Jumat, 19 September 2008

Achmad Kalla Excellence Awards

Achmad Kalla Excellence Awards
info aja, soalnya lagi rajin-rajinnya ikut lomba penulisan nih...

Hadiah
Trophy: Achmad Kalla Excellence Awards

Juara 1 : Uang tunai Rp 20.000.000,- + Trophy + Notebook
Juara 2 : Uang tunai Rp 15.000.000,- + Trophy + Notebook
Juara 3 : Uang tunai Rp 10.000.000,- + Trophy + Kamera
Juara Harapan 1, 2 dan 3 masing-masing Rp. 1.000.000,- + Sertifikat


Penyerahan Hadiah

- Dilaksanakan di Jakarta. Waktu akan diberitahukan kemudian.
- Apabila pemenang tidak hadir pada saat penyerahan hadiah, maka hadiah dikirimkan kepada alamat Pemenang di Indonesia.


Ketentuan Umum:

1. Peserta adalah warga negara Indonesia, yang berdomisili di dalam maupun di luar negeri;
2. Lomba dibuka untuk semua warga negara Indonesia tanpa pengecualian agama, usia, jenis kelamin, status sosial, latar belakang pendidikan, tempat domisili, profesi/keahlian, dan lain-lain; 3. Lomba dimulai dari tanggal pengumuman iklan yang ditayangkan di Kompas oleh Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL) dan Harian Online KabarIndonesia (HOKI). Ditutup pada tanggal 31 Oktober 2008, pukul 23.59 WIB;
4. Hasil lomba menulis ini akan dinilai oleh Dewan Juri untuk dipilih 6 orang pemenang;
5. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, serta tidak melayani tanya jawab;
6. Pengakuan Ketentuan Lomba: Dengan mengirimkan naskah tulisan untuk diikutsertakan pada lomba ini, maka peserta menyatakan diri tunduk kepada semua ketentuan tersebut di atas berikut sanksi-sanksinya;
7. Peserta yang mengirimkan naskah tulisan dengan nama orang lain akan dikenai sanksi diskualifikasi dan tidak bisa menjadi juara. Sanksi terhadap penyalahgunaan identitas, pemakaian identitas orang lain dan/atau pemalsuan identitas akan dijatuhkan ke peserta lomba menulis ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.


Ketentuan Khusus (Tulisan):

1. Tulisan asli perorangan bukan jiplakan, saduran atau terjemahan dan belum pernah dipublikasikan di media lain baik Offline maupun Online;
2. Tulisan berisi ulasan, opini, analisa kasus, dan/atau hasil penelitian, dan bersifat ilmiah dengan didukung oleh data-data dan referensi yang relevan;
3. Judul dan isi tulisan harus berkaitan dengan thema utama, yakni “Membangun Kepedulian terhadap Kelestarian Hutan”;
4. Panjang tulisan antara 1.500 hingga 2.500 kata (3-5 halaman A4);
5. Setiap peserta boleh mengirimkan tulisan sebanyak-banyaknya;
6. Tulisan harus mengikuti kaidah penulisan menggunakan ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Ejaan yang Disempurnakan);
7. Para Peserta wajib terdaftar sebagai Penulis di Harian Online KabarIndonesia. Bagi yang belum terdaftar silahkan klik “Daftar Jadi Penulis”;
8. Tulisan dikirimkan melalui Harian Online KabarIndonensia pada Rubrik “Lingkungan Hidup”
9. Tiap tulisan yang dikirim dengan maksud mengikuti lomba menulis ini, agar dicantumkan tulisan: Lomba Tulis YPHL di awal artikel;
10. Hak cipta tulisan tetap pada penulis, tetapi hak publikasi/hak pakai ada pada Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL) dan Harian Online KabarIndonesia, terhitung sejak tanggal 16 September 2008;
11. Kami juga memberikan kesempatan untuk mengirimkan hasil karya anda melalui Pos (Hardcopy) dengan menyertakan Softcopy dalam bentuk CD ke: PO BOX 8229/jkssb atau ke alamat yang tercantum dibawah ini:

Penyelenggara: Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL), Graha MIK Taman Perkantoran Kuningan, Jl. Setia Budi Selatan Kav. 16-17, Jakarta 12920 Indonesia, Tel. 021-5794 1780, Fax 021-5794 1413, Email: redaksi@kabarindonesia.com, Homepage: http://www.indonesiarainforest.org/

Selayang Pandang tentang Lomba

Dalam rangka menyikapi kondisi real kerusakan hutan yang amat parah di negeri tercinta ini, Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL) mengadakan sebuah program berbentuk lomba menulis dengan thema utama “Membangun Kepedulian terhadap Kelestarian Hutan”.

Lomba menulis kali ini diadakan untuk memperebutkan:
“Achmad Kalla Excellence Awards” sebagai seorang pengusaha yang sangat peduli terhadap lingkungan hidup maupun pelestarian hutan. Tujuan utama dari lomba ini adalah untuk menginspirasi semua kalangan, baik akademisi, ekonom, politisi, birokrat, mahasiswa/siswa, pendidik, dan masyarakat umum, untuk sama-sama memikirkan cara-cara strategis bagi kelestarian lingkungan hidup dan kelestarian hutan itu sendiri demi kelangsungan kehidupan bagi umat dunia dan khususnya bagi perbaikan kehidupan rakyat Indonesia.

Tujuan pelaksanaan lomba menulis ini antara lain:

1. Mendorong setiap warga negara Indonesia untuk turut berpartisipasi aktif dalam memikirkan jalan keluar dari persoalan rusaknya ekologi dan lingkungan hidup, khususnya dalam mengatasi kerusakan hutan, pemanasan global dan perubahan iklim yang semua berawal dari kerusakan hutan sebagai paru-paru dunia;

2. Memberikan ruang bagi setiap warga untuk menuangkan dan mempresentasekan gagasan, ide, dan pemikiran-pemikiran inovatifnya berkenaan dengan usaha meningkatkan perbaikan lingkungan hidup Indonesia di mata internasional melalui media tulis-menulis;

3. Menjaring berbagai masukan dan usulan dari masyarakat luas tentang strategi yang efektif bagi pembangunan lingkungan hidup, baik dalam bentuk kepedulian bagi hutan dan lingkungan hidup, maupun program kongkrit yang dapat dilakukan ikut serta memperbaiki lingkungan hidup dunia.


Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini, antara lain:

1. Terbentuknya masyarakat Indonesia yang partisipatif-aktif dalam membangun kepedulian terhadap lingkungan, sumbangan pemikiran kritis-analitis bagi pencarian strategi-strategi jitu dalam mengatasi persoalan rusaknya hutan dan lingkungan hidup, keanekaragaman hayati termasuk yang berkenaan dengan upaya mencegah Indonesia dituding sebagai biang kerok pemanasan global akibat rusaknya hutan di wilayah Republik Indonesia;

2. Terjaringnya berbagai masukan dan usulan program perbaikan hutan dan lingkungan hidup Indonesia dan strategi perbaikan lingkungan hidup yang terlanjur rusak yang dapat dijadikan referensi bagi pengambil kebijakan di bidang lingkungan hidup, serta pendidikan bagi warga sedini mungkin tentang kepedulian terhadap alam sekitar;

3. Turkumpulnya artikel-artikel atau tulisan tentang perbaikan kembali lingkungan hidup dan hutan serta pengembalian citra bangsa dari perusak hutan menjadi peduli hutan dan lingkungn hidup di mata dunia, demi mengembalikan kepercayaan internasional kepada Indonesia. Artikel yang dinilai berkualitas dan layak publikasi akan diterbitkan.

Penyelenggara: Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL), Graha MIK Taman Perkantoran Kuningan, Jl. Setia Budi Selatan Kav. 16-17, Jakarta 12920 Indonesia, Tel. 021-5794 1780, Fax 021-5794 1413, Email: redaksi@kabarindonesia.com Website: http://www.indonesiarainforest.org

Kamis, 18 September 2008

Kiriman..kiriman...


Once you have opened this e-mail, there's no turning back. Below are true descriptions of zodiac signs. Read your sign, then forward it on, with your zodiac sign and label on the subject line. This is the real deal, try ignoring or changing it, and the first thing you'll notice is having a horrible day starting tomorrow morning - and it only gets worse from there.

PISCES - The Dreamer
Generous, kind, and thoughtful. Very creative and imaginative. May become secretive and vague. Sensitive. Don't like details Dreamy and unrealistic. Sympathetic and loving.. Kind. Unselfish. Good kisser. Beautiful.
8 years of bad luck if you do not forward.


hehe..ini salah satu potongan kiriman email dari lia, temenku yang rajin kirim segala sesuatu yang aneh-aneh, lucu ataupun yang romantis haha. Kadang menarik untuk dibuka disela-sela banyaknya kiriman email dari milis-milis yang kuikuti. Salah satunya yang ini, mungkin sudah sering menerima kiriman email atau sms yang berbau mengancam yang macam begini. Perintahnya pun jelas diakhir pesan biasanya.
8 years of bad luck if you do not forward. Gile aja ancamannya hehe..tapi email ini pun bernasib sama dengan puluhan email ataupun sms dengan genre yang sama...ya dibaca,disenyumin..dan udah! Soalnya sama sekali nggak percaya sama hal nada-nada mengancam yang beginian hehe..
Nah, kalo soal zodiak-zodiakan..hmm kebetulan kalo isinya bagus..ya bisa dijadikan energi postif toh..kalo lagi jelek bilang aja pada diri sendiri "wah kagak mungkin tuh hehehe" beres urusan!!!

