitas biar dilirik sama di pemberi beasiswa. Saingan bejibun dari berbagai kalangan yang mengharap keajaiban yang sama pastilah lumrah adanya dalam persaingan memperebutkan kursi beasiswa. Nah, kita harus punya daya saing dibandingkan peserta lain. Melancarkan lidah ngomong cas cis cus bahasa inggris, meningkatkan skor TOEFL/IELTS agar memenuhi standar yang ditetapkan (syukur-syukur melebihi), ataupun menambah poin plus-plus lain yang sekiranya menjadikan nilai tambah kita di mata si pemberi beasiswa.
  2. Perluas Jaringan. Hi..kayak motonya orang marketing aja. Yap, Kita tidak pernah tahu tangan-tangan mana dari orang-orang yang kita kenal yang dipilih Tuhan untuk membawakan keajaiban pada kita. Entah rekan sejawat, sahabat lama, teman yang baru di kenal, dosen, siapapun dapat memberikan informasi yang tak terduga. Ikutlah milis beasiswa yang secara teratur memberikan informasi lengkap mulai dari info beasiswa terkini, cara-cara mendapatkan beasiswa, info TOEFL/IELTS, cara mempersiapkan proposal/riset, kontak dengan professor, lengkap deh. Yang pastinya dengan begitu kita masuk dalam komunitas dengan misi yang sama, dapet beasiswa!
  3. Incar Sasaran

Tahu pasti sasaran tembak kita bukankah akan lebih mudah untuk mengena sasaran?yap, fokus pada beasiswa yang kita incar akan memuluskan jalan meraihnya. Kita sendiri yang tahu pasti negara mana yang ingin kita tuju, universitas mana yang nantinya ingin kita cetak di CV ehehe, jadi kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa yang kita incar. Setahap demi setahap mencoba memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Beasiswa idaman pasti di tangan!.Walau mungkin perlu waktu, Beasiswa Italiaku kuincar pas kuliah S1, tahun 2002an, dan berhasil mendapatkan saat kuliah S2, tahun 2007, wew penantian yang panjang.

  1. Percayai mimpi-mimpimu

Yakinlah setiap usaha kerasmu akan mendapat jawaban Tuhan. Kalian tahu dimana Tuhan mengirimkan pesan-pesan beasiswa itu padaku?. Untuk Beasiswa S2ku Tuhan membuat setting di pusat perbelanjaan. Dan untuk beasiswa ke Italia Tuhan mengirimkan pesannya saat aku menghadiri pernikahan “hantu masa laluku yang paling menggetarkan” ihihii…cerita tragis yang berubah jadi romantis ehehe.

Sungguh kreatif bukan? So, Just believe in your dreams..Kekuatan bawah sadarmu akan membawamu ke hal-hal yang kau inginkan!

Trus nggak kalah penting kekuatan doa, restu dari ortu, simbah2, temen2 ehehe..pokoknya jangan pernah menyerah, beasiswa impian pasti di tangan!