Selasa, 16 September 2008

Huks..Kereta tuaku sudah butut


Menyesakkan!! begitulah rasa yang larut saat menyaksikan laga Milan di seconda giornata. Kalah lagi!!! ugghhh....
Dua kali kalah menyakitkan pada awal kompetisi, bukankah hasil yang tidak rasional untuk tim sekelas Milan?ma dai cosa e sucesso?apa yang terjadi to?
Pada laga awal di Stadion San Siro, Milan dipecundangi Bologna dengan skor 1-2. Lalu, pada pertandingan kedua saat bertandang ke stadion Luigi ferrari, markas Genoa..lagi-lagi il Rossonero dipaksa menelan pil pait dengan dipermalukan 2-0!!!
Gimana nggak nyebelin! mengawali musim ini dengan label "cuman masuk zona UEFA" harusnya target scudetto adalah mutlak..eh malahan melempem di laga-laga awal.
Belum "on"nya Ronaldinho yang baru didatangkan dari Barcelona, belum fitnya Ricky kaka dari cedera lututnya serta masih kagoknya permainan andriy shevcenko yang baru saja balik kandang ke markas San siro setelah menjalani dua musim buruknya bersama Chelsea ditengarai menambah kelabunya performa tim. Apakah julukan kereta tua bagi Milan memang benar adanya? Barisan pertahanan yang dikawal Paolo Maldini yang sudah uzur nampak begitu keropos. Alle Nesta masih dibekap cedera, dan iapun notabenenya sudah tidak muda lagi. Memang sebagian besar skuad Milan masih dihuni pemain-pemain berumur. Lini tengah yang dijendrali Pirlo, Seedorf dan lini depan dihuni Sheva, inzaghi..hmm Tuwir bo!! cibir para sahabat yang anti berat dengan Milan.
Memang ada amunisi muda seperti Mattheu flamini yang anyar didatangkan dari arsenal dan Alexancer pato yang masih kinyis kinyis (gorengan kali!!!) hehe...ma non e' basta! kagak cukup!
Vice president Adriano Galliani nampak muram dengan wajah berkerut-kerut meninggalkan lapangan pertandingan usai kekalahan menyesakkan melawan Genoa pastilah berpikir "ugghhh sia-sia jutaan euro digelontorkan untuk mendatangkan Ronaldinho, flamini, zambrota serta dana untuk memboyong lagi sheva ke san siro kalo hasilnya begini!
Ramuan Don carletto masih jauh dari menawan. Ia gagal meramu amunisi baru untuk segera berintegrasi dalam tim. Okelah normal saja bila dua kali pertandiangn masih dalam fase adaptasi, tapi kalo hasilnya adalah dua kali kekalahan yang tak pantas...tidak termaafkan bukan?
Pastilah dengan hasil pada awal kompetisi yang super buruk ini, posisi allenatore Carlo Ancelloti mulai goyah, bukan tidak mungkin Don carletto bakal dipecat!!! hmm entahlah...
Yang pasti Milan butuh ramuan yang lebih tokcer, dan yang sangan urgen adalah membeli pemain belakang yang fresh pada tranfer window Januari nanti.
ah, Milan..kereta tuaku yang sudah butut...semoga segera bereformasi biar jadi kereta express seperti eurostar biar lajunya wush...wushh...
Milan..siamo sempre stati dietro a te! we always stand behind you!

Rabu, 10 September 2008

Bobot-bibit-Bebet hehehehe..

Bobot-bibit-Bebet hehehehe..

Waduh, entah kenapa tiba-tiba tertarik untuk menulis topik ini. Mungkin akhir-akhir ini banyak para sahabat berkeluh kesah atau hanya sekedar berbagi resah mengenai hal ini. Yup, yang namanya di rentang umur yang secara sosial kultural sudah dianggap “wajib, kudu dan harus” segera menikah memang topik menemukan pasangan memang tidak bisa untuk dihindarkan. Jadi berbagai cerita mampir hampir tiap hari di telinga, dan lumayan ampuh untuk ikutan menyentil nyentil hati dan kepalaku yang masih saja kagak sadar umur argghhhh hehe,,,

-Yu, zaman sekr penulis itupun hampir sama lho sama Dokter!- curhat seorang sahabat dalam tulisan sms-nya. Ternyata masih ada kekhawatiran orang tua calon pengantinnya tentang profesi yang digelutinya kini. Zaman sekarang profesi bergengsi macam dokter,dll masih dianggap calon mantu yang mantap untuk menjamin kebahagiaan putri/putra tercinta..hmm

Ah..ternyata masih masalah klasik tentang kriteria calon mantu wakakak… ternyata falsafah jawa tentang kriteria bibit, bobot, bebet ini masih dijadikan gold standard juga toh…

Masih juga dipertimbangkan tentang bobot (kualifikasi kali ya istilah kerennya), Bibit (ni mungkin diliat keturunan alias keluarganya, tajir atow enggak kali! Hehe..eit salah..maksudnya ditelisik silsilah keturunannya, penyakit yang mungkin diidap salah seorang keluarganya), dan bebet ini lingukangan, keluarganya.

Ribet yak?Tapi toh tetek bengek ini masih melekat erat dalam masyarakat. Bukannya tidak ada toleransi sih, cuman kecenderungan ini masih menggejala. Yah, lumrah saja rasanya mengadakan fit and proper test terhadap pasangan yang akan menjadi teman mengarungi hidup bukan?

“ walah, masa nama saja harus diperhitungkan…ckckkk..” komentar salah satu teman..hahaha..yah, suka-suka orang..kriteria yang dipasangpun sesuka hati. Lha wong hati yang mau memilih, baru ntar kepala ikut urun rembug kira-kira masuk kriteria atow enggak hehehe.

Senin, 08 September 2008

Rumput Tetangga lebih Hijau...hehe..

Bu, emang rumput tetangga lebih hijau! komentar Riska, sahabatku yang baru saja diterima sebagai seorang jurnalis di sebuah penerbitan. Kyaaa..pengen!!! hhehehe..secara, aku pengen banget berkecimpung di dunia jurnalistik semenjak lama. Tapi jalan hidup mengarahkanku menjadi seorang pengajar di sebuah Perguruan tinggi negeri. "Bu, aku lebih suka ngajar!!" kilahnya lagi dalam chat beberapa saat lalu. " hehe..tukeran yuk!" begitu gurauku.
Yah..benar, dalam beberapa keadaan kita sering dihadapkan pada perasaan seperti itu. Normal? yup..asal dalam porsi yang pas. Bukankah harapan dan keinginan dalama porsi yang pas dan terkelola dengan baik adalah sumber energi yang menakjubkan?
Namun, terlalu mengharapkan terlalu tinggi dan tidak pernah bersyukur dengan apa yang telah didapat, niscaya akan melahirkan sebuah kelelahan jiwa.
Kadang bertanya pada diri sendiri. Apakah sudah bisa mengendalikan harapan, obsesi, keinginan dengan baik? BELUM. Obsesi yang masih kadang meluap-luap, melesat-lesat entah kemana, jiwa yang masih berkobar tanpa sebuah keseimbangan internal hehe..belum...

Rabu, 20 Agustus 2008

Kangeeennnnnnnnn

Kangeen..beneran!!!
coba bisa minjem pintu ajaibnya Doraemon...pengen melongok Perugia dengan segala kehidupannya sehari aja!!!
Pengen mampir ke apartemenku di Centronya Perugia yang pas buka pintu selalu membersitkan rasa bangga plus seneng bikin orang-orang ngiri karena bisa nyewa apartemen di centro. Yup, di kanan kiri apartemenku dijajari dengan butik-butik ternama yang kadang-kadang kalo melirik harganya..uffhh absurd!!harganya bener-bener tidak rasional untukku.
Pengen ketemu i miei conquilini alias temen rumah, crist yang biasanya ikutan nimbrung pas makan malam, dengan kemauan sepenuh hati mencoba makan pake tangan, mengikutin kami hehe..ato megap-megap kepedesan gara-gara spaghetti yang kubuat memang mengikuti standard kepedesan Indonesia. Kangen Fra, ce' asli sisilia yang cantik plus eksotis ala italia selatan ini wuduhhh super bersih, rada-rada bawel soal yang remeh temeh tapi aslinya baek kok..(hi..selalu inget aku pernah make alat pembersih badannya buat sikat bersihin sepatuku wakakak..pasti dipikirannya bilang "dasar udik!!" hehehe).

Huuuuaa terlebih kangen lagi dengan sahabat-sahabatku sekelas dulu di universita per stranieri di Perugia yang selalu bareng. Ngobrolin apa saja saat jam pausa, walaupun kadang harus rada lama ngertinya karena bahasa itali kami masih sama-sama kacau. Trus jalan2 bareng, pergi ke luar kota saat akhir minggu, masak trus makan malem bareng..huaaa...yah, bener kata gama di buku ciao italia-nya "tutte le belle cose hanno una fine"-segala yg indah akan berakhir-. kini cuma paling bisa menyapa dan berbagi cerita lewat email. Mi mancano Tutti!!!!
Kangen juga dengan seseorang yang membuat sedikit otakku tidak lurus saat awal berada di Perugia hehehe..ti voglio bene sempre!! aspettero' in Giappone, si?
Mungkin atau tidak mungkin bukan lagi pertanyaan yang penting.
Huaaaa..kangen semuanya....kapan ya bisa ketemuan lagi?solo Dio chi sa!
Kangen widya, temen kamarku yang sering ngigau nggak jelas, yang awal-awalnya igauannya itu bikin serem. Trus kangen kebiasaannya yang selalu menyisir rambut dan ngaca dimanapun asal bayangan wajahnya keliatan hehe..dan, selalu ngabisin masakanku sampai penghabisan. Kangen Trully, temen kamarku yang dulu pas kita masih bertiga di apartemen kuno piazza Danti 21. Sekarang sudah mengembara lagi entah ke negri mana..heh..energinya memang selalu meluap-luap! eits..selalu inget kebiasaannya kalo malem.."gigiku gatel!!!" udah deh, kalo sudah begitu dia pasti memprovokasi kami untuk mengendap-endap ke dapur jam 1 malem untuk bikin sesuatu untuk di cemil hehehe..dasar trully!

- Memandang Perugia dari atas-

Kangen ngeliatin pemandangan eksotisnya Perugia yang membuatku nggak bosen jalan kaki naik turun entah berapa kilo meter sehari. Apalagi kalo harus belanja mingguan di Toddis yang lumyan menguras tenaga, dengan barang belanjaan yang penuh di tas punggung dan ditambah sekantong penuh di tangan plus jalan nanjak hufff..melelahkan! yup, kami selalu memilih belanja di Toddis karena harganya yang relatif lebih murah.
Kangen minum kopi kental yang dicampur susu..huaaahhhh..beneran, kangen banget! walaupun sudah membawa cofee maker yang kubeli di sana tapi belum sempat kucoba karena ternyata kompor gas di Indonesia memang punya design yang lain, jadi masih harus cari cara agar dasar coffee maker bisa nangkring di atas kompos gas (ribet yak..).


- ini gambar coffee maker di dapur apartemenku-

Kangen bikin spaghetti plus tuna, yang bikin widya nggak bosen-bosen makannya hehe. Makanan termurah yang bisa dibuat, daripada makan di luar yang pastinya akan menguras kantong. Paling-paling kalo bosen mampir ke Kebabnya Ali yang pasti bisa mengucap assalamualaikum- hufff komunitas muslim yang cuman segelintir di kota ini.
Semuanya, memang indah untuk dikenang. Tapi akan menghambat langkah bila aku tidak bisa berdamai dengan keadaan. Apapun, hidup adalah hari ini, mencoba menghargai kekinian dengan segala berkah yang diberiikanNya.
Tapi, aliran energi dari kalian semua..adalah sumber energi positif untukku dalam menjalani hari ini.

Selasa, 12 Agustus 2008

Review Buku : Ciao Italia


Review Buku

Judul Buku : Ciao Italia

Penulis : Gama Harjono

Penerbit : Gagas Media

Tebal : 285 halaman


Sejuta Pesona Negeri Pizza

Banyak orang yang mengenal Italia hanya dari beberapa sisi saja, pikiran mereka langsung menyebut misalnya Pizza, spaghetti atau sepakbola bila ditanya tentang Italia. Hmm..wajar saja, mengingat Italia begitu popular dan identik dengan hal-hal tersebut. Namun, tentu saja, Italia menyimpan pesona lain yang mampu membuat setiap orang jatuh cinta. Gama Harjono melalui buku “Ciao Italia”nya mencoba menyajikan kisah petualangannya selama satu tahun menjadi residen di Italia dengan menghadirkan wajah Italia dari berbagai sisi. Dalam buku ini, ia dengan bahasanya yang enak dibaca, sederhana dan diselipi pengetahuan dan fakta sejarah membawa pembacanya untuk menyelami petualangannya selama tinggal di Italia. Bagaimana awal adaptasinya dengan kehidupan Itali yang kadang membuat pembaca terkekeh, manggut-manggut atau terbelalak dengan kejutan-kejutan yang dituangkan dalam paragraf-paragrafnya. Kemudian cerita tentang kuliahnya di Universita’ per stranieri di perugia dan kisah kehidupan seorang residen di negri asing yang pasti dibumbui dengan banyak hal yang menarik misal pengalamannya berbagi apartemen dengan stranieri ataupun gli italiani, menjamin sebuah cerita yang bakal menyita perhatian kita. Pengalamannya bergaul dengan berbagai karakter manusia dari berbagai bangsa, dengan sesekali menyelipkan opini pribadinya tentu menarik untuk disimak sehingga pembaca mendapat gambaran jelas tentang bagaimana rasanya menjadi orang asing di negeri nun jauh bernama Italia dengan segala haru biru kisahnya.

Hal yang tidak bisa dilewatkan dari buku ini, tentu saja saat Gama membawa kita berjalan-jalan berkeling Italia, mulai dari kota-kota besar seperti Roma, Firenze, Venezia, Milan sampai pengalamannya menyusuri desa-desa tradisional Itali. Petualangannya dalam menyelami kehidupan sebuah tempat kadang ia lakukan dengan berjalan kaki sambil merasakan denyut nadi kehidupan kota tersebut, mencicipi cita rasa masakan lokal ataupun mengunjungi berbagai festival tradisionalnya. Jangan heran bila menemukan banyak istilah-istilah tentang berbagai jenis kopi (hmm..beneran, bagi pecandu kopi..Italia adalah surganya), pizza ataupun jenis masakan khas lain yang nampaknya mengundang air liur untuk dicicipi. Kemudian, pengalamannya berbenturan dengan berbagai budaya serta kisahnya mengikuti pesta-pesta pelajar di sana menarik untuk di simak, dan juga ulasan tentang sepakbola di Italia, walaupun tampaknya Gama tidak terlalu tertarik dengan permainan paling populer di dunia ini, hingga ia menyebut pelatih Italia saat merebut piala Dunia 2006 dengan Pippo?heh..nggak salah? Sepertinya Marcello Lippi telah berganti nama.

Gama juga menyisipkan sejarah dan budaya dari tempat yang dikunjunginya sehingga buku ini merupakan cerita yang lumayan berbobot. Istilahnya, kita belajar sejarah dengan cara yang menyenangkan! Mengunjungi suatu tempat, bukanlah hanya mengagumi keindahannya, namun juga berusaha menyelami sejarah, peradaban serta budayanya. Itulah jawaban dari petualangan dalam sebuah usaha percarian sebuah pembelajaran hidup.

Hmm..jujur saja, setelah membaca buku ini, aku yang hanya tiga bulan mencelupkan kehidupan di Perugia, Italia merasa masih banyak tempat-tempat yang belum kukunjungi karena sepertinya setiap sudut Italia menawarkan pesonanya yang siap merebut hati siapa saja.

Saat pertama kali selesai membaca buku ini, hatiku langsung memilih bagian terakhir sebagai bagian dari buku ini yang paling berkesan. “all good things must come to an end, begitu label yang dikemukakan Gama. Ah, masa siy?awalnya agak ragu, karena di bagian lain menyuguhkan berbagai cerita pertualangan di berbagai kota-kota Italia yang begitu menarik. Namun setelah empat kali membacanya, hmm..ternyata hatiku tetap memilih bagian terakhir sebagai bagian yang paling menyentuh hati. Tentu saja bukan hanya karena setting critanya yang begitu mirip dengan pengalamanku saat akan meninggalkan Perugia akhir bulan Juni lalu. Gundah gulana dan sejuta perasaan yang bercampuk aduk saat harus meninggalkan Perugia dan Italia yang telah membekaskan berbagai kisah dalam hidup. Bagian terakhir itu menurutku merupakan intisari dari makna sebuah petualangan. Gama menuangkan perasaannya yang paling mendalam dengan begitu menyentuh hingga mampu menutup cerita petualangannya selama satu tahun di Italia dengan begitu apik. Menurutku, petualangan bukan hanya mengunjungi tempat-tempat indah dan menarik, tapi setelah ia menyelami kehidupan dan menemukan persahabatan di Italia, hatinya terpaut dengan begitu kuat. Hal inilah yang kadang terlupakan oleh para turis yang hanya mendatangi tempat wisata hanya untuk sekedar berfoto dan kemudian memamerkan pada kolega dan sahabat tempat-tempat yang mereka kunjungi. Sebuah petualangan memberikanmu jauh lebih banyak dan dalam dari itu. Tempat yang ada di hatimu bukanlah tempat yang paling indah atau menarik yang pernah engkau kunjungi, tapi tempat yang ada di hatimu adalah tempat yang selalu menghubungkanmu dengan sebuah tali tak terlihat, yang selalu menarikmu untuk kembali suatu saat. Gama menyiratkan betapa ia telah jatuh cinta dengan segala pesona Italia yang telah dicecapinya, dan hal ini tentu saja membawa pembaca untuk ikut merasakan getaran yang sama. ***

Diikutkan dalam sayembara menulis review buku "ciao Italia"terbitan gagas media
Nama : Siwi Pramatama Mars Wijayanti
Jl.Tawangsa 30 RT 01/RW IDesa kedungweru Kec Ayah.Kab. Kebumen. Jawa tengah

Kamis, 07 Agustus 2008

Pro-pilihan hidup

Mau punya pacar atau tidak...menikah secepatnya atau tidak..bekerja atau menjadi ibu rumah tangga? mengapa harus dipermasalahkan?
karena standar-standar sosial? kultur masyarakat? Beh.. jangan-jangan bahkan standar kesuksesan dan keberhasilan seseorang dalam hiduppun telah sadar atau tidak terlabel secara seragam dan telah dianggap umum.
Mengapa aku masih sering menjumpai orang-orang yang terlihat antipati terhadap pilihan hidup seseorang? dan menghakimi sebuah pilihan hidup yang tidak "umum" dalam masyarakat sebagai sesuatu yang aneh.
Menurutku, setiap individu mempunyai hak penuh atas dirinya sendiri, demikian pula pilihan-pilihan yang diambilnya. Egois? entahlah..tapi menurutku, asal masih berjalan di koridor yang tidak merugikan orang lain..it's fine!
Tapi, betapa masih seringnya menjumpai orang yang memandang dunia hanya dengan satu kacamata..kacamatanya sendiri!
Dan pastilah dunia di hadapannya adalah dunia satu sisi yang dilabel sesuai dengan kriteria dan pandangannya sendiri tanpa mau terbuka terhadap ribuan hal yang mungkin terjadi di muka bumi.
Sempit! pernah terpikir begitu menurutku..
Hati-hati dengan kotak di kepalamu!! cukup luaskah untuk menerima dan mengerti berbagai macam perbedaan pandangan?

Rabu, 06 Agustus 2008

il Carnivale di Venezia-Sebuah Hedonisme di Balik Topeng?

Carnival dan venezia seperti dua sisi mata uang yang lekat, membuat identitas venezia sebagai La Serenissima begitu lengkap. Panorama yang begitu memanjakan mata dan merebut hati semua orang hingga impian untuk berlabuh dan menghirup aroma serta merasakan geliat kehidupan venezia mungkin ada di hati setiap orang. Namun bila menengok kembali ke belakang Venezia penuh dengan sederet perjalanan panjang dengan berbagai pembatasan. Hal ini tergambar seperti yang dikatakan Montesquieu pada abad ke-18, seorang filosofer politik prancis yang mengatakan “ My eyes are very pleased by Venice; my heart and mind are not”. Carnival di Venezia pertama kali dikenal pada tahun 1268, namun pemerintah membatasi perkara-perkara termasuk pembatasan memakai maschera selama beberapa periode tahun lamanya terutama pada sekitar 1930an saat Mussolini melarangnya. Sampai pada akhirnya pada 1979, para maschereri dan penduduk Venezia menghidupkan kembali tradisi ini dan memakai topeng pada saat carnival dan acara-acara tertentu.

Melihat sekilas dari segi etimologi, carnivale berarti “farewell to meat”, berasal dari bahasa latin “carnem lavare”, dimana merupakan kesempatan terakhir untuk menikmati daging sebelum Ash Wednesday. Carnival dimulai pada 2 Februari dan berakhir pada Shrove Tuesday (Fat Tuesday atau Martedi Grasso), sehari sebelum Ash Wednesday. Karakteristik utama dari il carnivale di venezia adalah topeng (maschera), dimana pada peserta carnival menikmati benar membawakan peran di balik topeng dan kostum yang dikenakan. Tak ada lagi status sosial, gender, identitas personal serta batas-batas aturan saat seseorang bersembunyi di balik topeng dan menyatu dengan ilusi karakter yang dimainkannya. Yang ada hanya kebebasan berekspresi, menikmati suatu kegembiraan tak terbatas dilengkapi dengan pertunjukan penuh pesona, pagelaran musik, tairan-tairan yang menghanyutkan gelora manusia sampai pada titik puncak. Selama carnival, St Mark square menjadi pusat selebrasi, dimana tempat dengan ballroom nan luas ini menjadi “World’s greatest dinning room”, disinari kerlip-kerlip sinar yang memantul pada air dan kanal-kanal membuat pesona carnival selalu dinantikan oleh penduduk venezia dan tak terkecuali para peloncong yang tersihir magnet il Carnivale di venezia.

Berbagai karakter dengan kostum mewah ataupun terkadang aneh berlalu lalang memadati carnival, sehingga nampak bagaikan teater kehidupan yang begitu menawan. Maschera yang dibuat dengan tehnik papier-mache itu menyembunyikan segala identitas pemakainya dan memberikan kebebasan tak terbatas. Mereka bisa menjadi apa saja, kadang menjadi karakter Commedia dell’arte seperti Harlequin, Pierrot, Arlecchino atau Pulcinella....apa saja..membiarkan imaginasi menguasai pangkal rasa. Sebuah puisi berjudul “Le Tredici Maschere” tentang karakter Commedia dell’arte dalam carnival ditulis apik oleh A. Cuman Pertile. Maschereri menyediakan berbagai jenis maschera seperti the bauta, moreta, gnaga ataupun pantalone serta banyak jenis lainnya yang menawarkan fantasi pada para pemakainya.

Penyamaran di balik topeng, peran penuh imaginasi dilengkapi dengan berbagai hiburan yang mengangkat kesenangan dan kebebasan sebagai pemenang. Inikah hedonisme ala venezia?. Di balik topeng-topeng itu... akankah peran sanggup menepikan sejenak beban hidup? entahlah. Pastinya pesona il Carnivale di Venezia telah merebut hati setiap orang, membuatkan impian pada pada para pelancong di seberang lautan yang menyimpan kuat keinginan bahwa suatu saat..mempunyai kesempatan menikmati ilusi dan fantasi nan apik il Carnivale di Venezia di La Serrenissima.

Buon Carnivale a Tutti!!!
Jogyakarta, 15 Ottobre'06

(terpilih jadi artikel terbaik kelas Italiano I 2006/2007 ^_^)

Yuk segarkan jiwa!!

Awal bulan agustus, alarm cadangan energiku seperti telah memperingatkanku untuk segera mengisi ulang agar tidak defisit. Defisit energi kehidupan, karena belum juga kutemukan komunitas baru tempatku mencerahkan otak. Sementara lingkungan kerja baru dengan auranya yang tidak sehat, iklim kerja yang tidak kondusif telah menguras cadangan energiku. Maka kuputuskan untuk menghabiskan akhir minggu ini untuk jalan-jalan ke jogya sekaligus bertemu kembali dengan sahabat-sahabat. Yah, idealnya manusia dengan pembelajaran ke dalam diri yang telah jauh melangkah, mampu menangguk energi-energi yang bersumber dari dalam. Tapi, namanya saja masih terus dalam tahap pembelajaran, mengais energi dari luar tetap menjadi pilihan dalam mere-charge kembali energi kehidupan yang hampir defisit. Dan bertemu dengan komunitas lingkaran dalam kehidupanku selama ini merupakan langkah yang manjur untuk kembali menyegarkan kehidupan. Sahabat adalah hadiah terbaik untuk diri sendiri.

Hmm..manusia kadang lupa untuk menyempatkan diri untuk menyegarkan kembali kondisi jiwa. Banyak yang tidak lupa mencukupi kebutuhan ragawi , namun kadang lupa untuk meluangkan waktu sejenak guna membangun dan menyegarkan kembali jiwa. Muka yang tak sadar lebih sering berkerut daripada tersenyum, langkah yang tak sadar gontai seiring rutinitas yang menyita sebagian energi kehidupan. Belum lagi pikiran yang tidak sefrekuensi dengan kekinian, bolak balik ke masa lalu dan masa depan. Maka, refreshing di akhir minggu ini layak kuhadiahkan bagi jiwaku yang seperti telah lelah.

Benar saja, senyum, canda, tawa yang tersebar dimana-mana bukan hanya saja membuatku gembira, tapi juga jiwa-jiwaku kembali segar terisi. Ngobrol kesana kemari, crita pengalamanku mencelupkan kehidupan selama tiga bulan di Italia, mendengarkan serunya petualangan mba anik di borneo, dan berceloteh sekedar berbagi cerita. Bertemu lagi dengan widya, teman seperjuanganku di Perugia dan kembali berbagi kisah serta kadang mengenang pengalaman kami yang menakjubkan selama di Itali, menikmati es krim coklat (kyaa..kangen sama gelato-nya Perugia) sambil menerawang pemandangan Jogya dari lantai empat Ambarukmo Plaza.

Manusia, ternyata mempunyai kebutuhan untuk berada dalam suatu komunitas, berbagi hidup, saling mengisi dan mewarnai. Sentuhan-sentuhan jiwa dalam bentuk saling mewarnai hidup merupakan obat mujarab untuk menyingkirkan kelesuan hidup. Yah, jiwa yang selalu sehat, segar dan terisi bukankah akan memancarkan energi kehidupan yang positif. Belumlah rasanya diri yang masih terus belajar ini mampu untuk memancarkan getaran energi positif bagi sekeliling, namun paling tidak dengan menjaga energi kehidupan diri sendiri yang senantiasa dalam keadaan stabil rasanya sudah cukup lumayan.

Pulang dari kota penuh kenangan itu dengan bejana yang hampir penuh lagi, siap kembali dengan rutinitas dan realitas hidup. Yup, jiwa dalam diri manusia harusnya tidak boleh dianaktirikan, pemenuhan kebutuhan jiwa dan raga haruslah sama seimbangnya untuk mencapai suatu keseimbangan personal.

Sudahkah meluangkan waktu untuk menyegarkan jiwa-jiwamu?

K- 3 Agosto ’08 20.30

Selasa, 22 Juli 2008

ISL...heh rusuh lagi!

ISL...heh rusuh lagi!
Sambil menunggu rehat kompetisi eropa yang baru akan dimulai akhir agustus mendatang, lumayanlah menyaksikan ISL (Indonesian Super League) yang disiarkan secara eksklusif di ANTV. ISL merupakan babak baru dari persepakbolaan Indonesia dengan memakai sistem setengah kompetisi, sehingga tidak ada lagi sistem barat dan timur dan tentu saja tidak ada lagi sistem delapan besar. Wah..wah tentu saja aku mengharapkan sebuah sajian yang menarik untuk ditonton. Dari zaman liga perserikatan dan galatama kemudian liga Dunhill, liga Djarum dan entah berapa kali berganti nama, persepakbolaan Indonesia nampaknya masih jalan di tempat dan belum bisa menunjukkan taringnya walaupun cuman di kancah Asia Tenggara. Weh..dari jutaan penduduknya, kok ya nggak bisa membentuk Timnas yang solid??? ckckkck..Ironis.

Minggu lalu, pertandingan klasik Persib Vs Persija di stadion siliwangi Bandung cukup memikat. Menit-menit awal sudah disuguhi aksi mempesona dari Eka Ramdani, yang walaupun dengan tubuh mungilnya mampu menguasai lapangan tengah. "wuih, keren banget gocekannya" tentu saja komentarnya menyesuaikan dengan standar Liga Indonesia hehe..soalnya kalo liat liga-liga internasional siy banyak begitu. Siapa yang tidak terpesona dengan gocekan mautnya cristiano ronaldo, Kaka, Fabregas??? Tapi untuk standar liga di Indonesia, pertandingan itu ckckck.. "Meravigliosa!menakjubkan... Karena dengan gocekan dan tekniknya yang cukup menawan mereka seperti mempertunjukkan sebuah kualitas yang cukup lumayan. Tehnik mengecoh lawan yang diperagakan Zainal arif cukup membuat decak kagum..wah..wah.. Indonesia gitu..sudah bisa begini!

Maklum dari dulu, biasanya nonton pertandingan liga Indonesia yang tidak enak ditonton. Karena laju bola yang tersendat-sendat, banyak bola yang salah umpan (hehhhh...cape deh nontonnya). Tapi pertandingan tersebut jauh dari label "tidak enak ditonton". Lumayan berbangga dengan kemajuan yang dicapai pemain-pemain Indonesia. Namun ternyata, Indonesia..masih tetaplah Indonesia. Argghh..ditengah-tengah jalannya pertandingan yang semakin panas di akhir pertandingan karena si macan kemayoran unggul 3-2, dan sebuah hadiah penalti yang gagal dieksekusi oleh Hilton nampaknya membuat suporter pangeran biru kecewa. Kerusuhan mulai terjadi, dan stadion siliwangi yang dipadati oleh 21 ribu penonton mulai tidak kondunsif dengan membuat keonaran yang memaksa wasit Alil Rinenggo menghentikan pertandingan pada menit ke 86. Ah...lagi-lagi kerusuhan!!!

Belum bisakah para suporter mempunyai jiwa yang besar dengan sportifitasnya menerima apapun hasil pertandingan?. Entah sampai kapan fenomena seperti akan berhenti??.

Kalau situasi seperti terus saja berlangsung, tentu saja akan menghambat kemajuan persepakbolaan nasional.. terus terang, bagiku masih serem untuk menyaksikan secara langsung pertandingan liga Indonesia di stadion secara langsung, alasan keamanan yang belum terjamin itulah penyebab utamanya.

kenyaman menonton harus berganti dengan kekecewaan karena pertandiangan dihentikan. Dan yang lebih parah lagi, setelah menyaksikan berita perusakan serta tindakan anarkis yang dilakukan oleh pendukung persib.

Ckck...Indonesia, kapan wajah persepakbolaan kita akan berubah?

Kamis, 10 Juli 2008

Civita di Bagnoregio- Desa di Negeri Dongeng

Ladang gandum yang tengah menguning menghampar, diselingi dengan pohon-pohon yang berjajar melingkupinya dengan tegap. Lanskap perbukitan menghijau di balik jendela kereta regional trenitalia selalu memenuhi hasrat indera penglihatanku. Serupa gambar-gambar yang ada di kartu pos, majalah travel dan ensiklopedi yang dulu sering aku pandangi dengan kekaguman. Kini, dapat kulihat dengan mataku, fasade rumah-rumah yang masih dibiarkan natural, tanpa berkeinginan untuk nampak modern di tengah tuntutan modernisitas, namun desa-desa di Italia nampak anggun mempertahankan aroma kekunoannya yang klasik yang anggun.Kadang membayangkan bagaimana peradaban mereka di zaman yang lalu, dengan peninggalan bangunan yang menyebar hampir di seluruh tempat. Kastil-kastil yang berdiri dramatis di puncak-puncak bukit, dengan bentuknya yang meruncing menaklukkan langit, tanpa berkesan arogan namun berdiri apik, bertahun-tahun membiarkan para pengagum yang menatapnya dengan mata berbinar.
Lanskap italia yang membuatku selalu jatuh cinta saat memandangnya, kadang terlintas dalam pikiranku, akankah tumbuhan dan tanah italia pun mempunyai cita seni yang tinggi, hingga walaupun tumbuh natural, berselang, seling tak teratur namun keseluruhannya membentuk sebuah pemandangan yang menakjubkan. Ah, aku tidak membual, buktikan saja dan kaupun pasti akan jatuh cinta. Lanskap yang kini kurindukan, ingin kembali melihatnya lagi. Masih banyak hal-hal yang belum kulihat, dan masih banyak cerita-cerita penuh godaan yang membuatku mempunyai mimpi suatu saat ingin kembali lagi.
Civita di bagnoregio, daerah di dekat Orvieto ini tampaknya harus menjadi list utama saat aku kembali (selain Perugia tentunya, tempat pertama yang ingin kembali kukunjungi). Gila, ada tempat sekeren ini!!!! Memang kota ini tidaklah seterkenal milan, venezia atau roma namun keeksotisannya mulai membuat namanya membumbung dengan promosi dari mulut ke mulut. Pertama kali mendengarnya dari Q, temenku yang sering berkelana ke tempat-tempat yang tidak menjadi tujuan wisata orang kebanyakan disaat akhir pekan. Kemudian, dari Yuta, Aki dan Tomoko yang mengunjunginya selepas berkelana ke Orvieto. Civita’ di Bagnoregio, kota di atas bukit dengan jembatan panjang yang menghubungkannya ke kota kecil yang hampir tak berpenghuni itu. Ckkckk...bila berkabut, yang terlihat hanyalah jembatan itu dan kota yang ditujunya di atas bukit, kupikir pemandangan semenakjubkan itu hanya ada di dongeng-dongeng, atau di film animasi saja..

Sebuah film animasi jepang yang berjudul Luparta yang aku tonton bersama teman-teman jepangku menjelang kepulanganku ke tanah air, juga mengambil setting lokasi yang serupa dengan pemandangan yang ditemukan di civita di bagnoreggio. Ah, kota yang masih terlewat dari petualangan yang hanya sekejab di Italia, yang terbatas waktu dan dana tentunya. Tiga bulan rasanya terlalu cepat untuk merambah pesona Italia yang serasa tidak ada habisnya. Tiga bulan yang telah berhasil membuatku semakin jatuh cinta pada negeri itu!

Parpol Berebut Nomor Cantik


Setelah lama dicekoki sajian televisi berbau italiano yang cas cis cus kadang-kadang nggak ngerti (tapi lumayanlah untuk melatih kebiasaan pendengaranku ;)), kini setelah beberapa hari menginjakkan lagi kaki di tanah air, mulai lagi menyaksikan guyonan politik dan berita-berita kondisi negara yang masih saja morat marit. Mulai dari kondisi perkampungan untuk atlit PON yang sangat memprihatinkan sampai dengan berita tentang pengundian nomor urut parpol untuk pemilu 2009 mendatang. Nah, ini lumayan menarik perhatianku. Aku bukan termasuk orang yang maniak dan percaya berlebihan terhadap angka, cuma tetap saja ada angka-angka tertentu yang nyantol untuk dijadikan nomor HP, nomor kamar, dan nomor-nomor yang lain. Tercatat ada beberapa nomor penting seperti nomor 7, 10 dan 22 yang maaf-maaf saja alasannya bukan karena nomor ini ada tuah dibaliknya, namun memang ada alasan yang sarat aroma irasional hehe… (karena nomor itu terpampang di punggung orang-orang yang selalu kunanti untuk berlaga setiap minggunya hehe).

Drama pengundian nomor urut parpolpun ternyata memang budaya Indonesia dimana mereka berebut nomor cantik demi tujuan meraup suara. Nomor cantik dianggap mudah diingat oleh masyarakat, ataupun nomor urut menentukan tata letak dalam kertas suara yang memungkinkan lebih feasible untuk dilihat oleh pemilih. Sedemikian niatnya, hingga dari kubu PKB yang diwakili Yenny wahid dan Muhaimin Iskandar berebut nomor dengan mengambil 2 nomor (walah mbok yo, jangan serakah to), dan alhasil nomor yang akhirnya yang didapat adalah nomor 13, ups angka sial, demikian banyak kepercayaan orang.

Sial betul nomor 13 ini hingga banyak orang begitu menghindarinya. Sementara di Italia, banyak orang yang mempercayai bahwa angka sialnya adalah angka 17.

Namun sebenarnya, akankah para pemilih pada pemilu yang akan datang hanya akan mengingat nomor cantik tanpa memperhatikan sepak terjang parpol yang akan dicoblosnya?. Para pemilih di Indonesia memang terdiri dari beberapa strata, salah satunya adalah traditional voter yang biasanya adalah golongan masyarakat biasa yang tidak terlalu mementingkan urusan politik (nek mbiyen noblos iki ya sesuk noblos iki maneh), ataupun voter yang hanya ikut-ikutan yang lain saja. Mereka beranggapan lha wong mikirin urusan perut saja belum beres apalagi repot-repot mikirin politik yang nantinya hanya ”menghidupi”orang-orang penting itu saja. Ironi. Adanya keacuhan politik yang menggejala di masyarakat terus saja ada. Namun justru keadaan seperti ini menguntungkan sejumlah partai besar yang telah berlumut di kertas suara dari beberapa periode PEMILU bertahun-tahun lalu, dan semakin sulit bagi partai baru untuk meraup suara.

Semoga saja para pemilih kita sudah semakin melek politik, dengan benar-benar menimbang partai apa yang mampu memberikan harapan bagi perbaikan kondisi bangsa (ada gitu??waduh...itulah masalahnya!). Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan semakin cepatnya arus informasi, diharapkan tingkat pandangan politik, sosial dan budaya masyarakat Indonesia semakin membaik. Ya iya, kalo tidak begitu, mau sampai kapan Indonesia menjadi bangsa kelas ecek-ecek yang selalu dipandang sebelah mata??

Minggu, 06 Juli 2008

Loncatan Pikiran Seorang Perempuan (tak biasa)


Kembali menginjakkan tanah air, dan harus menahan hasrat untuk membanding-bandingkan dengan kondisi yang sempat kurasakan di Italia, yup begitulah. Kenapa kondisi di Indonesia begini? Sebenarnya apa yang salah? Entahlah. Hanya berselang berapa hari, akupun siap dengan kehidupan baru, pekerjaan baru. Purwokerto, sebuah kota kecil yang dulu hampir lebih dari empat tahun kutinggali. Namun, kini serasa masih asing saat kujejaki lagi. Aku tidak ingin menjadi ikan besar di kolam yang kecil. Tapi mungkin karena semua permulaan terasa sulit, sepertinya perasaan-perasaan ini normal adanya.
Aku masih mendamba sebuah kehidupan yang berwarna, yang bak roller coster, yang memaksa otakku bekerja keras, membuat hatiku tergoda untuk terbuka dan yang membuat jiwaku merasa penuh. Kejutan-kejutan yang memaksaku untuk belajar bagamaina menghadapi hidup.
Tapi purwokerto terlalu seragam, dan mudah ditebak. Rasa kehampaan dan kebosanan tak bisa kuhindari menyeruak. Bagaimana tidak, setelah 3 bulan hidupku diwarnai dengan kejutan tiap hari, hal-hal baru dan pemandangan yang menakjubkan, kini aku harus terdampar di sebuah kota kecil, sepi dan seragam. Aku baru menyadari betapa aku tidak suka keseragaman, kemandegan, biasa. Aku ingin hidup yang meletup-letup, penuh tantangan, keanekaragaman. Otakku bisa beku di sini. Aku tidak bisa terus menerus pergi ke kampus dan fare niente karena masih dalam masa adaptasi, dan masa ujian bagi para mahasiswa menyebabkan tidak ada yang bisa dilakukan selain mondar mandir nggak jelas, dan ngobrol yang topiknya nggak “aku banget”…argghhh…dunia memang aneh.
Namun, tentu saja bila aku mengeluhkan tentang hal ini, maka tidak sedikit yang mengatakan betapa aku tidak bersyukur. Bukan begitu, aku bersyukur dengan semua berkah yang aku terima, tapi…entahlah, mungkin ada sesuatu yang salah.
Satu-satunya penghiburan adalah internet dimana duniaku bisa melesat-lesat. Bisa ber-email ria dengan sahabat-sahabat jepangku yang masih melanjutkan studi di Universita per stranieri di Perugia, atau chat dengan Q yang masih ngendon di Via Orizzonte, Perugia “wah, aku tadi liat mayat, ihhh ngeri banget, orang bunuh diri, loncat dari jendela!”kisahya berapi-api, Si ratu teater ini nampaknya telah begitu jatuh cinta dengan bumi Perugia dan dunia teater yang telah lama digelutinya, hingga walaupun studi masternya udah kelar, ia tetap betah nongkrong di Perugia. Perugia, memang sulit untuk tidak jatuh cinta padanya….
Dan beginilah hidup, aku harus pintar-pintar memutar otakku agar tidak beku di sini, mencekoki otakku dengan buku-buku (apa aja asal enak dan bergizi buat otak, hati dan jiwa), terus melancipkan pena buat menulis karena aku merasa rohku mengalir di dalam setiap kalimat yang tercipta.
Belum genap seminggu kembali ke Purwokerto, aku ingin menyusun rencana ke depan untuk keluar melongok kembali jendela dunia, tentu saja hal itu baru bisa memungkinkan setelah status CPNSku penuh menjadi PNS. Sampai saat ini aku masih belum menentukan tempat mana aku mau melanjutkan studi. Ada negeri sakura yang menggodaku dengan setumpuk janji-janji manis di antara kami, atau negeri pangeran charles yang sedari dulu melambai-lambai padaku.
Tapi,entahlah…”inilah susahnya jadi perempuan” kalimat itu sempat terlontar dari mulutku. Benar, perempuan Indonesia yang harus dituntut menikah setelah cukup umur, yang harus berpikiran “biasa” dan tidak neko-neko. Aku tidak ingin menjadi perempuan yang biasa. Aku ingin hidup sebagaimana aku memilih bagaimana aku hidup.

Kamis, 03 Juli 2008

Kembali Menapak Bumi

Dering Hpku berbunyi saat bus sulga siap melaju meninggalkan stasiun partigiani menuju airport Fiumicino, Roma. "Si, ci vediamo in Giappone" balasan smsnya yang singkat tapi membuatku tidak bisa menahan air mataku untuk bergulir. Segera akan kutinggalkan tanah itali dan kotaku, Perugia yang telah membawakanku banyak harta karun dalam hidup. Yang akhirnya mampu membuatku menemukan diriku.
Terlalu banyak hal yang berkesan, menyenangkan, membahagiakan, memberikan pelajaran....dan aku harus meninggalkan semua. Rantai-rantai persahabatan yang kini bila kukenang, masih terasa manis. Saat-saat terakhirku di perugia yang membekaskan banyak tapak-tapak indah dalam hidup. Kebersamaan dengan mereka merupakan hal yang menakjubkan untukku, aku selalu bersyukur hidup telah mempertemukan kami. Pertemuan dengan seseorang adalah suatu keajaiban, dari semua manusia yang ada di bumi, Tuhan memilih beberapa orang-orang itu untuk bertemu denganku. Dan aku yakin, akan bisa bertemu lagi dengan mereka suatu saat.
Dan kembali ke Indonesia, bisa kukatakan mengijakkan kaki lagi di bumi. Walaupun hanya 3 bulan meninggalkannya, namun ada rasa berbeda saat menjejakinya lagi. Pulang dari bandara di tengah jalanan yang padat, ribut, tidak teratur. Naik kereta yang masih saja sangat jauh rasanya bila dibandingkan dengan naik kereta regional di itali. Kereta penuh sesak, ribut dengan pedangan asongan yang tak henti-henti menawarkan dagangan, panas menyengat ughhh...nggak enak banget, sempat terpikir demikian, Tapi beginilah Indonesia.
Belum seutuhnya jiwa terkumpul karena hati dan jiwaku mungkin masih 30% tertinggal di Perugia, namun aku harus dihadapkan dengan rutinitas baru, hanya semalam di rumah dan keesokan harinya harus segera masuk kantor yang dulu belum sempat kujejaki (hehe..ngaburrr dulu ke itali), dihadapkan dengan rekan-rekan kerja baru, komunitas baru,ah..cepat sekali...
tapi beginilah hidup, "liburan sudah usai, kembalilah ke realita"pesan yang ditulis Caecil yang masih menggeluti risetnya di treiste, Itali..kyaaa..baru beberapa hari meninggalkan tanah Itali, aku sudah merindukannya hehehe..
I'll back someday!

Jumat, 27 Juni 2008

Siamo L'arcobaleno nel Cielo di Perugia


-- La poesia per tutti i miei amici a Perugia--

Sono blu, dal punto lontanissimo
Ho cercato il rosso, giallo, verde, la viola..
Adesso, ho gia trovato
Incontriamo diventare L'arcobaleno nel cielo di Perugia
Dopo la pioggia
Alla tranquilla sera quando il cielo è calma
Scintilliamo per un breve tempo
Ma luminoso, splendido, straordinario
La nostra amicizia a Perugia come L'arcobaleno
Incontriamo solo per tre mesi
Ma per me, era una cosa meravigliosa
siete entrato nella stanza del mio cuore
Adesso ha gia chiuso, non posso mai trovare le chiave per aprire
Quindi, rimanerete per sempre
Nel mio cuore
In futuro, la vita passerà
Il tempo correrà
e l'ambiente sara diversà
Ma, il cielo sempe mancerà l'arcobaleno
Aspeterà che l'arcobaleno luminosa
Ancora!

-- Grazie per tutti i miei amici a Perugia
Per un dolce e grande amicizia. Tutto che abbiamo passato era una grande esperienza nella mia vita
Non dimencare mai..Ritenerò i vostri sorissi dentro di me...
La gioa..la felicita..l'amicizia..
Grazie e arrivederci.
Ci vediamo un giorno!


Selasa, 24 Juni 2008

When I must Say Good Bye...


"Perche devi tornare a Indonesia (mengapa kamu harus pulang ke Indonesia) ?" pertanyaan itu lagi-lagi ditujukan padaku, glek..sedih menyeruak, tapi begitulah jalan yang harus ditempuh. Non voglio tornare,ma devo tornare (aku tidak ingin pulang-tapi aku harus pulang). Sebenarnya mungkin kata yang lebih tepat adalah " Aku memilih untuk pulang", karena tidak ada yang mengharuskanku untuk pulang, entah itu keluarga, pekerjaan, sahabat, aku pulang karena aku memilih untuk pulang. Ada keluarga yang telah menunggu di sebuah titik di peta nun jauh di sana, ada pekerjaan yang kutinggalkan-dan aku mengambil resiko besar dalam pekerjaanku dengan tetap nekad untuk terbang ke negri sejauh ini, sahabat yang telah menunggu celoteh dan souvenir dariku hehe..ada tali-tali sekuat itu yang membuatku untuk memilih untuk pulang.
Mencelupkan kehidupan selama tiga bulan disini serasa berjalan begitu cepat, dan di sini aku telah membuat tali-tali baru bahkan sebuah jembatan baru yang akan menghubungkan dengan sebuah rencana ke depan berikutnya. Bila aku adalah warna biru, aku telah bertemu dengan merah, jingga, kuning, hijau, nila dan ungu. i miei amici, Siamo l'arcobaleno nel cielo di Perugia. Kami seperti pelangi yang menghiasi langit hanya sesaat, dan kemudian meninggalkan langit yang akan selalu merindukannya. Kami hanya mempunyai kesempatan untuk saling menghiasi hari selama 3 bulan, dan aku akan segera meninggalkan mereka. Mi mancerete molto!

Entah mengapa rasa sentimentil menyeruak dalam hatiku menjelang kepulanganku, ini pertama kalinya aku harus meninggalkan orang-orang yang telah masuk ke dalam hatiku dan aku tahu pasti hanya tersisa sedikit kemungkinan di masa depan untuk bertemu kembali. Ci vediamo nel tempo prima di morire (kita bertemu di saat sebelum kematian)-begitu tertulis di salah satu pesan yang kuterima dari seorang sahabat saat aku meminta kata-kata kenangan dari seluruh teman sekelas di sebuah kertas sebagai kenangan. Awalnya aku tak mengerti apa maksudnya, dan saat kutanyakan mengapa menulis pesan demikian, "Karena kita hanya bertemu sekali seumur hidup, dan mungkin setelah ini kita pernah akan berjumpa lagi". Membaca pesan-pesan yang mereka tinggalkan, dan membaca sebuah surat yang ditunjukkan untukku membuatku sadar bahwa aku benar-benar akan segera pergi. Kadang aku tidak "mau"manyadari kalau waktu yang tersisa tinggal hitungan hari.

Mereka yang telah berbagi kehidupan denganku selama hampir tiga bulan, yang memberikan banyak kebahagiaan, yang menerimaku di atas perbedaan yang dalam, yang menorehkan sejarah besar dalam hidup. I know it's hard to say good bye..tapi hidup akan terus berjalan. Ada langkah-langkah ke depan yang harus ditempuh. Tapi pengalaman dan kenangan selama kehidupanku di Perugia adalah harta karun yang akan kubawa kemanapun langkah tertuju.
Grazie mille i miei amici, siamo sempre amici..siamo L'arcobaleno nel cielo di Perugia (Terima kasih, sahabat..kita akan selalu menjadi sahabat, kita adalah pelangi yang menghiasi langit Perugia).
Ada sebuah pesan yang tertulis di kertas itu ...
" Non dimenticare mai tutto che abbiamo passato il tempo insieme in Italia.
e poi un giorno, ci incrontiamo
Grazie tutto!-"
-- Dont ever forget all the memories that we've through together in Italia. and then we'll meet again someday. Thanks for everthings--
Entah mengapa suatu hari aku yakin akan kembali bertemu dengannya***
Palazzina Lupatelli, martedi 24 Giugno.13.00

Rome-La città etterna (Roma-Kota Abadi-)


Suatu tempat yang ada di hatimu, bukanlah suatu tempat yang paling indah, menarik ataupun paling menakjubkan yang kamu kunjungi..tapi tempat yang ada di hatimu, adalah tempat dimana selalu ada tali tak terlihat antara hatimu dan tempat itu yang selalu membuatmu tak pernah bisa lepas-Roma, 24 Giugno 2008.

Mengunjungi Roma sebagai penjelajahan terakhir sebelum aku harus kembali menjejakkan kaki lagi di tanah air menyisakan suatu pengalaman yang menakjubkan. Memandangi berbagai tempat yang kadang aku kehilangan kata saat harus menggambarkannya, roma terlalu indah untuk sebuah kunjungan, hingga rasanya dua hari tidaklah cukup untuk menjelajahi dan merasakan atmosfer kota yang begitu antik, kuno, artistik hmm meravigliosa!
Kadang membayangkan bagaimana peradaban sebuah kota abadi bernama Roma yang setiap sisi dan sudutnya menyisakan sisa-sisa sebuah peradaban tinggi di masa lampau. Bahkan banyak yang menyebut kota yang berusia lebih dari 2800 tahun ini sebagai Caput Mundi (capital of the world). Kota dimana pernah menjadi pusat kerajaan, republik dan kekaisaran romawi, hingga peninggalan bangunan-bangunan dengan arsitekturnya yang menawan masih tersisa hingga kini. Dan setiap harinya beribu turis mengunjungi kota ini demi melihat langsung sisa-sisa perbadan masa lau yang masih terawat apik dengan dibiarkan memperlihatkan pesona di balik sejarah yang tersimpan di dalamnya.
Kami berempat (plus seorang teman indo dari Barcelona dan Bule belanda asal malang), memulai penjelajahan dengan mengunjungi Vatican, sebuah negara paling kecil di dunia karena luasnya cuma 44 hektar dan terletak di dalam kota Roma (kyaa..bisa menjejakkan kaki di dua negara sekaligus hehe..). Vatican merupakan negara pusat agama katholik dunia, walaupun berbeda keyakinan, tempat ini sudah sering ada dalam kepalaku karena hampir setiap misa Natal aku menyaksikannya di depan televisi karena mengagumi arsitektur bangunannya yang luar biasa plus bisa sekalian belajar bahasa itali ^_^ (percaya atau tidak, dulu aku bahkan menggambar basilica San Pietro plus Piazzanya-tapi jelas hasilnya jauh dari aslinya). Jadi mengunjungi tempat yang dulu aku gambar merupakan pengalaman yang menyenangkan, walaupun harus antri untuk masuk ke dalam basilika tapi setelah ada di dalamnya, decak kagum akan tangan-tangan penuh bakat yang telah mengerahkan kemampuannya untuk membuat fresco (lukisan dinding) serta pahatan yang begitu luar biasa. Seluruh sudut dan sisinya adalah maha karya manusia-manusia yang dianugerahi bakat dan imaginasi hingga terciptalah suatu bangunan yang membuat setiap orang mengaguminya. Botticeli, Bernini, Raphael dan Michaelangelo lah si pembuat mahakarya itu.
Selesai mengunjungi Vatican, kami mulai menjelajahi kota roma. Dimulai dengan Piazza del popolo, tangga spanyol (spanish steps) di Piazza spagna. Menjelang maghrib kami mengunjungi teman-teman sesama Indonesia di Universitas La Sapienza yang mengundang kami makan malam (yipiiee..asyikk), di daerah tepian kota Roma, di appartemen mereka yahh bahkan hampir terasa seperti di Indonesia. Di tambah lagi dengan kunjungan seorang ibu tua yang membawakan kami makanan (terong goreng, terong dan kentang keju -wew- coba ada sambel terasi hehe), ternyata ibu asal indonesia itu sudah 33 tahun tinggal di roma, menikah dengan orang itali dan mungkin akan terus tetap tinggal di Itali.
Menjelang tengah malam, setelah menyaksikan kekalahan belanda dari Rusia di perempat final EURO kami menuju Fontana di Trevi. Ada sebuah mitos yang menarik yang mungkin hampir semua orang tahu, yakni bila melempar koin ke fontana di trevi maka suatu saat akan kembali ke Roma. Cuma untuk lucu-lucuan, aku melempar sebuah koin rupiah (yup..aku kan dari Indonesia!!lagian kalo melempar koin euro kan sayang), Aku yakin akan kembali lagi ke Roma suatu saat!!Spero tornare a Roma un Giorno!
Dan di tengah kilatan cahaya lampu yang menerangi fontana di trevi, aku mengambil air dari fontana di trevi dan memasukkannya ke dalam botol kecil. Yup, setiap orang punya kebiasaan yang aneh..(dan aku...terlalu banyak kebiasaan yang aneh hehe). Aku sudah menyimpan air dari Venezia, air dari fontana di trevi dan udara dari Milan, semoga tidak bermasalah nanti di bandara.
Hari kedua penjelajahan, kami mengunjungi palazzo venezia, foro romano, colloseum, castel dan ponte sant angelo. Semua tempat terlihat begitu mempesona, membuatku serasa ditempatkan dalam suatu peradaban di masa lampau. Dan waktu berlalu begitu cepat, masih banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi, tapi jadwal kereta yang akan membawaku ke Perugia tepat jam 18.12 segera datang. Meninggalkan Roma, kota abadi yang menakjubkan dan suatu saat ingin kukunjungi lagi...walaupun entah kapan. Tapi dalam perjalanan ini aku menyadari bahwa tempat yang ada di hatiku bukanlah tempat yang paling indah, menakjubkan yang kukunjungi tapi tempat dimana ada tali yang membuatku selalu terhubung.
Perugia, memang kalah menakjubkan dari Roma ataupun kota-kota lain yang telah kukunjungi, tapi entah mengapa ada tali yang selalu menghubungkanku dengannya. Ada aroma yang ingin selalu membawaku untuk kembali, suatu magnet yang membawaku pulang saat bepergian. Perugia, yang sebentar lagi kutinggalkan.....
Tapi tetap saja ada yang tertinggal.....

Kamis, 19 Juni 2008

Menjadi Kaum Minoritas


Kadang tidak pernah membayangkan mengalami sebuah keadaan dimana aku harus ditempatkan pada status yang “tidak biasa” karena selama ini dalam kehidupanku diatur oleh alam bawah sadar dimana terpancang skenario hidup yang taat azas dan anti keabnormalan dalam lingkungan sosial. Mungkin hal itu yang kadang membuatku menjadi “makluk yang tidak terlihat”. Tapi menginjakkan di sebuah daratan yang mempunyai kehidupan yang sama sekali berbeda, membuatku merasakan berbagai pengalaman yang sarat dengan pembelajaran. Menjadi seorang muslimah yang berjilbab di sebuah negri bernama Italia, dimana harus selalu siap saat orang memandangku dengan ekspesi yang aneh seakan dalam pikirannya berkata “ hmm..cara berpakaian yang aneh!”
Tidak jarang orang menanyakanku mengapa memakai jilbab disini, aku menyebutnya “il velo-kerudung-“..Mungkin bagi mereka merupakan hal yang baru, tidak biasa dan “aneh”. Dan aku sekarang sudah terbiasa dengan berbagai reaksi yang aku terima, toh kita tidak bisa mengatur reaksi dari luar, tapi kita sepenuhnya bisa mengendalikan respon kita terhadap setiap reaksi. Kadang ada yang memandangku dengan berkerut, bertanya dalam hati, atau ada yang berkata “ e piu comoda quando non usare il velo (menurutku lebih nyaman bila seorang wanita tidak memakai jilbab” begitu kata seorang teman di kelas. Ada juga yang beranggapan memakai jilbab bagi seorang wanita adalah simbol pembatasan kebebasan manusia. Namun ada juga yang berkomentar “Ah..che bella!! Dengan ekspesinya yang memuji. Yah, saat menjadi kaum minoritas, yang memakai apa yang bukan kelayakan bagi mereka membuatku banyak berbenturan dengan berbagai reaksi yang berbeda.
Namun setelah menjalani kehidupanku di tanah Perugia, banyak pekerjaan rumah yang ingin kukerjakan.
Betapa selama ini pemahamanku terhadap apa yang aku yakini adalah sebuah ketaatan pada sebuah textbook yang memang aku yakini kebenarannya, namun belum memaksimalkan kerja otakku untuk berpikir rasional dan logis tentang alasan dan mengapa prinsip-prinsip yang kujalankan itulah yang aku pilih.
Mengapa memakai jilbab? Mengapa tidak boleh minum anggur dan alkohol?Mengapa di larang makan daging babi?Mengapa seorang muslimah tidak boleh menikah dengan laki-laki dengan agama yang berbeda’Mengapa istri harus mengikuti apa kata suami? Mengapa dalam islam dibolehkan seorang laki-laki berpoligami?
Disini, hal yang tidak pas untuk menjawab pertanyaan itu adalah “karena begitu yang tertulis di Al Qur’an”-jawaban standard yang sama sekali harus kuhindari. Karena mereka sama sekali tidak bisa memahami alasan tersebut, kita harus bisa menjelaskan dengan rasional dan logis, dihadapkan pada situasi itulah yang membuatku merasa pengetahuan dan pemahamanku terhadap prinsip yang selama ini kujalani masihlah sedikit.
“Agama mu adalah agama yang penuh dengan larangan, Kamu takut pada Tuhan?”sebuah pertanyaan yang pernah terlontar padaku. Nampaknya bagi mereka islam dipandang sebagai agama yang penuh dengan larangan dan membatasi kebebasan manusia. Tidak boleh ini..tidak boleh itu..bagi mereka kebebasan adalah segalanya. LIBERTA adalah agama bagi mereka, yah..mereka beragama tapi tidak melaksanakannya, mereka hanya percaya pada kemampuan dan keyakinannya pada diri sendiri sehingga apa yang dilakukan dilandaskan pada azas kebebasan. Rasionalitas dan logika ditambah dengan azas kekebasan yang mereka anut membuat mereka sulit untuk memahami konsep islam yang sebenarnya damai dan tidak membelenggu.
Pernah dalam suatu kesempatan, menonton dan membahas film FITNA yang dilarang tayang di Indonesia bersama dengan beberapa orang Itali bukanlah hal yang mudah untukku. Sebuah film kontroversial garapan seorang sutradara belanda yang sengaja menunjukkan muka islam menurut versi-nya yang penuh dengan kekejian membuatku berkerut dan jiwaku memberontak. Sedih menyeruak dalam dada melihat bagaiman citra islam dicorang moreng dengan sebuah pencitraan yang begitu buruk. Stempel kekerasan dan terorisme telah terlanjur mengurat akar dalam pendangan mereka. Bagi mereka Kehidupan gay, seks bebas ataupun sikap hidup bebas ala manusia yang terus saja mengedepankan kebebasan di atas segalanya adalah hak azasi setiap manusia. Andai bahasa italiaku sudah bagus..kadang berpikir begitu, karena penjelasanku pada mereka terbentur kendala bahasa yang membuatku tidak leluasa mengutarakan pemikiranku.

Menjadi kaum minoritas, memberikanku banyak pembelajaran, bahkan penyadaran diri. Andai aku dilahirkan menjadi seorang katholik, hindu, atau budha? apakah aku akan menemukan islam?--dihadapkan pada sebuah pertanyaan itu aku merasa sangat beruntung. Menjadi kaum minoritas, menjadi orang yang bukan kebanyakan..melakukan hal yang tidak lazim dalam lingkungan dimana kujejakkan kaki adalah sebuah tahapan yang penuh dengan naik turunnya keimanan tapi disitulah aku menemukan jawaban-jawaban Tuhan.

Rabu, 18 Juni 2008

Co' yang tidak bisa dijadikan Suami





"Guardi, lui e molto carino!"(liat...dia ganteng banget)"tiba-tiba lenganku dicolek sahabatku saat baru beberapa saat duduk untuk menyaksikan concerto degli studenti stranieri dimana, 4 orang temanku berpartisipasi mengisi acara tersebut. Penasaran dengan komentarnya, pandanganku mencari ke arah yang ditunjuknya, Ah... ternyata matanya tengah mengkap tebaran pesona sang musisi jepang. Ia berdiri di samping bagian depan aula Magna Palazzo Gallengga dengan penampilannya yang kasual dan muka eksotis khas Giapponese, badannya terus bergerak seiring musik yang tengah dimainkan. Hmm..bukan tipikal lelaki jepang yang biasanya kaku, serius dan tidak ekspresif, ia tampak begitu menikmati setiap alunan nada yang dimainkan dan dengan begitu ekspresif mengikutinya dengan gerakan-gerakannya yang impresif, yup memang perpaduan yang menarik, pantas saja kalau sahabatku ini langsung sedikit "nancep"padanya hehe.

Ia serta merta menyuruhku untuk menanyakan identitas si co' jepang itu pada teman-teman jepangku yang duduk di barisan depanku.

"Sanche Nakajima" Begitu jawab Tomoko. Ah...Sanche. Dan saat gilirannya tampil dengan band jepangnya, hmm memang benar-benar memikat. Dengan gayanya yang bak musisi kelas atas, begitu lincahnya jari-jari tangannya memainkan senar gitar, ditambah lagi vokalnya yang terdengar dalam dan jernih. " Wah..tipikal anak band banget"hmmm begitu komentar sahabatku ini yang nampaknya tak bisa melepaskan pandangan dari si co' sunche ini.

Konser malam itu memang begitu menghibur, dengan tampilnya keempat temanku yang memainkan beberapa buah lagu.Ditambah lagi dengan beberapa penampilan dari beberapa negara lainnya, dan ditutup dengan penampilan musik latin ala argentina yang menghentak aula magna dengan iramanya yang rancak. Tapi, Sanche nakajima tetaplah la stella del concerto di konser malam itu (yup, setidaknya bagi beberapa orang hehe-tidak bagiku yang memang bukan tipikal^_^).

" Tapi, co' seperti itu bukan co' yang bisa dijadikan suami!" cetus sahabatku itu sambil tangannya terus sibuk mencuci piring, seusai makan siang dengan menu pasta dengan tuna.

Wew..aku tergelak sejenak.Che interressante! menarik..penyataan itu sering mampir di kepalaku, namun tidak pernah tercetus. Co' yang tidak bisa dijadikan suami?Mengapa? apakah karena hanya enak dilihat..dan tipikal co'populer seperti itu adalah co' flamboyan dengan mentalitas don juan?Wew nampaknya terlalu dangkal dan dini untuk mengatakan demikian. Hmm..aku teringat dengan sebuah kalimat menarik yang memaksaku untuk merasa tersentil dalam sebuah film yang dibintangi Cameron Diaz dan Jude law, The Holiday (l'amore e non va in vacanza). " Mengapa aku selalu tertarik dengan seseorang yang aku tau pasti orang itu bukan orang yang tepat untukku?" begitu kalimatnya. Mungkin memang hati tak pernah punya kuasa menolak untuk menjatuhkan cinta pada siapapun itu, tapi ternyata manusia tidak cukup dengan hanya setuju dengan pilihan hati, tapi rasionalitas kepala.



Selasa, 17 Juni 2008

Sukiyaki..hmmm Buonissimo!


"Campai (baca:Kampai)!!!!" kami serempak bersulang menyatukan sisi gelas kami masing.masing. Begitulah istilah bersulang dalam bahasa jepang. Kalo di Italia, salute atau cincin istilahnya..kalo di Indonesia???hmm apa ya..toss..atau entahlah, jarang sekali melakukannya di Indonesia.Ah..rasa kebersamaan menyeruak dalam hatiku, di meja yang sama duduk manusia-manusia dari berbagai bangsa, dengan budaya yang berbeda. Makan malam minggu ini adalah menu masakan jepang...SUKIYAKI. Seumur-umur belum pernah merasakan kelezatan masakan jepang yang menurut ensklopedi berasal dari kata daging sapi yang dipanggang (bahasa Jepang: yaki) di atas cangkul besi tebal yang disebut suki.
Menurut sejarah, Sebelum restorasi Meiji, orang Jepang tidak pernah memakan daging sapi mematuhi larangan agama budhha yang melarang konsumsi hewan berkaki empat dan hewan yang digunakan untuk pertanian. Tapi sekarang, orang jepang sudah terbiasa untuk makan daging, dan juga biasa menggunakan daging babi untuk membuat sukiyaki. Koki kami hari itu adalah Yuko dibantu Eri, Tomoko, Aki dan Yuta yang datang duluan ke rumah Daniel untuk memasak. Aku dan Manami datang menjelang jam 8, pastinya karena aku menunggu selesainya partai Italia-Rumania yang berkesudahan imbang 1-1 che brutto risultato per Italia!.
"Questo tutto e maiale!!"(semua dagingnya daging babi lho...) ujar Daniel saat melihatku mengamati Yuko yang tengah merebus daging dengan kecap jepang dan gula. Bleepp..waduw, daging babi??blaik..menu hari ini hanya menu tunggal Sukiyaki, trus aku makan apa dong??ya sudah tidak apa, yang penting ikut ngumpul.
Yuzuke dan Sohei akhirnya datang karena merekapun baru usai menonton EURO, mereka tifosi berat Italia. "non ti preoccupare, Itali vincera' contro Francia!! (jangan khawatir, di pertandingan terakhir Italia akan menang lawan Prancis!" begitu ujar mereka dengan bersemangat.
"Come?ti piace? (bagaimana, kamu suka?)"tanya Yuko sambil memasukan tofu, fungi/jamur dan wortel ke dalam panci setelah dagingnya empuk. Wah..aku bingung menjawabnya.
"hmm Si, sembra molto buono, ma non mangio! non mangio maiale!"(keliatannnya siy enak, tapi aku nggak makan, soalnya aku nggak makan daging babi)"jelasku.
"No, siwi..questo e vitello! (Bukan, siwi.ini daging sapi)"jawab Yuko yang dibenarkan oleh Eri.
"Davvero?credo che sia maiale perche Daniel ha detto che questo e maiale" (benarkah? aku pikir ini daging babi soalnya Daniel tadi bilang begitu).aku agak tak percaya.
"Non ti preoccupare, veramente questo e vitelllo, daniel ha scherzo!"tambah Yuzuke meyakinkan. Kyaaa..aku dibohongin..dasar!! Ughh daniel dengan senyum kemenangan karena berhasil mengerjaiku. Ah, mereka baik sekali rela mengganti daging babi dengan daging sapi biar aku bisa ikutan makan sukiyaki.
Akhirnya sukiyaki yang telah masak terhidang di meja, dilengkapi dengan nasi putih. Biasanya dimakan dengan telur mentah yang dikocok lalu disiram dengan sukiyaki, tapi aku tidak terbiasa makan telur mentah, jadi aku hanya menuangkan saus dan daging sukyaki di atas nasi putih. Dan yummmyyy..Buonissimo!enak..dagingnya yang empuk dengan rasa manis gurihnya, wah benar-benar enak. Setelah Sukiyaki, YUko juga menyiapkan zup jepang, yang saat pertama kali mencicipinya agak aneh di lidah karena ada rasa asam tapi lama-lama enak juga hehe..
Bleep..lampu tiba-tiba mati dan kyaaa..dengan piring berisi torta coklat dan lilin Daniel keluar dengan mengatakan "Buon Compleanno, Yuko!"hmmm..kejutan buat Yuko yang berulang tahun. "Tanti auguri a te..tanti auguri ate..tanti auguri..tanti auguri..tanti auguri ate"Kami kompak menyanyikan lagu ulang tahun versi italia itu untuk Yuko..dan wusshh..Yuko meniup lilinnya dan segera memotong torta coklat untuk kami nikmati bersama.
Dan eit..makan malam bersama belum selesai, kini giliranku membagikan manisan buah segar cincang dengan sirup manis..ahhh pienissima!kenyang banget. Grazie mille buat daniel yang telah mengundang kami makan malam, dan mebayar semua belanjaan untuk masak sukiyaki, wah jarang-jarang bisa makan sespesial ini di Itali yang semuanya mahal. Bagi Daniel, yang kini tengah menikmati masa pensiunnya dari sebuah perusahaan asuransi di swiss mungkin tidak seberapa mengeluarkan uang sebanyak itu, tapi bagi kami..hmm tentu saja banyak hehe..
Dengan perut penuh dan gurat kebahagiaan, kami pamit pulang. Mungkin ini adalah makan malam bersama yang terakhir karena akhir bulan Daniel harus pulang ke Swiss karena istrinya juga bekerja di sana, Tomoko harus kembali ke jepang, dan aku harus menjejakkan lagi ke bumi indonesia. Dengan hadiah sumpit jepang di tanganku aku melambaikan tangan pada sahabat-sahabatku saat mengantarkanku sampai ke depan pintu rumah.ah...hanya tinggal 2 minggu lagi bisa menikmati kebersamaan ini, pikirku sambil melihat punggung-punggung mereka yang beranjak pergi meninggalkanku.

Grazie mille i miei amici..grazie per un dolce amicizia